12

1.3K 101 6
                                    

Setelah Ara merebahkan Chika di sofa tersebut kini Ara hanya memandangi Chika. Mata hitam legam itu bahkan tidak berkedip barang sedetik pun.

Chika malu ditatap seperti itu oleh Ara menutupi bagian atasnya yang sudah sudah setengah telanjang itu menggunakan tangannya.

"Ara" Ucap Chika kecil memanggil Ara yang terlihat diam saat ini.

"Hmm". Deheman kecil dari Ara yang masih memandang Chika.

"Kenapa diam? Tanya Chika bingung dengan Ara yang malah berdiam diri itu.

Ara tersenyum menggaruk pelipisnya "Aku gak tau harus apa". Di selingi cengiran di ujung kalimatnya.

Mata Chika sedikit melotot mendengar perkataan Ara. Udah seperti ini Ara bilang dia tidak tau harus apa? Chika juga tidak tau harus apa dia juga baru pertama itupun kalau malam ini berhasil.

Chika kira Ara ada sudah punya rencana tersendiri saat memulai nya tadi.
Chika jadi tidak berselera lagi dibuatnya.

Wajah Chika sedikit memerah menahan malu. Pasalnya tadi dia juga menyosor Ara duluan itupun gara Ara yang seperti menggoda nya tadi. Chika manusia biasa yang bakal tergoda oleh hal hal yang seperti itu meski yang menggodanya juga perempuan.

Dia sendiri juga tidak tau birahinya naik drastis jika diperlakukan oleh Ara seperti tadi.

Chika menutup mata sejenak kemudian menghembuskan napas panjangnya.

Melirik sekilas ke samping dan meraih selimut disana. Ara yang berada di atasnya otomatis menjauh saat Chika sedikit bangun dan melilit kan selimut itu ditubuhnya sendiri.

"Kenapa Chika? Pertanyaan Ara hanya di balas Chika dengan memutarkan bola matanya. Nampaknya Chika malu sekaligus marah pada Ara.

Hampir saja tadi mereka melakukan sesuatu yang iya iya. Dan si Ara itu sudah tau bagaimana bentuk tubuh bagian atasnya. Chika benar benar malu. bagaimana tidak belum berperang mereka sudah kalah duluan.

"Minggir". Chika menggeser sedikit tubuh Ara yang masih di depannya.

Ara yang merasa Chika sedikit acuh padanya jadi panik. Kenapa Chika? tadi perasaan baik baik saja.

"Chika kamu kenapa? aku ada salah?. Ara bertanya kagi pada Chika. Dia tidak tau salahnya dimana. Padahal jelas jawaban dia di atas tadi yang mengatakan "Aku gak tau harus apa" membuat nafsu Chika hilang seketika.

Padahal dia sudah panas dan bersemangat pada Ara. Tapi mendengar jawaban Ara tadi membuat itu semua buyar seketika.

Chika benar benar malu sekarang. Mau di bawa kemana besok wajahnya cantik nya ini yang baru saja terlihat sangat murahan di depan Ara. Apa lagi mengingat bagaimana dengan sendirinya Chika membuka bra nya sendiri.

Chika duduk bersandar di sofa dengan ke dua tangan menutupi wajahnya. Ara masih di situ. Melihat sikap Chika sekarang.

"Maaf". Ucapan Ara dengan mendekati Chika dan ingin menarik tangan Chika yang masih menutupi wajahnya itu.

Namun Chika menahannya dengan kuat. Dia belum siap menatap wajah Ara gara gara ke jadian beberapa saat lalu.

"Chika maaf". Ara mulai panik. "Kamu marah aku gak bisa apa apa ya? maaf, jujur aku gak ngerti mulai dari mana, aku belum pernah sama sekali". Ara merasa menjadi pecundang sekarang.

Padahal tadi Ara juga sangat senang sekaligus terkejut dengan peristiwa itu. Namun harus berhenti gara gara dirinya sendiri. Ara tau itu.

Apa Ara pikir dirinya sudah pernah? Chika semakin malu dengan perkataan Ara barusan. Ara malah memaparkan itu semua.

MY HOPE IS YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang