"Dimana Chik?" Suara Ashel terdengar di seberang sana.
"Lagi makan, Shel". Jawab Chika tengah berada disalah satu Mall di ibu kota.
"Sama Siapa?". Terdengar lagi suara Ashel.
"Sendiri, kenapa? Kesini aja kalo mau".
"Jamber lo balik?". Tanya Ashel lagi.
"Jam 5, kenapa sih?". Sahut Chika lagi yang sedang menguyah makanannya.
"Malam besok kita mau kerumah Ara, Ara ngadain acara dikit, perayaan rumah barunya". Jelas Ashel.
Chika mengangguk saja meski Ashel tidak bisa melihatnya.
"Terus urusan sama gue apa?".
"Lo ikut ya?". Harap Ashel, Chika ikut juga.
"Sorry Shel gue gak bisa, pagi pagi banget mau ke Bandung ada projects disana".
Ashel berdecak. "Gimana sih Chik? Bentaran doang. Gak enak gak ada lo gak ada yang marahin azizi". Ucap Ashel ketawa.
"Bentar pala lo, dari sini ke tempat dia hampir setengah hari, kalo lo belom tau".
Terdengar decakan lagi. Entah kenapa Ashel pemaksa sekali orangnya.
"Cuti napa cuti". Ashel benar benar sangat enteng saat berucap.
"Berasa perusahaan gue kali Shel". Chika tertawa pelan mendengar perkataan Ashel di seberang sana.
"Udah ah, gue mau balik kantor lagi, bye". Chika langsung mematikan sambungan telepon dengan Ashel.
Ada ada saja Ashel menyuruh cuti demi untuk datang ke acara perayaan rumah baru Ara. Dirinya saja saat ini sedang mati matian ingin mengumpulkan uang agar bisa pindah dari apart itu, sangat tidak aman lagi untuk nya.
*
Di pagi hari ini Chika sudah siap dengan penampilan yang tak perlu di pertanyakan lagi, seperti seorang Ibu Boss. Sudah berada dalam mobil kantor plus dengan supirnya. Jika tidak ada fasilitas seperti ini tentu saja dirinya tidak mau capek capek pulang pergi keluar Kota hampir setiap harinya.Chika memilih naik mobil dari pada pesawat karena ingin menikmati pemandangan sepanjang perjalanan darat nya. Bandung benar benar menyegarkan Matanya.
Chika sampai dan kemudian masuk kedalam kantor tersebut.
Meeting selesai, beberapa perusahaan yang hadir telah melakukan presentasi nya dengan baik. Begitu pula dengan Chika. A plus di dapatkan dari Jinan di seberang telepon sana yang baru saja selesai menghubungi Chika.
Chika keluar dari perusahan itu pada pukul 3 sore, rencananya akan langsung balik lagi ke Jakarta.
Chika berdiri di depan lobby kantor ini. Menunggu supir kantor menjemputnya.
"Chika". Terdengar seseorang memanggil dirinya.
Chika menoleh mendapati Marsha dengan senyum cantiknya memperlihatkan gigi gingsul nya yang manis itu.
"Marsha? Lo disini juga, kok gue gak liat tadi?". Mereka saling berpelukan dan cipika cipiki sebentar.
"Gue yang liat lo. Gue paling belakang tadi. Keren tau tadi lo. Udah cocok jadi Ibu Boss deh ketimbang karyawan". Ucap Marsha yang juga bangga dengan Chika tadi.
"Aamiin". Ucap Chika dan Marsha secara bersamaan".
"Ayuk". Ajak Marsha yang merangkul lengan Chika
Chika menoleh menatap Marsha. "Where?".
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOPE IS YOU (END)
AcakDia periang tapi tidak senang, dia gembira tapi juga penuh luka. Hanya berbagi kisah bahagia tanpa kesedihan. Menceritakan kasih sayang yang penuh damba. Munafik? menutup kesedihan dengan kebahagiaan? Menunjukkan "Aku kuat aku bisa, ya aku mampu...