Hari ini hari dimana acara perayaan pernikahan Papa dan Mama Zee. Dimana semua orang sudah berkumpul di sini. Tak terkecuali sahabat sahabat dari Azizi.
Acara dimulai pukul 7 malam nanti tapi para keluarga dan kerabat Azizi sudah berdatangan di jam 4 sore ini untuk membantu persiapan acara.
Semua terlihat sibuk membantu persiapan tersebut tapi beda dengan teman teman Azizi ini mereka malah bersantai di depan ruang tamu sementara yang lainnya sibuk membantu dekorasi.
"Woi bantuin sana Del". Suara Chika terdengar dari arah sofa.
Adel melirik malas Chika malas. "Lo suruh orang tapi lo sendiri gak bantu".
"Ya gue bantu, bantu ngeliatin". Chika tersenyum memperlihatkan gummy smile nya.
"Ara mana?". Ashel menyenggol pelan paha Chika.
"Lagi ada kerjaan, agak telat mungkin kesini". Jawaban Chika seperti tidak semangat. Ya pantas penyemangatnya tidak ada disini.
"Sok sibuk die". Ashel berucap seraya turun dari sofa menghampiri Adel.
Chika hanya melirik Ashel tak peduli.
"Lo jadian sama Ara?". Adel sudah satu tapi tetap bertanya pada Chika. Ara tidak menutup apa apa dari Adel maupun Azizi selagi hal itu dapat dibagikan pasti Ara akan bercerita kecuali memang hal yang Ara rasa tidak boleh diceritakan.
"Iya". Chika menjawab tanpa mengalihkan pandangan pada ponselnya.
"Kok mau lo sama Ara?". Adel masih dengan pertanyaannya.
"Emang kenapa?". Chika kini menatap Adel.
"Ya kan secara lo lurus gitu gak kayak kita, eh tiba tiba lo pacaran sama Ara. Lo gak tau kan Ara kek orang gila pas ceritain tentang kalian". Adel masih ingat ketika Ara bercerita pada mereka Ara terlihat sangat bahagia dan tidak berhenti senyum senyum sendiri.
Chika ingin tersenyum mendengar perkataan Adel tapi dia tahan. Tidak jauh beda dengan dirinya, seperti dia juga mulai gila. Chika, dia juga tidak tau kenapa bisa dia menerima Ara begitu saja, pesona Ara tidak bisa dia jelaskan. Dari pertama dia suka laki laki bisa berubah haluan, semua itu cuma gara gara Ara.
"Ya gak tau gue, ngalir gitu aja, lagian apa sih nanya nanya gitu".
"Gue cuma pengen tau, secara Ara sahabat gue. Gue harap lo beneran sayang sama dia, tulus sama dia, lo belum tau kan gimana masa lalu Ara. Kalo pun lo pengen tau, cari tahu langsung tanya baik baik ke orangnya. Dan jangan bikin Ara kaget dengan pertanyaan atau perbuatan lo, dia mudah panik". Setelahnya Adel tersenyum pada Chika.
Adel bisa melihat Chika tulus pada Ara dan bisa menjaga Ara begitu pun sebaliknya. Semoga tidak ada hal buruk terjadi kepada mereka.
Chika jadi memikirkan ucapan Adel barusan. Seperti apa memang masa lalu Ara. Chika jadi penasaran dan ingin tau itu.
Azizi datang bersama Marsha entah dari mana.
"Ara belum datang ya?". Tanya Azizi.
"Belum, masih ada kerjaan". Adel yang menjawab itu.
"Sayang". Terdengar dari arah belakang mama Azizi memanggil.
"Iya ma". Azizi hendak bangun menghampiri mamanya namun tidak jadi setelah mendengar ucapan mamanya selanjutnya.
"Bukan kamu, mama manggil Marsha ".
Azizi bahkan temannya yang lain menjadi cengo melihat itu dan menahan tawa mereka.
"Zee detik detik dibuang lo". Seru Adel dengan suaranya yang berbisik.
Marsha menatap Zee prihatin yang sudah menundukkan wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOPE IS YOU (END)
AlteleDia periang tapi tidak senang, dia gembira tapi juga penuh luka. Hanya berbagi kisah bahagia tanpa kesedihan. Menceritakan kasih sayang yang penuh damba. Munafik? menutup kesedihan dengan kebahagiaan? Menunjukkan "Aku kuat aku bisa, ya aku mampu...