xv. playground

1K 119 28
                                    

Datang juga hari yang sangat dinantikan oleh Regan, yaitu hari Minggu. Hari di mana ia akhirnya akan berjalan berdua dengan Casphia. Sekali lagi, berdua.

Pakaiannya sudah rapi dan cocok dengan tema kali ini. Parfumnya juga sudah ia pakai sehingga akan aman untuk date kali ini.

Date? Hm, rasanya tidak cocok mengingat Casphia menerima karena ia ingin melampiaskan rasa suntuknya. Jadi, mungkin yang tepat hanyalah bermain.

Ya, bermain bersama Casphia.

"Sorry lama," ucap Casphia setelah siap dengan pakaiannya yang memakai kaos croptop dipadukan celana pendeknya karena cuaca pasti akan sangat panas.

"Gapapa, gue udah duga kalau cewek dandannya lama," kekeh Regan membuat Casphia mendengkus.

"Ayo," ajak Casphia membuat Regan langsung membukakan pintu mobilnya.

"Silahkan, Tuan Putri," katanya tersenyum manis, tetapi Casphia hanya diam saja.

Regan masih bertahan dengan senyumannya dan langsung berjalam cepat menuju kursi pengemudi setelah menutup pintu mobilnya.

"Siap?" tanya Regan memastikan jika Casphia telah memakai sabuk keamanan.

"Oke, meluncur." Regan akhirnya menjalankan mobilnya saat sudah melihat sabuk pengaman yang terpasang apik di tubuh Casphia.

Perjalanan dari rumah Casphia ke Taman Bermain sangat memakan waktu. Sekitar satu hingga dua jam. Itupun jika tidak terkena macet.

"Ada musik kesukaan lo gak?" ucap Regan sebab mereka sudah saling diam sejak 30 menit yang lalu.

"Apa aja gue suka," balas Casphia karena pada dasarnya ia memang suka apa aja.

Karena dari dulu Casphia sudah akrab dengan yang namanya keheningan. Maka dari itu, Casphia tidak terlalu mementingkan apakah lagu itu cocok di telinganya atau tidak.

"Gue puterin playlist kesukaan gue. Kalau lo gak suka, klik aja di sini biar lagunya langsung ganti," jelas Regan diangguki oleh Casphia.

Lagu pun berputar dan Casphia mulai menikmati perjalanan berkat musik yang dihidupkan oleh Regan. Nyatanya plasylist Regan tidak seburuk itu. Dalam artian lagu buruk adalah lagu yang sangat berisik.

"Cas," panggil Regan seraya melirik Casphia yang sudah merespon panggilannya. Bibirnya ia basahi sebab bingung ingin bertanya atau tidak.

Pada akhirnya pun, Regan memilih bertanya sebab ditatap Casphia terus-menerus. "Kenapa mutusin buat berubah? Jujur aja, lo beda banget. Kayak punya dua kepribadian."

Detak jantung Casphia seketika berdegup kencang, tetapi Casphia berusaha untuk tetap tenang. Jawaban apa yang pas dan terbaik khusus kondisi seperti ini? Otaknya mulai dipaksa untuk bekerja.

"Karena gak mungkin lo berubah gitu aja meskipun rumor bilang lo berubah karena udah move on dari mantan lo, tapi emang alesan lo gonta-ganti pacar itu, Cas? Gue cuma tau simpang siur aja, jadi masih ragu," lanjut Regan merasa takut bila Casphia akan membencinya dan itulah yang membuat dirinya melirik Casphia.

"Setengah bener, setengah salah." Casphia memejamkan mata sekilas bersiap melakukan drama. "Alesan gue gonta-ganti cowok emang itu," lirihnya merasa malu seketika.

Bukan perbuatannya, tetapi harus mengakui dengan mulutnya sendiri. Berat sekali.

"Tapi alasan gue berhenti salah. Gue berhenti karena gak selamanya gue main-main terus sampai tua, kan? Ada saatnya gue harus serius ngejalanin hidup. Mungkin main-mainnya cukup tiga tahun aja," jelas Casphia seraya mengigit bibirnya sekilas.

Introverts to ExtrovertsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang