Tak terasa sudah sebulan Cassia menjadi Casphia dan sudah beradaptasi dengan sangat baik. Mungkin kekurangannya cuma satu, yaitu sikapnya sangat berbeda dengan Casphia asli.
Bila Casphia dulu lebih friendly, maka Casphia sekarang justru memanfaatkan wajah judesnya. Cassia itu introvert dan tidak bisa diubah begitu saja dalam semalam ditambah ia tak suka dengan keramaian, kecuali hal penting menyangkut masa depan dirinya seperti saat ini.
"Casphia! Sini-sini!" panggil Giselle ketika mendapati sahabatnya sudah datang di taman fakultas FEB.
Casphia terpaksa datang. Alasannya cuma satu.
"Nah, ini modelnya udah dateng!" kata Giselle begitu Casphia datang dengan ekspresi datar serta mood buruknya.
Yap, benar. Casphia memutuskan untuk mengambil part-time demi kelangsungan hidupnya. Karena ia tidak punya pengalaman bekerja, maka pekerjaan yang cocok baginya mungkin menjadi model. Itupun atas saran kedua temannya.
"Lo yakin temen lo gapapa kerja bareng gue?" tanyanya merasa ragu.
"Cas, please? Lo baikan dulu sama Hector karena gue gak tau di mana lagi tempat buat cariin lo kerjaan yang aman," pinta Giselle.
Hector. Nama pria itu tidak asing di telinga Casphia, seperti ia pernah mendengarnya. Omong-omong Casphia asli ada masalah apa dengan Hector sampai Giselle memohon kepadanya seperti itu?
"Katanya lo butuh uang, kan? Terima aja, Cas. Walaupun Hector kayak begini, gue juga percaya dia," timpal Agnes ikut membujuknya.
"Maksud lo apaan kayak begini?" sahut Hector tak terima.
"Apa? Emang gue salah ngomong?" sewot Agnes. "Lo kan cowok paling nyebelin sekampus!"
"Temen lo yang mulai," balasnya tak terima.
"Kok salah Casphia, sih?" Agnes membela Casphia, sedangkan Casphia justru diam sebab tak paham inti masalahnya di mana.
"Kalau dipikir emang iya salah Casphia, Nes. Casphia duluan yang nargetin Hector buat jadiin koleksinya. Lo tau kan spek koleksi cowok Casphia kayak apa? Nah, semua di Hector ada," jelas Giselle tanpa merasa bersalah.
Casphia sendiri sudah mendengus ketika mendengar alasan kenapa Casphia asli tidak akur dengan Hector dan Agnes menyikut perut Giselle pelan.
"Lo gimana, sih, Gis? Kok malah Hector yang dibela bukan sahabat lo?"
Kekehan Hector terdengar. "Bagus, Gis. Lo harus bisa bedain mana yang bener sama salah. Pacar lo keren juga, Ric."
Eric membalas pujian Hector dengan memutar bola matanya malas.
"Gimana? Jadi gak? Atau gue cari model lain?" tanya Hector memastikan kembali.
"Emangnya lo bisa dapet model sesuai kriteria lo?" sinis Agnes seraya bersedekap dada. "Selama ini lo cari model, tapi yang pas cuma Casphia, kan? Kalau emang butuh bilang aja, gak usah gengsi!"
"Lo pikir gue gak bisa cari orang lain selain temen lo?"
"Iya! Dari awal lo sama Casphia jadi model, sampe sekarang gak ada tuh postingan foto lagi di Isntagram lo. Pasti lo cuma benci Casphia yang centil ke lo, kan? Tenang aja, sih. Casphia sekarang udah beda!"
"Gak ada bedanya," kata Hector melirik Casphia yang sekarang justru bersandar pada pohon menatap sekumpulan mahasiswa berlalu-lalang di taman menatap penuh keingintahuan pada kumpulannya.
"Ish, beda! Makanya jadiin Casphia model!" debat Agnes tak mau kalah sampai Giselle dan Eric sibuk sendiri, mengabaikan Hector dan Agnes yang berdebat perihal Casphia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introverts to Extroverts
Teen FictionCassia adalah gadis pendiam dengan trauma masa lalu yang membuatnya sulit mempercayai orang. Namun, hidupnya berubah saat ia tiba-tiba terbangun di dunia yang asing. Bukan ruang kelas sekolah barunya, melainkan ruang kelas perkuliahan yang sama sek...
