33

1 1 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

.

_____

"Sekarang giliran Lo cerita Ola" suruh virlin.

Viola nampak terdiam sesaat setelah itu menarik nafasnya dalam namun singkat.

"Gua sebenarnya anak angkat dari keluarga Zein" ucapnya sedikit sendu.

"Apa?" Virlin sontak kaget dan tak percaya dengan ucapan sahabatnya, namun langsung di hadiahkan tatapan nyalang milik sefika, sehingga membuat virlin kicep.

"Hehe lanjut la" cengirnya tanpa merasa bersalah.

"Gua emang anak angkat dari keluarga Zein, mereka ngedopsi gua di umur gua 5 tahun, padahal saat itu gua masih punya Abang kandung, tapi karena di adopsi, gua kehilangan Abang gua, satu-satunya keluarga yang gua punya. Karena saat gua balik lagi ke panti itu, Abang gua ternyata juga udah di adopsi, setelah gua tau informasi itu, gua gak pernah lagi mau ke panti itu, gua sempat marah sama diri gua sendiri, tapi setelah itu gua sadar, disini itu semuanya udah takdir. Takdir dimana orang tua gua meninggal karena kecelakaan, lalu gua tinggal di panti, dan tuhan juga misahin gua sama Abang gua"

Ayla, sefika dan virlin fokus mendengarkan cerita dari viola, namun ada yang menjanggal di hati Ayla sedikit, sepertinya mirip cerita zakara bukan?

"Ehmm, kalau gua boleh tau, Abang Lo namanya siapa dan umur berapa kira-kira?"

"Namanya Zakara, Zakara Grezio Mahendra, umurnya 23 tahun kira-kira"

Ayla nampak sedikit berpikir, nama depan mereka sama, dan marganya juga sama-sama, apa mungkin benar viola adalah adik kandung zakara.

"Kalau gua boleh tau, nama Lo yang dulu apa?" Sepertinya Ayla benar-benar ingin menyatukan dua kakak beradik yang masih ia perkirakan itu.

"Viola grezia Mahendra, emang kenapa Ayla?" Tanya viola bingung, jujur saja orang tua angkat viola yang sekarang tak pernah menutupi identitas asli gadis itu, mereka menyayangi viola seperti anak kandung mereka sendiri, jadi viola berhak tau apapun bukan?

Ayla tersenyum tulus, benar tebakannya, zakara adalah Abang kandung viola, ia harus segera menyatukan dua manusia itu, tapi? Kenapa Ayla sedikit tidak rela.

Ayla menepis jauh-jauh pikirannya, ia tak boleh egois, viola adalah sahabatnya, ia juga berhak mendapatkan kasih sayang dari zakara yang baru di rasakan oleh Ayla bukan?.

"Gapapa, gua mau ngajak lo kerumah gua ntar malem gimana? Ada yang mau gua omongin" titah Ayla dengan raut wajah serius.

"Okeh deh" jawab viola seadanya, ia juga kepo apa yang mau di omongin oleh gadis itu.

"Gua gak di ajak?" Virlin cemberut, sambil memonyongkan bibirnya.

Tentu saja.

LUKA LIKU AYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang