Setelah kegiatan panas dingin semalam, mereka tertidur. Pagi ini Ara yang lebih duluan bangun. Bersandar pada Headboard menatap dalam kekasihnya itu yang tertidur masih dengan kondisi seperti semalam tidak memakai sehelai benang pun dengan keadaan selimut yang telah tersingkap memperlihat sedikit dada dan pahanya. Beda dengan Ara yang entah sejak kapan telah memakai bajunya namun tidak dengan dalemannya.
Chika terbangun merasakan usapan di pipinya. "Jam berapa sayang?". Chika bertanya dengan mata yang bergetar susah untuk terbuka.
"Jam 5 sayang". Ara masih menatap Chika intens.
Chika meraup wajah Ara. "Ubah gak komuk kamu, mesum banget liatinnya". Chika mengganti posisinya jadi terlentang dan menarik selimut hingga dada seraya mengembuskan napasnya.
"Sekarang bilang aku mesum, semalam kamu minta lagi lagi lagi dan lagi, sampe aku kewalahan tau".
"Enak aja kamu juga ya, gara gara kamu itu yang mancing mancing aku". Chika tak terima dituduh sepihak. Ara tertawa pelan.
"Aku udah gak virgin, dan itu ulah kamu". Ucap Chika lagi menutup matanya.
"Yee orang kamu yang minta". Ara juga tak terima dituduh sepihak.
Chika membuka matanya mendelik Ara. "Awas ya kamu kabur gak tanggung jawab, aku beli kamu bensin".
Ara bingung mendengar ucapan Chika menoleh padanya. "Buat apa bensin? Aku lagi gak mau buka usaha jual bensin eceran". Ucap Ara polos memang tidak tau soalnya dia kuper. :D
Chika mendengus memutar bola matanya. "Buat bakar kamu, makanya sering sering buka medsos".
Ara menegakkan punggungnya. "Tega kamu?".
"Kenapa enggak? Dan satu lagi kalo kamu berani selingkuhi aku, aku gak segan segan ya ngemil kamu hidup hidup". Chika menatap tajam Ara
"Iii takut banget, semalam kan udah kamu nyemilin aku, enak gak?". Ara malah tertawa tidak takut sama sekali dengan ancaman Chika.
"Ih beneran ya Ara kamu nyebelin banget, resek, tengil, keras kepala".
Ara tambah tertawa. "Kamu gak cocok jadi jahat, kamu cocoknya jadi kekasih aku selama lamanya, sini lagi aku mau peluk. Jauh banget kamu, semalam aja nempel banget di aku".
Ara tak suka Chika jauh jauh darinya menarik cepat selimut Chika dan langsung mendengar jeritan Chika.
Bagaimana tidak Ara menarik selimut itu sampai tubuh telanjang Chika terpampang jelas di depannya.
"Wow its amazing". Ara memasang wajah terkejutnya melihat pemandangan di depannya ini.
"Ara! resek banget kamu". Siniin". Chika menjauh dari Ara menutup semua asetnya dengan kedua tangannya meski percuma tidak bisa menampung itu semua.
"Ara please siniin selimutnya, wajah kamu kayak orang cabul". Jadi takut sendiri Chika dengan Ara sekarang, Ara juha semakin mendekatinya
"Diem gak disitu!". Mana dengar Ara, yang kini malah nyengir persis setan cabul, cocok seperti khodam nya.
"Sayang stop, aku mau pake baju, nanti mama kamu masuk, udah jam 5 lewat ini kan?".
"Ya pakek lah". Jawab Ara sangat santai. Chika telah terpojok disudut kasurnya. Ara yang sudah duduk dengan kedua tangan di depan dada menatap Chika yang telanjang bulat di depannya.
Chika mulai menggeser sedikit tubuhnya turun dari kasur. "Berhenti gak? jangan gerak, Ara! ih kamu mah buat aku takut tau".
Ara semakin tertawa membuat kedua matanya itu hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOPE IS YOU (END)
RandomDia periang tapi tidak senang, dia gembira tapi juga penuh luka. Hanya berbagi kisah bahagia tanpa kesedihan. Menceritakan kasih sayang yang penuh damba. Munafik? menutup kesedihan dengan kebahagiaan? Menunjukkan "Aku kuat aku bisa, ya aku mampu...