"Hahahahaha! Pantesan lo gak mau pergi. Taunya lo bocor, ya? Hahahahaha!"
Suara tawa serta ledekan dari kedua gadis berisik itu membuat Cassia berdecak malas, tapi Cassia merasa berterima kasih sebab mereka berdua rela membelikannya celana di lingkungan kampus serba ada ini.
"Aduh, gue gak bisa berhenti ketawa," ucap Agnes mengusap sudut matanya yang berair.
"Sama, Nes! Hahahaha! Bisa-bisanya lo kecolongan gini, Cas," heran Giselle menggelengkan kepalanya.
"Baru kali ini gue lihat seorang Casphia bisa kecolongan hari haid sampai bocor gini," ucap Agnes mendengus geli.
"Namanya manusia," balas Cassia kesal seraya membuka pintu toilet dan menemukan Agnes serta Giselle yang bersandar pada wastafel menunggu dirinya berganti.
"Iya juga. Kadang gue lupa kalau lo manusia soalnya lo orang gila," sindir Giselle tertawa.
Cassia hanya bisa memutar bola matanya sebab ia juga mengakui bahwa Casphia adalah orang gila. Tanpa ditanya pun kalian pasti sudah tahu apa yang membuat kedua teman Casphia memberikan julukan orang gila kepada Casphia.
"Langsung balik, nih? Gak mau nongki kayak apa yang lo bilang tadi, hm?" goda Agnes menaikturunkan alisnya menatap Cassia dari cermin.
"Gue sibuk," balasnya singkat.
"Sibuk ladenin cowok-cowok lo atau sibuk cari sugar daddy?" ucap Giselle ikut menaikturunkan alisnya menggoda.
Sibuk cari informasi tentang Cashia. Ingin rasanya membalas seperti itu, tetapi ia tak bisa.
"Udah, Gis. Temen lo lagi badmood malah lo godain," kata Agnes yang tadi ikut juga meledek Casphia.
"Lo duluan, ya!" sewot Giselle tak terima.
Casphia melirik sekilas perdebatan mereka lalu berjalan meninggalkan kedua gadis itu untuk keluar dari ruang toilet.
"Giselle mana?" Pertanyaan itu Cassia dapatkan begitu keluar dari toilet dan langsung menemui lelaki dengan tinggi di atasnya berambut hitam serta berkacamata.
"Loh?" kaget Agnes. "Gis! Ayang beb lo nyariin, nih!" Agnes berseru sebab Giselle masih di dalam toilet membenahkan pakaiannya.
"Iya!" balas Giselle dari dalam.
"Btw, Ric. Hector kemana? Biasanya lo berdua bareng terus," tanya Agnes berbasa-basi, sedangkan Casphia yang tak tahu ingin pulang kemana memilih menyingkir dan duduk di kursi yang disediakan di depan toilet.
"Absen," jawabnya singkat.
"Ayang!" sapa Giselle yang telah keluar dari toilet. "Maaf lama. Agnes abis apa-apain aku."
"Kok gue, sih?" ucap Agnes tak terima sembari membulatkan kedua matanya telah difitnah oleh teman sendiri.
"Siapa lagi kalau bukan lo? Casphia?"
Casphia yang namanya disebut, bahkan tak menoleh sedikit pun membuat Eric selaku kekasih dari Giselle menatap penuh keheranan.
Tumben sekali Casphia tidak merecoki hidupnya hanya demi mendapatkan kontak lelaki dengan dua tipe idealnya, kaya dan tampan.
"Ish!" Agnes memberengut kesal. "Sono lo pergi! Emang gak setia kawan lo, ya!"
"Dih? Casphia sendiri yang katanya sibuk gak mau nongki kok nyalahin gue?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Introverts to Extroverts
Fiksi RemajaCassia adalah gadis pendiam dengan trauma masa lalu yang membuatnya sulit mempercayai orang. Namun, hidupnya berubah saat ia tiba-tiba terbangun di dunia yang asing. Bukan ruang kelas sekolah barunya, melainkan ruang kelas perkuliahan yang sama sek...