xxxiv. interview

541 53 0
                                    

Disclaimer: Kejadian ini cuma ada di imajinasiku setelah aku riset beberapa hal tentang interview agensi model dan beberapa ada yang sesuai, ada yang gak juga. Jadi aku minta maaf kalau emang ada hal yang bener-bener melenceng dari interview sebenernya karena aku sendiri pun belum pernah mengalami sama sekali.

♡♡♡

Hari berganti begitu cepat hingga tiba hari yang dinantikan oleh Casphia, hari di mana ia akan menjalani wawancara untuk menjadi model sesungguhnya.

Sesuai instruksi dalam balasan email, Casphia harus membawa sepatu hak tinggi beserta beberapa pakaian yang sesuai dengan dua tema yang ia pilih dalam portofolionya. Ia tampil rapi dengan mengenakan crop top, celana jeans, dan sepatu flat. Riasannya tipis; ia khawatir jika terlalu tebal akan mengurangi penilaian saat wawancara nanti.

Hari ini adalah weekdays dan Casphia terpaksa menitipkan absen pada kedua temannya. Baginya, bolos sehari bukanlah kerugian besar jika ini demi masa depannya.

"Kenapa? Mau minta restu atau doa gue?" ucap suara di seberang ketika Casphia sedang berada di taksi menuju gedung LaVida Models, tepat setelah kekasihnya membaca pesannya.

"Gak butuh," desis Casphia sambil memutar bola matanya.

"Kalau gak lolos, jangan salahin gue," balasnya bersandar di kursi kebesarannya, memilih untuk rehat sejenak. Sangat jarang Casphia yang menelepon lebih dulu.

"Salah lo, karena cewek selalu bener," kata Casphia tak mau kalah membuat Hector mendengkus geli.

"Darimana lo belajar gitu?" Hector memijat pelipisnya. "Udah gue bilang, saring kata-kata sesat dari temen lo itu."

"Suka-suka gue."

"Casphia," panggil Hector membuat Casphia berdecak kesal meski Hector tak bisa melihatnya.

"Iya."

"Good luck interview-nya. Gue yakin lo bisa," kata Hector tulus sehingga Casphia tersenyum. Mood buruknya karena lelaki itu, kini berbalik jadi baik karena lelaki yang sama. "Gue tau lo pasti bisa. Lo pacar gue, kan?"

"I am," jawab Casphia membuat Hector tersenyum dan mengepalkan tangan karena perasaan bahagia yang membuncah.

"Sekarang fokus dan lakuin apa yang udah lo latih selama ini."

"Iya. Thanks, Kai."

"Anything for you, Cas."

"Cringe," balas Casphia geli yang diikuti decakan Hector.

"Rusak suasana lo!" Hector langsung memutuskan panggilan itu.

Casphia tersenyum kecil, lalu menarik napas dalam, bersiap menghadapi tantangan untuk mencapai tujuannya.

Casphia berdiri di depan gedung LaVida Models dengan perasaan berdebar-debar. Gedung itu menjulang tinggi dengan desain modern yang memancarkan kemewahan dan prestise dari setiap sisinya. Tampaknya banyak kandidat yang lolos tahap pendaftaran. Terlihat perempuan-perempuan lain dengan gaya serupa turun dari taksi atau berjalan memasuki gedung LaVida Models.

Telapak tangannya berkeringat, rasa gugup kembali menyerang padahal baru saja berkurang. Casphia menarik napas dan menghembuskannya perlahan hingga ritme jantungnya kembali normal.

"Tenang, Cas. You can do it!" bisiknya menenangkan diri sebelum membuka pintu taksi dan melangkah penuh percaya diri memasuki gedung yang sangat ramai itu

Setelah melalui proses registrasi di lobi, ia diberi nomor antrean dan diarahkan ke ruang tunggu bersama kandidat lainnya.

Begitu langkah kakinya memasuki hall agensi tersebut, atmosfer terasa begitu berbeda. Ramai sekali orang yang mengikuti interview di LaVida Models. Casphia terkejut melihat banyaknya orang yang ingin menjadi model; ada yang masih muda, tua, maupun seumuran dengannya.

Introverts to ExtrovertsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang