34

1 1 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

.

_______


Zakara masuk kedalam salah satu cafe ternama di jakarta, karena sahabatnya meminta bertemu.

Ia mengedarkan pandangan ke setiap sudut hingga matanya menangkap 2 cowok yang sedang bercanda ria.

Zakara mendekati kedua cowok itu.

"Wei bro" sapanya lalu mereka bersalaman ala pria.

"Tumben gak ngaret ni anak" cibir cowok yang satunya.

"Ngaret salah, cepet salah, serba salah gua sama kalian" dengus zakara kesal lalu menduduki bokongnya di salah satu kursi kosong.

Sedangkan kedua cowok itu hanya tertawa renyah mendengar celotehan zakara.

"Ngapain ngajak ketemu?" Tanya zakara Tho The Point.

"Buset! Emang kalo ngajak ketemu harus ngatur waktu dulu bre?" Tanya cowok 1.

"Sok sibuk ky, aslinya mah rebahan doang di ketek maminya" cibir cowok 2.

Keduanya tertawa terpingkal-pingkal, sedangkan zakara menatap tanpa ekspresi dua cowok itu.

"Ehem.. okey-okey serius" ucap cowok 1 menetralkan tawanya.

"Yaudah ayo" seru zakara ketus.

"Mau di seriusin tu anak ky" lagi-lagi cowok 2 melontarkan candaan, namun bukannya mereka tertawa-tawa, ia malah di hadiahkan tatapan dingin dari zakara dan cowok 1.

"Hehe yaudah lanjut-lanjut" suruh cowok 2.

"Lanjut ky"titah zakara menyuruh roky- ya, yang mengajak zakara untuk bertemu adalah roky dan Rey.

"Gua denger dari Rey, adek gua ada sama Lo?" Tanya roky dengan nada dan tampang serius.

"Cewek ky, bukan adek" ledek Rey dan ingin tertawa dengan candaan recehnya namun langsung di hadiahkan tatapan tajam milik roky.

Zakara menautkan kedua alisnya bingung, bukannya roky tidak mempunyai adek? Dari SMP mereka berteman bahkan zakara sering nongky dirumah roky, ia mengetahui bahwa roky tidak mempunyai adek.

"Adek?" Beonya bingung.

"Udah gua bilang, ceweknya itu" sepertinya Rey memang ingin mendapatkan amukan dari roky.

"Lo diam atau mulut Lo gua jait" ancam roky, Rey mengangkat jari tengah dan telunjuknya, peacs!

"Ayla! Ayla sama Lo kan?" Tanya roky, ia berharap bahwa zakara akan mengatakan iya, dan membuat dirinya sedikit lega, dan bisa melancarkan misinya bersama Rey.

"Ayla? Ayla? Ehmm ay?Haaa! Tu bocah dodol Adek Lo?" Zakara mengingat-ingat siapa Ayla seperti kebingungan dan ia mengingat Ayla itu adek angkatnya bukan?

"Bocah dodol?" Roky menaiki sebelah alisnya.

Zakara terkekeh, iya lupa bahwa itu adalah panggilan sayangnya untuk Ayla.

"Iyah, Ayla kan? Dia anak angkat bunda gua yang baru" jelas zakara.

Roky menghembuskan nafas lega, Rey juga sedikit lega, yang penting Ayla tidak dalam bahaya, jadi keputusannya kemarin tidak salah.

LUKA LIKU AYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang