5

1K 90 5
                                    

Chika baru saja merebahkan setengah tubuhnya kekasur dengan kaki yang menjuntai ke bawah. Diam beberapa saat terus bangkit lagi dan masuk ke kamar mandi. Membuka seluruh pakaiannya hingga tak tersisa satu helai pun. Kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam bathtub yang telah terisi air hangat dan sabun itu.

Merendam sebagian tubuhnya hingga yang tersisa hanya bagian leher dan kepalanya. Bermain dengan busa-busa sabun itu di telapak tangannya. Hingga suara kencang dari luar pintu kamar mandinya terdengar. Ashel yang baru saja menyelonong masuk kedalam begitu saja.

"Anj, Ashel lo ya bener-bener, ngapain lo, keluar, gue mau mandi setan". Bahkan sekarang wajah Chika lebih setan dari yang dia ucapkan.

"Apa sih Chik sensi bet deh dari tadi". Ashel Dengan wajah tersenyum tanpa dosa. "Balik badan dong tolong". Dengan tangan yang memegang ujung bawah baju.

"Mau ngapain lo?". Lagi-lagi suara Chika terdengar sangat ramah. "Keluar dulu Shel,  gue duluan yang mandi, nanti lo".

"Dih sekalian aja nape hemat waktu, kalo nanti, gue kudu harus nunggu bathub penuh dulu, kelamaan jadi males mandi.

Chika memutar bola matanya dan sangat-sangat kesal sekarang. Niat ingin berendam dengan semua hayalan yang sudah dia persiapkan harus hancur akibat makhluk satu ini.

"Madep sana bentar Chik, gue udah gerah mau cepet-cepet mandi"

"Gak, ogah gue mandi bareng lo". Chika tetap kekeh dengan pendiriannya.

"Yaudah". Ashel melepaskan pakaiannya dan hanya tersisa Bra nya saja dan celana dalam.

"Anj lo Shel". Chika langsung menghadap tembok tidak mau melihat kelakuan Ashel sekarang.

"Elah lebay amat lo, sama-sama segitiga bermuda juga". terdengar langkah kaki yg masuk ke bathtub.

"Ashel please gue gk mau". Chika sampai merengek ke Ashel.

Ashel sudah duduk diposisi nya, sama dengan Chika kaki yang dilipat. Melepaskan bungkusan terakhir dari tubuhnya menenggelamkan badannya dan kepala ke pinggiran bathtub.

Memutar Tubuhnya balik, Chika sudah melihat Ashel dengan posisi sangat santai dan mata yang terpejam.

"Aww Chikaa mata gue taik". Ashel menutup matanya setelah Chika menyiramnya dengan air busa itu.
"Ya mata lo emang taik, belekan, kesel gua Shel".

Ashel membuka kembali matanya, melirik sinis Chika didepannya.

"Apa? mau marah? gue yang harusnya marah ya".
"Ishh...". Ashel hanya berdesis, tidak ingin meladeni Chika lagi, bisa-bisa ngamuk.

Keduanya sama-sama diam sekarang, hanya terdengar suara air disekitar mereka.

"Shel kaki lo, ihh". Chika mendorong kaki Ashel dibawah sana.
"Apasih Chika, lo ya serba salah deh gue". 

"Kaki lo anying". Chika mendelik tajam Ashel yang sekarang cengengesan. Kadang Chika merasa Ashel dan Adel tidak jauh beda, pantesan mereka sedang dekat. Sifatnya ternyata sama.

"Kenapa kaki gue Chik?" perasaan aman-aman aja deh", sambil mengangkat bahunya.

"Kaki lo sentuh-sentuh gue, sengaja lo itu, bisa diem gak?".

Ashel mencondongkan tubuhnya ke arah Chika. "Kalo disentuh Ara, boleh?". Sambil menaik turunkan alisnya"

Chika yang mendengar itu maju dan meraup bibir Ashel.

"Lo ya kalo ngomong, memang lo yang buat gue ngomong-ngomong kasar. Bisa diem gak? gak usah ngomong yang gak-gak ". Chika merasa gugup dan panik saat Ashel menyebut nama Ara tadi.

MY HOPE IS YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang