49

1K 118 5
                                    

"Sayang Mommy". Teriak Ara sedikit pelan saat melihat baby Arjun yang sedang bermain di lantai bawah.

Chika yang datang dari arah dapur melihat Ara mendekati baby Arjun langusung bersuara.

"Mau ngapain kamu?". Tanya Chika.

"Mau cium beby Arjun". Ucap Ara dengan langkah mendekati beby Arjun seraya matanya kembali melirik beby Arjun dengan wajah imutnya yang tampak bingung.

"Bersih bersih dulu sana. Gak ada cium cium. Kamu baru balik kerja Ara, kuman". Larang Chika memberikan mainan bayi kepada anaknya.

Ara cemberut tak suka. "Dikit aja sayang, dipipinya. Aku gemes pipinya kayak bakpau gitu, pengen gigit". Gemas Ara seraya meremas remas tangannya sendiri menyalurkan ekspresinya disana.

Chika menggeleng. "Masuk kamar, mandi. Habis itu baru boleh main sama beby Arjun". Suruh Chika lagi.

Waktu telah menunjukkan pukul 6 sore, dan Ara baru saja pulang dari kantornya. Ara memajukan bibirnya. 

"Kiss kamu aja boleh?" Pinta Ara menyengir. Chika menatapnya lama dan menggeleng lagi. 

Ara mendengus dia merajuk. "Semua gak boleh, cium beby Arjun gak boleh, cium Mamanya juga gak boleh, semua semua gak boleh". Rajuk Ara, setelahnya dia bangun dan berjalan menuju lantai dimana kamar mereka berada dengan hentakan kaki yang kuat.

Chika menarik nafasnya seraya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Ara. Sudah menjadi makanan sehari hari Chika melihat Ara yang merajuk setiap saat. Dan itu tidak masalah lagi bagi Chika, dia sudah terbiasa. Yang jadi masalah saat Ara tiba tiba terdiam tak seperti biasanya.

pukul sudah menjukkan 19.30. Sudah satu jam setengah Ara tidak keluar dari kamarnya, nagapain dia? Dan Chika juga dari tadi masih dibawah bersama baby Arjun. Belum sempat naik sekedar melihat Ara sedang apa.

Baby Arjun yang telah tertidur di gendong Chika dibawa naik ke lantai atas dan menidurkan baby Arjun di kamarnya sendiri. Setelah di pastikan semuanya aman, Chika keluar dari sana dan masuk ke kamarnya sendiri.

Hal pertama yang terlihat saat sudah sampai di dalam kamarnya yaitu Ara yang tertidur di atas kasur dengan selimut yang membungkus tubuhnya sepenuhnya.

Chika lebih memilih masuk kemar mandi dulu. Kemudian keuar dari sana berniat memabungankan Ara untuk makan malam. Mungkin Ara kelelahan sehingga tertidur dengan cepat.

Mendekati Ara dan sedikit membungkukkan tubuhnya. Mengusap sayang kepalanya. Tapi Chika sedikit merasakan hangat di sana.

"Ara, bangun dulu yuk, kita makan malam dulu". Ucap Chika masih mengusap usap kepala Ara yang makin terasa hangat disana.

Tak ada respon dari Ara. Membuat Chika sedikit menggoyangkan tubuhnya itu. Tapi Chika malah mendapatkan penolakan dari Ara. Tangan Chika yang berada di kepala Ara di tepisnya tapi dengan halus.

Chika yang melihat itu menganggukkan kepalanya. Oh, kekasihnya ini sedang merajuk ceritanya.

"Kamu marah sama aku?". Tanya Chika. Ara tak menjawab. Memilih menarik kembali selimut tadi menutup wajah hingga kepalanya.

"Makan dulu sedikit aja, kayaknya kamu demam ini. Badan kamu panas". Ucap Chika membujuk Ara kembali. Lagi, Ara tak memperdulikannya.

Chika menarik nafasnya. Jika sudah begini Ara sedang mode dimana dia minta di rayu dan di bujuk. Chika keluar dari kamar menuju dapur. Mengambil air hangat di dalam baskom dan kembali ke kamarnya.

Tanpa kata Chika membuka selimut yang menutupi tubuh Ara tadi. Dengan mata Ara yang masih tertutup, Chika mengompres kening Ara dengan air yang di bawanya tadi. Pakaian yang belum sempat di ganti Ara tadi, Chika yang menggantinya.

MY HOPE IS YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang