"Balik yuk Ra". Adel telah bosan duduk 2 jam disini dari tadi. Selepas menghabiskan makan malamnya di pecel lele kesukaan Ara, mereka berdua masih disana dan belum ingin kembali juga. Yang pastinya kemauan Ara.
Ara mengajak Adel untuk menemaninya, hanya berdua saja. Karena Azizi tidak bisa kerena tengah kedatangan Omanya dari luar negeri.
"Bentar dulu, Del". Ara berucap sambil melihat orang berlalu lalang di depannya.
"Ya elah liatin apaan? Kaki orang lo perhatiin".
"Seru aja liat kelakuan orang yang rendom kayak gini". Ara tertawa pelan.
"Cantik banget mau kemana sih?". Tiba tiba Adel berbicara sendiri. Ara menoleh kebelakang melihat Adel yang tengah berbicara dengan ponselnya, siapa lagi kalau bukan Ashel.
"Aku mau keluar, kan udah bilang juga ke kamu". Terdengar suara Ashel yang sedikit kecil itu.
"Dirumah Chika?". Adel bertanya karena melihat Chika di belakang sana, terus melirik Ara yang telah menegakkan punggungnya. Sepertinya Ara mendengar dirinya menyebut nama Chika.
"Iya sayang". Ashel mengangguk.
"Sayang coba liatin Chika dikit, tapi jangan sampe dia tau". Suara Adel sedikit berbisik
"Ih mau ngapain kamu? Jangan macam2 ya Adel". Ashel terdengar kesal sepertinya.
Adel berdecak pelan. " Ck, aku lagi sama ini nih, cepat". Adel memutar kamera belakangnya memperlihatkan Ara yang tengah duduk disana.
"Jangan gitu Del, kamu jahat banget deh".
"Enggak sayang, udah mana Chika".
Ashel memperlihatkan Chika yang tengah berdiri dibelakangnya tepat di rak sepatunya, dengan dress yang membungkus tubuhnya lumayan ketat itu dan diatas lutut memperlihatkan lekuk tubuhnya. Tampaknya Chika Tengah ingin memilih sepatu.
"Ra". Adel memanggil Ara.
"Apaan sih, ganggu aja, bentar lagi balik, sabar dikit jadi orang". Ara mendengus kesal.
Adel jadi bengong mendengar sederet kalimat Ara.
"Kok lo jadi cerewet banget? Liat dulu sini, nyesal lo kalo gak liat, serius deh".
"Apa-". Ara membulatkan matanya.
"Itu Chika? Cantik banget calon istri orang. Mau kemana dia? Bajunya nya?". Ara melepaskan nafas pasrahnya.
"Del baju Chika?. Ara menatap Ashel supaya memberitahu Chika agar mengganti bajunya.
"Shel mau kemana?". Ara bertanya pada Ashel, saat melihat Chika yang ingin berbalik, Ashel buru buru mengembalikan kamera ponselnya seperti semula.
Ashel berdehem. "Mama Rian buat acara, dan Chika ngajak gue kesana buat temenin dia". Ashel masih berbicara dengan berbisik takut Chika mendengarnya.
Ara menatap layar ponselnya itu dengan sayu.
"Minta tolong jagain Chika, Shel. Pasti disitu banyak cowok ya?". Ara mulai gelisah, takut terjadi apa apa.
"Kurang tau gue Ra, tapi kayaknya memang ada deh". Ashel menatap iba Ara.
"Sayang mau kesini gak, sama Ara juga?". Ashel mencoba memperbaiki suasana mereka.
Adel menatap Ara. "Mau gak Ra". Adel menyenggol bahu Ara.
"Gak Del, lo aja, gue gak mau ngerusak acara orang".
"Sayang, aku gak pergi ya, soalnya Ara gak mau". Adel berseru lagi.
"Yaudah, kita pergi dulu, Chika udah ngereog tuh". Ashel mematikan ponsel. Dan Ara tersenyum masam.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOPE IS YOU (END)
CasualeDia periang tapi tidak senang, dia gembira tapi juga penuh luka. Hanya berbagi kisah bahagia tanpa kesedihan. Menceritakan kasih sayang yang penuh damba. Munafik? menutup kesedihan dengan kebahagiaan? Menunjukkan "Aku kuat aku bisa, ya aku mampu...