Setelah semua persiapan untuk menjadi model selesai dan hanya tinggal menunggu email balasan, kini saatnya mereka berlibur secara nyata. Mereka berencana pergi ke sebuah pantai di pulau milik keluarga sang pemberi liburan yang menawarkan liburan gratis sebagai "pajak" hari jadi mereka.
"Enggak panas lo pake begituan?" Hector bertanya sambil melingkarkan tangan di pinggang pacarnya yang hanya berbalut pakaian minim. Casphia, seperti biasa, memilih memakai crop top di cuaca panas seperti ini.
Namun, kali ini Casphia mengenakan topi dan masker. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengikut, Casphia khawatir akan dikenali. Mereka telah sepakat untuk tidak mempublikasikan hubungan mereka demi menjaga privasi.
"Panas," jawab Casphia sambil memegang kipas kecil di tangan kirinya, sementara tangan kanannya menggenggam ponsel untuk mencari tahu keberadaan teman-temannya di bandara yang sangat luas ini.
"Resiko lo jadi seleb." Hector mengedikkan bahu, tapi langsung disikut pelan oleh Casphia hingga ia meringis kesakitan.
"Gak usah sok. Tahun depan lo bakal jadi sorotan media juga," ucap Casphia dengan nada sinis membuat Hector mendengkus.
"Masih lama. Enggak kayak lo, belum jadi model udah ribet. Padahal cuma mau liburan," ujar Hector dengan senyum menyebalkan.
"Minggir!" kesal Casphia mendorong tubuh Hector agar melepas pelukan di pinggangnya.
"Gitu aja ngambek," kata Hector tetap memeluknya erat.
Sesampainya di ruang tunggu, Casphia melepas maskernya dan mengelap wajahnya yang berkeringat dengan tisu yang diberikan Hector.
"Panas banget, sih? Ini bandara atau neraka?" keluh Casphia.
"Neraka. Tempat yang cocok buat lo," balas Hector sambil mengelap keringat Casphia dan melepas topinya.
"Lo!" seru Casphia tak mau kalah menatap Hector yang mengangkat alis.
"Emang cocok. Main-main sama cowok, habisin duitnya, terus dibuang. Jadi, anggap ini simulasi buat lo di neraka nanti," kata Hector sambil membuang tisu ke tempat sampah.
Ucapan Hector itu membuat Casphia kesal dan memalingkan wajahnya sambil menyilangkan tangan di dada. Pose mengambeknya yang kerap kali muncul saat bersama Hector.
Hector bukan tipe yang akan membujuk. Jika Casphia sedang kesal, dia justru akan menggodanya lebih jauh.
"Bagus, tuh. Biar orang lain gak ngenalin lo. Lagian wajah lo makin jelek. Gak perlu repot pakai masker," kata Hector dengan bangga.
Casphia menatap Hector sinis, tetapi Hector tetap saja menyebalkan, bahkan menambah bumbu ejekan.
"Tambah lagi, biar makin jelek. Semua orang pasti gak ngenalin lo. Masalah kepanasan pun kelar, kan?"
Geram, Casphia menarik kaos Hector hingga wajah mereka berdekatan. "Shut up your fucking mouth," desisnya tajam.
"I will," balas Hector sambil menekan tengkuk Casphia dan melumat bibir manisnya sekilas, meninggalkan Casphia dalam keterdiamannya.
"Astaga! Lo, gue telepon gak diangkat, taunya lo di sini?" Seruan itu yang akhirnya berhasil mengeluarkan Casphia dari keterkejutannya, disusul tatapan sinis kepada Hector yang sudah bersalaman dengan Eric dan Arlo.
Iya, lelaki itu ikut karena Hector mengajaknya. Karena merasa tidak enak menolak, Arlo pun dengan senang hati menerima tawaran Hector. Lagi pula dia yang membantu kekasih Hector mendapatkan foto portofolio, bukan?
"Abis berantem lagi lo sampe liatin Hector kayak gitu?" tanya Agnes berdiri di depan Casphia menggantikan posisi Hector tadi. "Lo berdua tuh udah pacaran, bukannya makin romantis malah berantem mulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Introverts to Extroverts
Teen Fiction[100% Fluff] Akibat trauma masa lalu membuat Cassia menjadi pribadi yang pendiam dan memiliki trust issue. Namun apa yang terjadi ketika ia memejamkan mata saat mengantuk dan kembali membuka mata, ia berada di dunia lain? Bukan ruang kelas sekolah b...