xxxvi. heal

2.4K 132 2
                                        

"Awas kalau temen gue lecet. Gue viralin muka lo!"

Ancaman itu menjadi awal kalimat pembukaan saat ia datang untuk menjemput kekasihnya sesuai perjanjian kemarin bahwa seharian ini, ia akan menuruti semua kemauan kekasihnya.

"Tanpa lo suruh, gue udah viral," balasnya penuh kepercayaan diri membuat kedua gadis itu meringis geli.

"Kepedean banget lo!" ketus Giselle mendengkus pelan. "Masih untung temen gue mau sama lo."

"Bener, apa jangan-jangan lo jampi-jampi temen gue biar dia naksir lo, ya?" curiga Agnes memicingkan matanya.

Hector menghela napas. "Tanpa gue jampi-jampi, emang udah seharusnya temen lo naksir gue."

"Kai, lo kepedean," sinis Casphia yang sudah akan membuka pintu mobil, padahal Hector ada di sampingnya.

"Kepedean wuuu!" seru Agnes.

Giselle menggelengkan kepalanya. "Minimal jadi cowok gentle, bukain ceweknya pintu, lah."

"Wuuu, percuma temen gue punya pacar tapi useless," timpal Agnes membuat Casphia tersenyum miring menatap kekasihnya di mana wajahnya sudah masam.

"Gitu dong daritadi," ucap Agnes menghela napas jengah.

"Seharusnya lo gak perlu disuruh udah inisiatif. Apa perlu gue suruh cowok gue ajarin lo?" sindir Giselle membuat Hector yang sudah menutup pintu mobil sebab Casphia sudah masuk berdecak pelan.

"Berisik lo," katanya lalu memasuki mobil meninggalkan Agnes dan Giselle yang sudah tersenyum puas dalam hati mereka.

"Awas aja kalau sampe temen gue lecet, ya!" teriak Agnes saat mobil milik Hector meninggalkan perkarangan rumah megah Giselle.

Sepanjang perjalan wajah cantik itu tampak berseri-seri dan itu tak luput dari perhatian Hector.

"Seneng lo?" tanya Hector dengan nadanya sinisnya.

"Seneng. Kapan lagi lo kalah?" kekeh Casphia menganggukkan kepalanya puas, sedangkan Hector sudah mencubit pipinya gemas.

"Sakit!" kesal Casphia mengusap pipi kanannya yang selalu jadi korban.

Hector melirik sekilas dan kembali menatap jalanan di depan. "Lo mau kemana?" tanyanya lagi mengingat hari ini adalah harinya Casphia.

"Taman kota," jawab Casphia masih dengan posisinya dan tidak melirik Hector. Senyuman cantiknya pun masih mengembang sempurna.

Anggukan kepala Hector berikan. "Terus kemana lagi?"

"Seharian ini gue mau di taman kota karena pasti luas lahannya. Sisanya gue pikir lagi," jelas Casphia membuat Hector mengangguk lagi.

"Lo gak pegel senyum terus?" Hector merasa heran sebab sedari tadi ekspresi kekasihnya tampak berseri-seri.

"Lo mau gue sedih?" balas tanya Casphia menatap Hector dengan tatapan tajamnya.

"Iya." Selalu saja balasan Hector diluar ekspetasinya. Ini menyebalkan.

"Kai, ini hari bahagia gue?" ingat Casphia dalam artian jangan merusak hari pentingnya.

"Terus?"

"Kai, kita baru ketemu gak sampe sehari. Jangan bikin gue benci sama lo lagi."

"Benci tinggal benci. Lagian percuma lo benci gue kalau ujungnya jadi cinta," sindir Hector membuat Casphia kalah telak.

Namun, Casphia tidak menyerah. "Masalah?"

"Gak, sih. Berarti taktik gue buat bikin lo cinta sama gue berhasil," bangganya tersenyum senang.

Introverts to ExtrovertsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang