31

1.2K 91 7
                                    

Chika terbangun dari tidurnya di pukul 12 siang, mendapati ranjang yang kosong di sebelahnya. Seingatnya pagi tadi ada Ara di samping nya. Tapi yang di temukan sekarang Ara tidak ada, kemana Dia?

Bangun berjalan keluar kamar juga tidak menemukan Ara. Melihat sebentar ke spot percintaan pagi tadi yang mereka lakukan telah bersih dan sudah tidak berbekas lagi. Mengambil ponselnya di dalam kamarnya menelpon nomor Ara. Tetapi  nomor itu tidak aktif.

Chika tidak mau berpikiran buruk dulu, mungkin Ara ada keperluan sehingga dirinya harus balik terlebih dahulu dan soal ponselnya mati yang mungkin baterai hp nya habis. Namun yang sedikit membuat Chika ada rasa tidak nyaman, mengapa tidak membangunkan dirinya saat Ara hendak pulang. Padahal Chika tidak apa apa bila dibangun kan sebentar hanya untuk berpamitan saja.

*

Dua hari berlalu. Ara yang tanpa kabar dan wujudnya membuat pikiran negatif timbul di kepala Chika. Menyusul Ara ke rumahnya mendapati rumah itu yang sudah tergembok Rapi. Toko yang biasa terbuka di pagi hari dalam dua hari ini tertutup.

Chika berdiam diri di depan rumah Ara menatap rumah itu dengan mata yang mengabur. Ara tidak ada, bahkan tidak ada dimana mana. Ara meninggalkannya tanpa kabar.

Meraih tas nya mengambil ponsel menghubungi sahabat sahabat Ara, tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang tahu. Entah benar tidak tau atau mereka menutup mulutnya sesuai dengan perintah Ara.

Air mata Chika jatuh dengan sendirinya. Baru saja ingin mengunjungi Ara untuk membicarakan kelanjutan pembicaraan mereka ketika di Apartnya. Namun kini sosok itu telah menghilang. Harapan yang diberi Ara musnah, tidak akan ada janji yang ter tepati.

Semua hanya omong kosong nya. Chika terjatuh menyanggah tubuhnya dengan kedua lutut yang kian lama kian bergetar. Dada yang naik turun pertanda dirinya terisak kuat.

Apa yang terjadi sehingga Ara dengan tega menghancurkan harapan yang baru saja mereka bangun. Ara tega meninggalkan dirinya tanpa berpamitan.

Mata Chika menyala. Terlihat ada rasa benci yang mulai singgah di tatapan yang meruncing itu. Sepertinya Ara ingin melihat sisi lain dari Chika. Oke, akan Chika tunjukkan siapa dirinya sebenarnya.

Chika bangun dan melangkahkan kakinya menuju dimana mobilnya berada. Melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Mencengkram setir mobil dengan kuat seraya menekan pedal gas kuat kuat. Chika berteriak di dalam mobilnya hatinya sangat sakit. 

Ara benar benar meninggalkannya. Tak mungkin sahabatnya itu tidak tau keberadaan Ara. Mobil yang di kemudi Chika jadi tidak seimbang karena terlalu kencang dan dirinya yang tidak fokus itu menyebabkan mobilnya oleng dan menghantam pembatas jalan.

Chika terbentur mengenai setir mobil. Beruntung dadanya terlindung oleh Airbag dan Sealtbeltnya. Meski begitu dadanya tetap sakit, serta kepala yang sedikit mengenai dasboard mobil dan mengeluarkan darahnya.

Chika shock bukan main, dadanya naik turun, ditambah ketukan di kaca mobilnya yang membuat telinganya sedikit berdengung. Tiba tiba Chika di landa kecemasan yang membuat dirinya pingsan seketika.

*

Terhitung sudah lima hari Chika di rawat dirumah sakit. Luka yang mengenai keningnya sedikit parah. Harus mendapat 8 kali jahitan. Dan juga adanya traumatik paska shock waktu itu yang menyebabkan Chika harus mendapatkan perawatan serius.

Chika termenung di atas ranjang rumah sakit. Pandangannya kosong. Selera makan menghilang apalagi moodnya untuk berbicara entah tertinggal dimana. Chika berubah selama 7 hari ini. 

Pendiamnya orang yang banyak bicara bertanda bahaya. Ashel yang ada di dalam ruang inap Chika jadi bergedik ngeri. Jangankan untuk berbicara, mengeluarkan nafasnya saja Chik rasanya malas. Ara benar benar merubah kehidupan Chika 180 derajat.

MY HOPE IS YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang