Disclaimer: Mulai dari sini dan ke depannya tentang dunia permodelan semua hanya imajinasi aku dan mohon maaf bila ada adegan yang tidak bisa dinalar atau tidak sesuai dengan faktanya.
♡♡♡
Aliran air mata yang deras dua hari lalu membuktikan bahwa hari ini adalah hari yang sangat penting. Casphia dengan penampilannya yang rapi dan anggun telah siap untuk melangkahkan kaki ke sebuah gedung yang menjadi impiannya sejak ia mulai menjajaki dunia modeling, meskipun baru saja.
"Nona Casphia?" Sapaan itu membuat Casphia tersenyum. Saat ia berada di resepsionis untuk memberitahukan tujuannya, seseorang yang pernah mewawancarainya tiba-tiba mendekatinya.
"Senang bertemu denganmu lagi, Ma'am," kata Casphia sambil menjabat tangan orang tersebut.
"Senang bertemu denganmu juga, Lady," jawabnya dengan senyum hangat. "Mari kita berbicara di tempat yang lebih private."
Casphia mengikuti langkahnya menuju lift yang membawa mereka ke lantai lima, tempat ruang meeting berada. Sesampainya di sana, mereka duduk berdekatan, sesuai arahan wanita itu.
"Aku akan memperkenalkan diri lagi," wanita itu memulai. "Namaku Stella Primore. Panggil saja Stella, aku adalah Talent Manager di LaVida Models." Stella mengulurkan tangan dan Casphia menyambutnya dengan senyum hangat.
"Senang bertemu denganmu, Ma'am."
Stella menggeleng pelan, memotong ucapan Casphia. "Stella."
Casphia tersenyum malu, lalu memperbaiki sapaan. "Senang bertemu denganmu, Stella. Aku Casphia Madeline, seorang mahasiswi yang bercita-cita menjadi top model dunia."
"Aku suka mendengar itu, Cas," jawab Stella, matanya berbinar. "Saat pertama kali melihat portofoliomu, aku langsung merasa kamu adalah kandidat yang tepat. Kamu punya ambisi besar, dan aku yakin kamu mampu mencapainya."
Pujian Stella membuat hati Casphia berbunga-bunga. Rasanya luar biasa, mendengar Talent Manager sendiri memberinya semangat seperti itu.
Namun, Stella tiba-tiba menghela napas. "Tapi sebelumnya, aku ingin meminta maaf karena balasanku memakan waktu lama. Pasti kamu khawatir, ya?"
Tebakan Stella tepat. Casphia mengangguk pelan. Stella melanjutkan, "Aku harus berdiskusi dengan atasan dan beberapa manajer lain tentang kontrakmu. Aku ingin kamu menggantikan Jeniva, yang sekarang sedang fokus berkarier sebagai aktris. Semua pekerjaan yang seharusnya untuk Jeniva akan aku alihkan padamu."
Casphia terkejut. "Apa itu mungkin? Aku kan pendatang baru. Namaku bahkan tidak sebanding dengannya, dan aku juga belum punya pengalaman di dunia modeling."
"Bisa," jawab Stella dengan tegas. "Itulah sebabnya aku membutuhkan waktu lama untuk meyakinkan semua pihak, termasuk CEO LaVida Models. Ini memang langkah yang penuh risiko, tapi aku percaya debut pertamamu akan menjadi spektakuler. Aku punya firasat kamu akan menjadi top model, Cas."
Casphia terdiam, pikirannya bercampur aduk. Menerima pekerjaan yang ditolak oleh Jeniva? Bagian dari dirinya merasa itu seperti memungut apa yang telah dibuang. Namun, di sisi lain, penjelasan Stella memberi harapan besar.
Satu bulan sudah ia habiskan menunggu kabar, dan kini kesempatan itu ada di hadapannya. Jika ia menolak dan mencoba mendaftar ke agensi lain, belum tentu hasilnya akan lebih baik. Tetapi apakah ia siap mengambil risiko sebesar ini?
Casphia menatap Stella, mencoba membaca keyakinan di mata wanita itu. Keputusan ini akan menentukan jalannya ke depan.
"Maaf, Stella. Sebenarnya aku ingin menerima tawaran untuk menggantikan Jeniva, tapi aku tidak ingin memungut apa yang telah ia buang. Aku ingin mereka menawarkan hal itu langsung kepadaku, bukan aku yang terlihat mengemis atau yang memungut tawaran yang telah dibuang itu," ungkap Casphia, tatapannya mencerminkan sedikit rasa tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introverts to Extroverts
Novela JuvenilCassia adalah gadis pendiam dengan trauma masa lalu yang membuatnya sulit mempercayai orang. Namun, hidupnya berubah saat ia tiba-tiba terbangun di dunia yang asing. Bukan ruang kelas sekolah barunya, melainkan ruang kelas perkuliahan yang sama sek...
