x. mirror

1.8K 173 13
                                    

Idealnya di pagi hari suasana haruslah tenang serta damai sehingga mood tidak cepat turun supaya bisa menjalani keseharian dalam kondisi yang baik.

Namun, harapan hanyalah harapan bila kenyataan jauh dari itu. Casphia menjadi salah satu orang yang tidak beruntung karena kedua temannya pagi-pagi sudah heboh.

"Gimana bisa lo bareng Regan, Cas?"

"Cas! Lo katanya mau berhenti? Kok bisa sama Regan?"

"Cas, ihh! Jawab! Gue penasaran banget. Gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba bareng sama Regan!"

"Bener, tuh!" timpal Agnes ikut bersuara kembali. "Apa lo baper ya sama Regan?"

"Jangan bikin alesan klasik kalau mobil Regan mogok terus kalian ketemu di jalan. Karena gue tau Regan bukan orang ceroboh yang gak cek mobilnya sebelum dipake," jelas Giselle membuat Casphia mendengus sebal.

"Regan dateng ke kafe. As you can see, Regan bawa mobil gue. Mau gak mau gue harus iyain karna mobil gue ada di dia," jelas Casphia seminim mungkin.

"Kan lo bisa aja langsung rebut kuncinya?" heran Agnes diangguki oleh Giselle.

"Jujur aja kenapa, sih? Lo aslinya demen sama Regan, kan? Ngaku gak lo!" kata Giselle menuntut jawaban Casphia.

"Terserah," kesal Casphia malas juga menjelaskan lebih lanjut.

"Aaaa cieee, seorang Casphia ternyata mau berhenti gara-gara baper sama Regan," kekeh Giselle. "Kata gue juga apa. Hati-hati, nanti lo baper sama koleksi cowok lo. Eh, beneran kejadian."

"Ih, nipu gue ya lo! Katanya gak baper, terus sekarang baper. Emang kalau sebaik-baiknya tikus bersembunyi pasti bakal ketemu bangkainya," ucap Agnes sok bijak.

"Sok-sokan bijak lo," sindir Giselle mendorong tubuh Agnes pelan.

"Suka suka gue!" seru Agnes membuat Giselle memutar kedua bola matanya.

"By the way, bukannya dulu lo selalu nolak Regan, ya?" tanya Agnes tiba-tiba mengingat kejadian tentang Regan.

"Bener! Gue inget banget!" heboh Giselle. "Waktu itu Regan sampe ngikutin lo kemana-mana demi bisa jalan sama lo, tapi selalu lo tolak karena apa sih, kok gue lupa?"

"Gitu aja lupa lo! Katanya inget banget," balas Agnes menyindir.

Ternyata Regan benar-benar pria gigih, pikir Casphia.

"Namanya manusia ya wajar!" dengus Giselle menatap nyalang Agnes.

"Halah alesan lo doang itu." Agnes tak mau kalah membuat Casphia kembali bersiap akan pertengkaran tiada ujung itu.

"Ah!" Giselle menjentikkan jarinya. "Gue inget! Lo nolak karena Regan sohibnya Ethan!"

Ternyata tidak jadi, syukurlah.

"Oh, iya! Gara-gara itu lo nolak karena takut kalau lo dimainin balik," kekeh Agnes merasa lucu. "Bisa takut kalah main juga lo."

"Hahahaha! Namanya juga Casphia, Nes," ujar Giselle ikut tertawa kecil.

"Baru juga diomongin udah nongol aja orangnya," tunjuk Agnes menggunakan dagunya mengarah kepada satu pasangan yang mendapat julukan "The Best Couple" di fakultas FEB.

Omong-omong mereka saat ini sedang berjalan menuju kelas sehingga arah jalan mereka dengan yang dibicarakan saling berlawanan arah.

"Ngapain dia ke FISIP?" sinis Giselle merasa kesal seketika.

Casphia yang sedari tadi diam ikut menimbrung, "Nemuin Regan."

Sontak kedua gadis yang menjabat sebagai temannya langsung menolehkan kepala menatap Casphia penuh kecurigaan.

Introverts to ExtrovertsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang