Sesuai dengan yang Ara ucapkan bahwa dia akan menelpon Chika malam nanti. Ya mereka berbincang bincang singkat menceritakan hal hal random. Yang kadang membuat Chika dan Ata tertawa. Tapi Chika masih belum berani bertanya tentang kejadian sebelumnya. Entahlah mereka mau menikmati keadaan seperti ini dulu. Belum berani satu sama lain untuk mempertanyakan lebih lanjut.
*
Saat ini Chika dan lainnya sedang menikmati makan siang di Kantin mbak Lala. Kantin yang terkenal sering berkumpulnya anak seni.
Ara sendiri mengambil Seni Musik, karena bernyanyi atau bermain musik merupakan bakat Ara yang telah terlihat dari kecil. Chika dan Marsha mereka mengambil Fashion Design, Karena mereka berdua sangat suka dengan hal yang berbau dengan Fashion. Ashel, Adel dan Azizi mengambiL jurusan DKV.
"Pesan apa Cel?". Suara Adel terdengan dari arah kantin." Aku nasi goreng aja Del". Sahut Ashel dari kursinya.
"Gue juga mau dong Del sama kayak Ashel ya, Makasih". Azizi berteriak ke arah Adel tanpa tau malu, hanya terdengar dengkusan dari mulut Adel.
Azizi dan Marsha sudah lebih pesan karena duluan mereka yang tiba di kantin ini. Sementara Chika dia hanya pesan minum saja itu pun Marsha yang pesan. karena Chika hari ini terlihat letih, lemah lesu, lop yu.
Sedang asik makan dan bercanda, mereka melihat dari arah jauh sesorang yang seperti berjalan mendekati mereka. Rian makhluk itu datang ya tentunya untuk menjumpai siapa lain selain Chika.
Teman-teman Chika sudah sedikit kenal siapa Rian itu. Jadi mereka tidak menanyakan lagi pada Chika. Terlihat dari semua wajah mereka sangat membenci melihat manusia yang tidak tau diri satu itu.
Posisi Chika duduk tepat kedepan saat Rian datang tampak sangat jelas. Rian kian mendekat dan setelah sampai langsung merangkul bahu Chika dan sedikit memberi kecupan di sudut kening Chika. Ashel yang melihat itu langsung menarik Chika lebih dekat ke sisinya lagi.
Namun ternyata saat Rian mengecup singkat kening Chika tadi di depan sana juga terdapat Ara dengan pandangan yang tajam melihat ke arah Chika. Kenapa dengan tatapan Ara itu, melihatnya seoalah dirinya sedang ketahuan selingkuh di depan matanya. Chika jadi terlihat aneh sendiri.
"Lo apa apaan sih Rian". Suara Ashel terdengar. Rian mendengus.
"Gue? emang kenapa dengan gue? salah gue cium pacar gue sendiri?". Jawab Rian santai yang sekarang malah mengelus rambut Chika.
Perkataan Rian di akhir membuat Chika sedikit muak. Chika mendongak ke atas Rian yang masih berdiri di depannya.
"Gue bukan pacar lo lagi semenjak waktu lo ngejebak gue, jangan datang depan gue dan bertingkah seolah olah lo masih pacar gue. Kita udah selesai, Ngerti!".
Setiap ucapan Chika penuh penekanan. Terlihat Chika yang sedang menahan emosinya. Ara yang tadi berjalan sekarang sudah sampai di meja itu. Chika yang tadi terlihat marah langsung merubah ekspresinya saat melihat Ara yang sedikit menggeser duduknya dan kemudian duduk di samping dirinya.
Chika sekarang terdiam saat sebelumnya sempat cerewet pada Rian. Chika berdehem.
"Ehemm, baru sampe?". Nada bicara Chika langsung berubah saat bertanya ke Ara, tanpa mau memperdulikan Rian. Kini atensinya tertuju pada orang yang duduk di sampingnya.
"Iya". Ara menjawab sambil membenarkan anak rambut Chika yang menghalangi wajahnya. Chika masih terdiam dengan sikap ara ini. Ara berani sekali di depan teman temannya berbuat perhatian seperti ini. Chika sangat malu.
Sahabat Chika dan Ara saling pandang melihat perbuatan Ara pada Chika saat ini. Soalnya Perbuatan Ara telihat seperti seorang kekasih pada pacarnya.
"Lo siapa? duluan gua yang mau duduk sini". Terdengar suara Rian yang marah karena ada yang menyerobot tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOPE IS YOU (END)
RandomDia periang tapi tidak senang, dia gembira tapi juga penuh luka. Hanya berbagi kisah bahagia tanpa kesedihan. Menceritakan kasih sayang yang penuh damba. Munafik? menutup kesedihan dengan kebahagiaan? Menunjukkan "Aku kuat aku bisa, ya aku mampu...