32

1.1K 100 10
                                    

Ara masih di sini di pemakaman Mamanya. Merenung dan menatap dalam gundukan tanah yang masih merah dan basah. Tidak ada lagi sosok yang penyemangat, pelukan hangat dan tempat bermanja.

Akibat ulahnya Mamanya yang harus menanggung akibatnya. Dirinya terlalu buta akan cintanya menyepelekan semua yang di ucapkan Aya Mama Chika. Tak menyangka mereka benar benar iblis berwujud manusia.  

Ara akan menuntut mereka, Ara berjanji akan menjebloskan mereka ke penjara.

Chika wanita yang menjadi menyebab dirinya menjadi seperti ini, terang terangan melukai hati dan fisiknya. Tidak menyangka Chika berani melakukan perbuatan yang menjijikan seperti itu.

Terlihat jelas bagaimana pemandangan saat Chika bergoyang, melenguh serta mendesah di pangkuan orang lain. Chika telah merusak kepercayaannya.

"Ra, balik, udah mau, malam ini." Terdengar suara Azizi yang memanggil Ara dari belakang.

Ara mengangguk, bangun seraya melangkahkan pijakannya menjauh dari makam Mamanya. Sampai di rumahnya Ara termenung melihat kondisi rumah yang berbeda. Tidak ada lagi suara yang mengingatkannya makan, istirahat, jangan capek. Semuanya telah melebur bersamaan dengan hilangnya rasa cinta Ara.

"Adek kamu mandi dulu, bersih2 badan kamu kotor bekas tanah tadi". Christy mengangguk. Ara memperhatikan adiknya itu yang terdiam satu harian ini. Mana wajah cerewet nya mana suara ceprengnya. Semua benar benar berubah.

"Ara". Sebuah suara memanggilnya membuat Ara memalingkan tubuhnya melihat itu.

"Om". Ucapnya seraya meraih tangan pria itu dan menyalaminya.

"Duduk Om". Ara dan pri itu duduk di beralaskan karpet lembut yang di beli Mama Ara saat baru pindah kesini.

"Tentang yang Om bicarakan beberapa waktu lalu sama Mamamu. Om sudah mendapatkannya. Dan sekarang Om sedang mengalihkan nama mereka atas nama kamu kembali. Setelah ini Om rasa kamu bisa memulai hidup kamu yang baru bersama  adik kamu".

"Berarti dalam satu minggu ini kamu harus mempersiapkan diri kamu untuk berjumpa dengan petinggi perusahaan".

Ara tak bergeming di tempatnya. Dia masih mencerna ucapan pria itu".

Pria itu berdehem. "Mungkin kamu masih bingung Ara, Tapi intinya sebelum Papa kalian pergi meninggalkan kalian untuk selamanya, beliau telah meninggalkan asetnya untuk kamu dan adik kamu. Kebetulan karena adik kamu masih dibawah umur, semua aset Papa mu atas nama mu dulu".

Ara benar benar kaget dan menegakkan punggungnya tak menyangka dengan apa yang di dengarnya.

"Sebenarnya kemarin Om mau datang kesini ingin memberitahu kabar gembira ini kepada Mamamu, tapi sayangnya Mama lebih dulu harus meninggalkan sebelum mengetahui berita ini.

"Terus pas di rumah sakit waktu lalu, itu Om kan?". Tanya Ara yang mulai mengerti arah pembicaraan ini.

"Iya Ara, Om kerja dengan mereka. Tapi itu kemarin hanya untuk mencari tau tentang kalian. Om telah lama mencari tau keberadaan kalian. Maafkan Om yang baru datang di hadapan kalian saat kalian sendiri lebih dulu telah melewati begitu banyak masalah".

"Ayah kamu tidak punya hutang, tetapi itu semua tipuan teman Ayahmu yang mengambil alih semua kekayaan ayahmu".

"Jangan khawatir dalam beberapa hari ke depan semua akan kembali kepada kalian". Setelah ucapannya Pria tersebut tersenyum dan merangkul pundak Ara seraya menepuk nepuk pelan kepala Ara.

*

Minggu ini Ara benar benar sibuk mendatangani segala berkas yang di dampingi oleh Om Agus pria yang selama ini membantu keluarganya.

MY HOPE IS YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang