55 (END)

1 0 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

__________

2 hari kemudian.

Ayla benar-benar dibuat sangat terpukul dan kehilangan, dirinya bahkan tak keluar kamar selama dua hari. Dirinya mengunci kamarnya, bahkan gadis itu tak makan ataupun hanya sekedar minum.

Gadis itu benar-benar terpuruk, dirinya hanya bisa menangis, menyalahkan dirinya, dan menangis lagi.

Bersusah payah, Jesika, Andreas bahkan zakara membujuk gadis itu, namun tak kunjung memunculkan batang hidungnya untuk keluar kamar.

Tentu membuat mereka khawatir akan kondisi Ayla, mereka takut Ayla akan kenapa-kenapa, tapi gadis itu selalu menjawab 'gak papa'.

Seperti sekarang, padahal zakara sudah memanggil-manggil Ayla dari tadi di depan pintu kamar gadis itu, namun gadis itu malah diam saja, tak ada sahutan dari gadis itu. Membuat zakara hanya bisa menghela nafas dalam, dia kembali turun menuju ruang makan, dimana bunda dan ayah nya berada.

Jesika menatap sendu ke arah napan yang berisi makanan itu di bawa kembali oleh zakara, padahal dirinya berharap Ayla akan mau makan setelah dirinya sedikit tenang, namun nihil. Jangan kan untuk makan, untuk keluar kamar saja enggan.

"Kapan Ayla mau keluar kamar? Dia juga harus makan." Jesika menatap suaminya-andreas dengan mata sendu, ia benar-benar merasa sakit jika putrinya seperti ini.

"Sabar Bun, mungkin Ayla masih butuh waktu." Balas Andreas, ia memberikan senyum kepada istrinya itu, tak lupa mengelus pelan tangan Jesika, agar wanita itu sedikit tenang.

"Apa ayah sudah menemukan pelakunya?" Zakara bertanya setelah dirinya duduk di hadapan Jesika.

Andreas mengangguk, dirinya memperlihatkan tab nya yang berisi berita 'penangkapan Alex Sanjaya yang sudah di ringkus polisi di peesembunyiannya, setelah melakukan berbagai kejahatan hingga melakukan tabrak lari pada putra laki-laki dari gabriel'

Sungguh zakara tak habis fikir dengan dendam yang di lakukan oleh keluarga Sanjaya, padahal mereka yang salah tapi mereka juga yang merasa menjadi korban.

Tidak usah bertanya kenapa polisi sangat mudah menangkap Alex beserta anak buahnya, bahkan polisi menangkap semua komplotan Alex. Tentu saja Andreas sudah mengerahkan semua orang kepercayaannya, tak tanggung-tanggung, Roky juga ikut andil membantu menurunkan beberapa orang kepercayaannya.

Dan hasilnya tak sia-sia, Alex beserta komplotannya sudah berada di balik sel. Namun sel Alex lebih di ketatkan, karena mereka tau seberapa licik pak tua itu.

"Pak tua itu, sepertinya aku harus turun tangan, untuk membunuhnya?." Zakara benar-benar dibuat geram, dia sangat marah. Karena pak tua itu adiknya menjadi seperti ini.

Andreas memegang kedua bahu zakara, ia menggeleng.

"Tak perlu, biarkan hukum berjalan dengan semestinya. Biarkan mereka orang kepercayaan ayah yang akan menyiksa pak tua itu, hingga menghembuskan nafas terakhirnya!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUKA LIKU AYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang