viii. attractive

6.2K 399 12
                                        

Hari sudah berganti kembali menjadi hari Senin dan di pagi hari ini Casphia sudah disibukkan dengan kegiatan sehari-harinya, yaitu kuliah.

"Cie udah jadi model bareng Hector," goda Giselle mendorong pelan tubuhnya ke Casphia.

"Gimana? Aman, kan? Gak ada insiden berantemnya, kan?" tanya Agnes menatap Casphia penuh penasaran.

Omong-omong mereka bertiga sedang berjalan dari parkiran menuju kelas dan mereka hanya menggunakan satu mobil, yaitu mobil Agnes sebab sepulang kuliah akan hangout bersama sebelum Casphia mulai sibuk bekerja.

"Aman," jawab Casphia sehingga Agnes bernapas lega.

"Oh, iya. Katanya lo ketemu sama Lamia. Dia ngomong apa aja ke lo?" ucap Giselle seketika teringat bahwa Eric memberitahu bila Casphia bertemu dengan Lamia.

"Lamia? Wah, harusnya lo ajak gue, Cas!" seru Agnes tak terima. "Lo gak di apa-apain kan sama dia?"

"Gue gapapa." Casphia langsung menghentikkan langkah kakinya membuat Giselle dan Agnes berhenti juga. "Dari pandangan kalian, gue pelakor?"

"Apanya yang gapapa kalau dia aja masih anggep lo pelakor, hah?!" jerit Giselle tertahan sampai mencengkram kedua bahu Casphia.

"Bukan Lamia, tapi temennya, Iris."

"Sama aja! Itu cara dia nyebar fitnah ke lo! Padahal dia itu yang pelakor!" dengkus Agnes tak percaya mendengar hal ini kembali.

"Btw, gue gak mau jawab, nanti lo malah balik gamon lagi," tolak Giselle melepaskan cengkramannya.

"Gak akan, promise," ucap Casphia menunjukkan jari kelingkingnya.

"Hah," desah Giselle berakhir meraih kelingking Casphia. Agnes pun melakukan hal yang sama.

"Kalau menurut gue, enggak. Gue udah bilang ini ke lo deh, kok lo pengen tau lagi, sih? Lo sengaja biar ada alesan gamon lagi, ya? Katanya mau berubah?" ketus Agnes memicingkan matanya.

"Pelupa itu wajar."

Giselle menggelengkan kepalanya tak mengerti. "Meskipun kita baru temenan semenjak pertengahan kelas dua SMA, tapi gue tau lo bukan pelakor. Alesannya apa, Nes?"

"Satu, Ethan beneran cinta sama lo. Tapi, dia emang prioritasin Lamia karena tuh cewek lemah banget, anjing. Segala pake ada penyakit," lanjut Agnes sedikit mengumpat.

"Kedua, Nyokap Ethan sahabatan sama Nyokap Lamia dan Ethan selalu dipaksa jaga Lamia. Intinya prioritas dia Lamia," sambung Giselle mendengkus kesal. "Padahal lo itu pacarnya, aneh."

"Ketiga, setiap lo berdua sama Ethan. Pasti ada Lamia yang tiba-tiba dateng kayak tuyul," sinis Agnes.

"Keempat, intinya Lamia pelakor bukan lo. Ngerti, kan? Apa perlu gue sama Agnes ulang lagi? Eh, tapi awas ya kalau lo gamon lagi diem-diem," ancam Giselle menatap Casphia yang menggelengkan kepalanya.

"Gue udah mati rasa. Thanks udah jelasin lagi, gue lega karena gue masih orang baik," kekeh Casphia.

"Baik?" kernyit Agnes. "Iya, lo baik, sih. Sebelum lo mulai jadi gila koleksi cowok."

Giselle tertawa membuat Casphia mendengkus sebal. "Lo kalau ngomong suka bener, Nes! Hahahaha."

Karena merasa kesal, Casphia memilih untuk melangkahkan kakinya terlebih dahulu membuat Agnes serta Giselle langsung merangkul Casphia dari belakang.

"Iya-iya, maaf. Lagian lo ada-ada aja," kekeh Giselle meredakan tawanya.

"Ngomongin tentang model, gue jadi gak sabar ngeliat hebohnya kampus nanti," ungkap Agnes memulai khayalannya.

Introverts to ExtrovertsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang