11

1.3K 111 3
                                    

Sejak keluar malam tadi, Ara dan Chika mereka masih di luar tepatnya sekarang di kediaman Chika. Tiba tiba saja Chika menarik Ara ke rumahnya. Tapi sebelumnya  mereka berdua sempat makan malam sebentar di angkringan pinggir jalan, ya siapa lagi kalau bukan Ara yang menginginkannya. Chika mana mau ber inisiatif untuk makan di pinggir jalan seperti itu.

Tapi entah kenapa saat Ara yang mengajaknya dia malah mengangguk saja. Aneh memang bila benih benih itu sudah mulai berterbangan di sana.

Sekarang Chika dan Ara tengah duduk di depan teras rumah Chika. Sejak sampai tadi Chika seperti enggan masuk ke dalam rumahnya. Chika mendapat panggilan telepon dari mamanya menyuruhnya pulang tiba tiba. karena selama ini Chika menginap di rumah Ashel jika tidak ya di apartnya.

Dia malas sekali pulang kerumah karena mama dan papanya selalu tidak ada, dan kalau pun ada pasti mereka tidak akur.

Tiba suara pintu terbuka dari dalam terdengar. Ara yang mendengar itu bangun dari duduknya dan sedikit membungkuk hormat kepada orang yang berdiri disana.

"Malam tante". Suara Ara terdengar sopan ditelinga. Ternyata mama Chika yang membuka pintu itu. Namun sayangnya Ara tidak mendapat balasan apapun dari sana, Mama Chika hanya melirik Ara sebentar terus menatap Chika yang masih duduk di kursi teras tidak menghiraukan mamanya sedikit pun.

"Sampe kapan mau diluar kamu? masuk mama mau bicara". Ucap mama Chika sedikit keras. Mama Chika masuk, begitu pun Chika bangun dan masuk membuka kan pintu lebih lebar agar Ara juga dapat masuk. Namun baru ingin Ara menginjak kan kakinya melangkah ke dalam sebuah suara terdengar lagi.

"Kamu siapa? diluar aja gak perlu ikut masuk". Ara yang mendengar siap mundur tapi sebuah telapak tangan terselip diantara jari tangannya dan mengenggam kuat disana menariknya ikut masuk ke dalam. Ara diam tidak tau harus bereaksi seperti apa dan akhirnya pasrah saat tangannya semakin ditarik lagi ke arah Chika.

"Kamu gak dengar saya ngomong, saya mau bicara berdua sama Chika, kamu keluar!. Dengan intonasi yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Lagi lagi Ara ingin berbalik pergi dan melepaskan genggaman tangan Chika, tapi genggaman itu sangat kuat, seperti mengartikan bahwa Ara jangan ke mana mana.

Ara melirik Chika seraya berucap. "Mama kamu mau bicara berdua sama kamu, aku keluar sebentar". Dengan sedikit sentuhan usapan dibahu Chika. Tapi tetap saja sepertinya Chika tidak mau Ara pergi.

"Biarin dia disini dan kita bicara atau gak sama sekali". Chika menatap mamanya tanpa rasa takut.

Terdengar decakan dari mamanya. "Kamu ya Chika makin lama makin liar makin kurang ajar, gak punya sopan santun sedikit pun sama orang tua". Ara yang mendengar perkataan mama Chika itu sedikit terkejut dan mendongak melihat ke arah mamanya Chika yang kini terlihat sangat marah. Pasalnya Ara belum pernah memdengar kata seperti itu terdengar dari mulut mamanya sendiri. Tapi mama Chika dengan mudah berbicara seperti itu.

Chika terlihat tidak kaget, apakah biasa mereka seperti ini.

"Iya aku liar aku kurang ajar aku gak punya sopan santun mama yang ngajarin". Chika membalas ucapan mamanya tidak kalah tajam. Ara yang melihat pemandangan di depannya ini jadi sedikit gugup.

Chika merasakan usapan ditelapak tangannya dan terdengar suara Ara berbisik di telinganya. "Chika jangan ngomong kayak gitu ke mama kamu". Chika hanya menatap Ara sebentar dan menatap mamanya kembali.

Terdengar suara langkah mendekati mereka. Mama Chika menghampiri dirinya. Dengan dagu yang di angakat mamanya bicara tepat di depan wajah Chika.

"Bilang apa kamu tadi?". Dengan mata yang menyala menatap tajam anak semata wayangnya itu.

MY HOPE IS YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang