Untuk pertama kalinya sejak skandal itu meledak, semua orang di ruang rapat LaVida serempak berdiri.
Bukan karena direktur utama atau investor asing datang. Tapi karena sosok yang baru saja melangkah masuk adalah Hailey Vior Theophilus—pendiri sejumlah brand mewah ternama, ikon industri yang lebih sering muncul di panggung global ketimbang urusan internal perusahaan.
Tapi hari ini, ia datang untuk Casphia.
Langkahnya mantap, penuh wibawa. Penampilannya sederhana, tapi impeccably commanding (benar-benar memancarkan wibawa). Tak butuh perkenalan. Bahkan yang belum pernah bertemu pun langsung berdiri memberi hormat kecil. Respect—no questions asked.
Casphia menoleh ke arah pintu dan menarik napas pelan. "Thanks for coming, Hailey," (Makasih udah datang, Hailey.) ucapnya, tenang.
Hailey hanya mengangguk kecil. "I didn't come here as Hailey Theophilus. I came as someone who's not letting her future daughter-in-law stand alone." (Aku datang bukan sebagai Hailey Theophilus. Aku datang sebagai seseorang yang nggak akan membiarkan calon menantunya berdiri sendirian.)
Kalimat itu membuat beberapa anggota tim saling pandang. Tapi Hailey sudah berjalan ke tempat duduknya—bukan di ujung meja, tapi agak ke samping. Tanda bahwa ia hadir untuk membantu, bukan memimpin. Meski begitu, kehadirannya tetap menyelimuti ruangan.
Fakta bahwa Hailey mengatakan hal itu membuat mereka juga syok. Berarti kekasih Casphia selama ini merupakan anak dari Hailey? Karena mereka semua hanya mengetahui bila kekasih Casphia hanyalah seorang pria biasa.
Talitha, kepala strategi konten, segera membuka rapat. Mencoba fokus kembali mengabaikan fakta mengejutkan itu. "Oke, we all know why we're here. This isn't just damage control anymore-this is war." (Oke, kita semua tau kenapa kita di sini. Ini bukan lagi sekadar mengatasi kerusakan—ini perang.)
Ia menekan remote dan layar besar menyala. Tiga poin utama muncul dalam font merah tebal:
1. Media manipulation & fake proof
2. Nepotism allegations
3. Internal mole (double agent suspected)
"Skandal level dua resmi nyerang dari tiga sisi," lanjut Talitha. "Dan masing-masing cukup kuat buat ngancurin reputasi Casphia kalau kita glak gerak cepat dan tepat."
Hailey menyilangkan tangan di dada, matanya fokus. "You need to move fast, but with precision. No sloppy steps." (Kalian harus bergerak cepat, tapi dengan presisi. Jangan ada langkah yang ceroboh.)
"We're not just fighting to clear my name. We're defending what we've built—LaVida's integrity, and everyone who stood by me," (Kita nggak cuma berjuang buat bersihin namaku. Kita lagi membela apa yang sudah kita bangun—integritas LaVida, dan semua orang yang sudah berdiri di sisiku.) jelas Casphia, ekspresinya tegas seraya duduk tegak di kursinya.
Raka, kepala digital ops, mengangkat tangan. "Kita udah mulai investigasi internal buat cari siapa si pengkhianat. Sementara itu, Talitha dan aku udah nyusun beberapa skenario strategi buat masing-masing isu. Tinggal nunggu approval."
"Let's hear it," (Ayo, kita dengar) kata Hailey, mengangguk singkat.
Talitha mengganti slide. Visual yang muncul kini menampilkan skema alur, grafik, dan beberapa nama media yang terlibat dalam penyebaran rumor awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introverts to Extroverts
Подростковая литератураCassia adalah gadis pendiam dengan trauma masa lalu yang membuatnya sulit mempercayai orang. Namun, hidupnya berubah saat ia tiba-tiba terbangun di dunia yang asing. Bukan ruang kelas sekolah barunya, melainkan ruang kelas perkuliahan yang sama sek...
