Sehabis sarapan bersama-sama di jam 12 siang. Eh sarapan model apa di jam segitu?.
Mereka berembuk dan memutuskan untuk balik ke Indo. Di karenakan waktu liburan, ralat sebenarnya bukan waktu liburan tapi waktu senggang yang mereka punya untuk membuat Skripsi mereka malah di gunakan untuk liburan.
Dengan alasan bisa sambil mencari inspirasi, tapi tau-taunya bukan inspirasi yang datang melainkan perasaan.
Berangkat dari Bandara Zurich Swiss pada pukul 3 sore menuju Bandara Soekarno Hatta menempuh waktu 17 jam non stop.
Tiba dibandara Soekarno Hatta di jam 9 malam berikutnya. Hampir sehari semalam mereka di dalam pesawat itu.
Sudah terlihat 3 mobil yang berbaris rapi. Milik Adel, Azizi dan Chika. Marsha dan Ashel sebelumnya hendak menyuruh jemput supirnya namun tentu saja tidak di izinkan oleh kekasih mereka.
Ara memandangi mobil mewah itu satu persatu. Zee melihat Ara yang melamun dan menepuk pelan pundak itu. Marsha lebih dulu masuk di kursi penumpang belakang karena Azizi sudah membuka pintunya. "Ayo Ra". Azizi juga ikut masuk dan membuka lebih lebar lagi pintu itu agar Ara bisa masuk. Namun yang ada Ara malah bergeser dan menetup pintu penumpangnya.
Zee yang berharap Ara pulang dengannya karena saat mereka pergi Ara juga nebeng dengan Azizi otomatis saat mereka balik Ara juga akan pulang dengannya bukan? Tapi yang terjadi Ara malah menutup pintunya.
"Ra, Ayoo". Azizi membuka lagi pintu itu dan berteriak ke arah Ara karena Ara sudah berdiri sedikit lebih jauh dari mobil Azizi.
"Jalan aja Zee, gue Udah pesen Grab". Zee berdecak tidak mau.
"Ckk, kan ada gue ngapain malah pesen Grab, Ara lo mah". Azizi terlihat kesal dengan Ara.Begitupun Adel yang sudah menghampiri Ara, merangkul lengannya hendak menarik Ara ke mobilnya. "Sama gue aja". Tapi Ara tetap sama, masih memakukan kakinya di tempat. Ara menunjuk ke arah depan dengan dagunya.
"Tuh dah sampe". Dengan senyum melangkah kan kakinya masuk ke mobil online yang di pesannya.
Adel melihat Ara. "Ra, lu ya bener-bener".Ara melambaikan tangannya. "Hati-hati Ra, entar malam gua ke rumah lo ya".
Ara mengatakan Ok dengan jarinya. dan menggangguk.
"Kalian juga hati-hati sedikit berteriak karena mobil yang di naiki Ara sudah sedikit menjauh.Sekilas Ara melihat ke dalam mobil Chika. Chika, dia sudah lebih dulu masuk ke mobilnya, tapi belum berangkat juga dari tadi. Sedang apa dia di dalam sana.
Setalah Ara pergi. Mobil Adel dan Azizi pun hendak pergi. Tapi mobil Adel tiba-tiba berhenti. "Aku naik mobil Chika aja ya Del, ada sesuatu yang mau aku diskusikan sama dia". Dengan senyum dan mengelus pipi Adel. "Mau ngapain? nanti aja, aku antarin pulang dulu ya, istirahat dulu kamunya.
Ashel tersenyum lagi, mendekatkan wajahnya ke arah Adel mencium seklias bibir itu dan menekannya agak kuat. Dan ya, Adel mematung ditempat. Pasalnya Ashel menciumnya di dalam mobil mereka dan tentunya ada supir Adel juga.
Adel menjatuhkan kepalanya diantara paha Ashel. Menutup mukanya disana sampai Ashel harus mengangkat kepala itu. "Ih kenapa deh meleyot". Ashel tertawa dengan tingkah Adel sekarang.
"Malu aku Shel, bentar dulu". Suara Adel teredam di bawah sana, masih menutup muka dengan telapak tangannya.Ashel tidak bisa tidak tersenyum mleihat itu. "Udah Ah, aku keluar dulu ya".
Adel mengangguk. "Entar malam aku telepon". Teriak adel sesaat saat sudah mulia berjalan ke arah mobil Chika.Mobil Chika memang sudah berhenti di belakang mobil Adel. Ashel langsung masuk duduk di samping Chika.
"Apaan sih Shel tiba-tiba banget". Tapi tetap menggeser sedikit duduknya untuk mempersilahkan Ashel duduk disampingnya. Tadi Ashel sempat mengirim pesa pada Chika kalau dia mau nebeng padanya. Tapi tidak semudah itu Chika percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOPE IS YOU (END)
RandomDia periang tapi tidak senang, dia gembira tapi juga penuh luka. Hanya berbagi kisah bahagia tanpa kesedihan. Menceritakan kasih sayang yang penuh damba. Munafik? menutup kesedihan dengan kebahagiaan? Menunjukkan "Aku kuat aku bisa, ya aku mampu...