21

2 1 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

.

_______

Ayla dan sefika berjalan santai kedalam kelas, hari ini seperti biasa Ayla di paksa ikut untuk berangkat bersama sefika, kali ini Ayla hanya menurut karena tidak mau merusak mod gadis itu, yang sepertinya cukup baik.

Setelah menyusuri koridor yang yang cukup jauh, akhirnya mereka sampai di kelas 12 MIPA 7, Ayla dan sefika duduk anteng di kursi mereka masing-masing.

Ayla membuka bekal yang ia bawa dari rumah, Yap!sefika lah yang sudah memasakan ia bekal hari ini, ternyata walaupun wajah gadis itu dingin, dia sangat pintar memasak.

Ayla melahap nasi goreng buatan sefika, aaa tidak bisa di artikan rasanya!, sangat enak, apalagi Ayla sudah lama tidak merasakan makanan rumahan.

"Biasa aja makannya, gak ada yang mintak!" Ucap sefika yang sedari tadi menatap Ayla melahap nasi goreng buatannya itu.

Ayla melirik sefika.

"Enak banget, Lo hari-hari harus masakin gua!, kenapa Lo gak buka resto aja bjir, enak gini masakan Lo" jawab Ayla dengan mata berbinar-binar.

Sefika menonyor kepala sahabatnya itu, sedeng mungkin, berlebihan sekali memuji masakan sefika yang menurutnya biasa saja.

"Biasa aja mujinya"

Ayla menatap sinis ke arah sefika lalu melanjutkan makannya yang tertunda.

Entahlah setelah kejadian kemarin, sifat kutup dua dari gadis itu mulai mencair, sefika yang sedikit membuka diri dan mulai hangat kepada Ayla, dan Ayla juga menunjukan sifat kasih sayangnya terhadap gadis itu.

"Buset, tumbenan Lo bawa bekal!" Tanya virlin yang baru sampai, heran melihat Ayla tumben sekali gadis itu membawa bekal dari rumah.

"Syirik Lo?" Tanya Ayla sinis.

"Kagak lah bego, gua juga bawa, tapi tumben Lo bawa bekal, emang Lo bisa masak?" Virlin bertanya-tanya pasalnya yang ia tau, sahabatnya yang satu ini tidak bisa memasak sedikitpun, pernah ada praktek masak di sekolah, Ayla malah membuat masakan yang sangat absuard dan tidak bisa diterima di mulut.

"Gua yang buatin buat Ayla" akhirnya sefika bersuara dengan sedikit senyum diwajah gadis itu, ingat hanya sedikit!.

"Lah?, tumben si kutup?" Lagi-lagi virlin dibuat heran oleh sahabatnya, tidak biasanya gadis itu seperti ini.

Viola yang melihat virlin cengo, ia menarik virlin untuk duduk di barisan depan setelah Ayla dan sefika, masih dengan tampang cengo terheran-heran gadis itu menatap lekat sefika.

"Biasa aja natapnya!" Sinis sefika.

Dan lagi-lagi virlin menatap tak percaya, es kutup sudah bisa berekspresi sekarang?, tidak dengan tampang datarnya wow! Menjing.

"Ayla, teman Lo kenapa?, kesambet?" Tanyanya heran.

"Kesambet kemarin" jawab Ayla asal di akhiri dengan kekehan ketika mendapati tatapan tajam dari sefika.

"Gua butuh penjelasan!" Ucap virlin.

Ayla menghembuskan nafasnya dalam lalu melirik sedikit ke arah sefika, sefika hanya mengangguk pertanda ia setuju untuk Ayla menjelaskan kepada virlin.

LUKA LIKU AYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang