3

790 89 0
                                    

Setelah menghabiskan malam dengan teman-temannya Ara kemudian balik ke hotelnya. Begitu pun dengan teman-temannya yang lain. Padahal mereka telah mengajak Ara supaya ikut ke hotel mereka tapi Ara tidak mau, katanya sayang uangnya yang sudah dia keluarkan untuk biaya hotel biar tidak mubazir.

Membuka knop pintu kamar dan terus menuju ke kamar mandi, membasuh wajah yang terlihat lelah malam ini. Padahal Ara hanya duduk saja bareng teman-temannya tapi entah kenapa dia seperti orang yang baru saja habis melakukan pekerjaan berat.

Tidak lagi melakukan kegiatan apa-apa, Ara langsung berniat untuk tidur bersiap menghadapi hari esok dengan segala hal apa lagi yang akan terjadi.

Chika yang kini sudah berada didalam kamarnya diatas kasur dengan selimut yang telah menutupi sebagian tubuhnya. Ingin langsung tidur tapi tidak bisa. Saat ini Chika sedang memikirkan sesuatu yang aneh yang sempat terjadi beberapa jam yang lalu. Tentang Ara, Ara yang tiba-tiba memberinya jaket.

Chika tidak merasa terbebani sebelumnya dengan perasaan yang seperti dia rasakan saat ini. Padahal hanya perbuatan kecil yang ara berikan tadi mampu membuat dia terbayang-bayang sampai sekarang. Bahkan Ara memberi jaket bagian dalamnya untuk Chika. Kenapa Ara tidak memberi jaket bagian luarnya saja, sehingga tidak perlu repot-repot membuka jaket luar untuk mengambil jaket bagian dalamnya.

Fakta diatara teman-teman Chika hanya dia saja yang masih lurus. Dalam istilah hanya Chika yang tidak menyukai perempuan. Karena selama ini mantan-mantan Chika itu laki-laki. Chika tidak ikut campur dengan masalah orientasi seksual orang lain, selagi tidak merugikan dirinya dia aman-aman saja.

Tapi entah kenapa akhir-akhir ini ada yang beda dari dirinya. Dimulai dengan timbulnya rasa penasaran Chika dengan teman-temannya, khususnya Ara. Seperti dia ingin tau tentang lingkungan seperti itu. Bagaiman cara menjalin hubungan seperti itu? apa pendapat keluarga mereka? melarang?, membiarkan atau sebelumnya ada ketidak setujuan masing-masing keluarga dan berakhir membiarkan?. Dilihat dari gaya pacaran mereka yang terlihat baik-baik saja.

Chika jadi mulai ingin mencoba akibat rasa penasaran itu, tapi dengan siapa? Chika sampai menepuk kepalanya sendiri karena memikirkan sesuatu diluar jati dirinya. Tapi disatu sisi dia penasaran, dia ingin. "Lebih baik tidur". Pikirnya.

Pagi ini diluar sana ternyata masih sama. Dengan dingin mencapai 10°C. Pukul menunjukkan 09.10 Waktu Swiss, Ara bangun dari tidurnya. berjalan membuka gorden melihat lelehan embun salju yang turun menyapa jendela kamarnya. Terasa sangat menyejukkan. "Selamat pagi Switzerland". Ara tersenyum.

Tidak butuh waktu lama untuk Ara bersiap-siap setelah mandinya tadi menggunakan air hangat. Tentunya dengan air hangat kalau air dingin pastinya Ara akan membeku didalam kamar mandi itu.

Memakai pakaian dingin yang telah Ara siapkan dari Indonesia. Dengan atasan sweater didalam dan dilapisi jaket tebal dibagian luar, dan bawahan celana jeans dengan sepatu bot musim dingin dan beanie atau ikat kepala yang menambah kesan kecantikan Ara sekaligus ketampanannya. Untuk seorang perempuan Ara memilki ketampanan tidak kalah dari laki-laki asli. Tidak lupa kali ini dia memakai sarung tangan, cuaca pagi ini takut membuat tangannya keriput karena memang lagi dingin-dinginnya.

Ara sudah ada janji dengan sahabat-sahabatnya pagi ini. Dengan hasil pembicaraan tadi malam, hari ini Ara keluar dari hotel yang dia nginap dan harus mau mencari penginapan baru bersama sahabat-sahabatnya itu. Ya, kalau tidak Adel dan Azizi akan merajuk ancam mereka.

Turun menyandang tas dibahunya berjalan menuju lobby. Sudah terlihat 5 makhluk berdiri di teras depan pintu lobby. Semuanya terlihat sangat modis. Tak kalah juga denagn dirinya, meski Ara yang paling miskin diantara teman-temannya tapi soal style Ara tak perlu di ragukan lagi.

MY HOPE IS YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang