8

1.1K 92 1
                                    

Hari ini mereka lalui dengan menghabiskan waktu hanya berdiam diri didalam kamar, dengan cemilan yang sudah tersedia. Seperti ucapan mereka di pagi tadi bahwasanya malam ini mereka akan keluar sekedar berjalan-jalan di sekitaran penginapan mereka. Syukur cuaca mendukung aktifitas mereka malam ini. Meski salju masih mengguyur kota ini namun tidak selebat kemarin.

Jika dilihat oleh orang lain mereka terlihat seperti Triple date malam ini. Namun sayangnya yang dilihat tidak sesuai dengan kebenarannya. Mereka berjalan dengan baris masing-masing. Zee dan Marsha berada di paling depan, Adel dan Ashel di belakangnya dan posisi paling akhir Ara dan Chika. 

Barisan satu dan dua sangat terlihat romantis bahkan tidak terlihat jarak diantara masing-masing dari mereka. Marsha yang senantiasa merangkul lengan Azizi dan Adel yang memasukkan tangan Ashel ke dalam saku jaketnya.

Dan jika kalian mau tau bagaimana dengan dua orang makhluk lain itu, Ya mereka kini berjalan masing-masing, Chika di depan Ara tidak jauh dari itu hanya satu langkah di belakang Chika sudah terdapat Ara. Sebelumnya mereka sempat berjalan bersamaan namun seiring waktu langkah Chika semakin cepat.

Ara memerhatikan langkah Chika yang semakin lama semakin jauh. Kenapa dia? apa Chika kebelet ingin buru-buru ke kamar mandi atau apa?. Ara hanya menggeleng-geleng sendiri melihat tingkah Chika yang kadang berubah dengan cepat diwaktu yang bersamaan.

Ara sampai harus berlari kecil demi untuk menyamakan langkahnya dengan Chika. " Kenapa cepet banget?". Setelah langkahnya dapat menyamai langkah Chika, Ara bertanya. Chika menoleh pada Ara. Kenapa Ara harus menyusulnya, pikir Chika.

"Kenapa harus lambat kalo bisa cepat". Jawaban Chika membuat Ara tersenyum, lucu juga Chika ini pikirnya.

"Gue pikir lo kebelet ke Wc mungkin?". Chika menoleh tidak menjawab, hanya dengkusan yang keluar dari mulutnya.

Mereka masih berjalan santai tidak ada tujuan, hanya sekedar berjalan-jalan saja menikmati malam yang lumayan bersahabat ini. Terlihat Chika menggosok kedua lengannya. Dan Ara memperhatikan itu. Setiap gerak gerik Chika tak luput dari pandangan Ara. Kenapa sekarang dia jadi menikmati setiap pergerakan Chika. Ara sampai menggaruk-garuk kepalanya tidak mengerti.

Chika berhenti tepat di mini market. Ara juga ikut berhenti. Namun dua pasangan lainnya itu malah masih terus berjalan. Ara tidak mau memikirkan mereka saat ini. Yang ada dipikirannya saat ini apa Chika ingin membeli sesuatu?.

Terlihat Chika meraba-raba saku jaketnya. Setelah yang dicari tidak ada Chika ingin lanjut berjalan namun sebuah tangan menariknya masuk ke mini market tersebut.

"Araa". Ucap Chika"

"Hmm, Mau apa?". Ara bertanya pada Chika. Ara yakin kalau Chika menginginkan sesuatu.

"Gue gak mau apa-apa, lo ngapain tarik gue kesini?". Chika yang hendak keluar langsung ditahan Ara.

"Masih sih, Gue traktir mau apa?". Ara tersenyum tulus pada Chika.

"Gak perlu, gue lagi gak mau apa-apa". Ara menggeleng menarik Chika memutari rak-rak yang ada disitu.

"Cuma traktiran Jajanan Chika, gue masih mampu kok, kecuali kalo traktirin Tiket pesawat buat balik Indo, duit gue udah gak cukup". Diakhiri dengan cengiran yang khas dari Ara. Mata yang menyipit membentuk bulan sabit.

Chika yang mendengar itu jadi teringat beberapa hari yang lalu. Awal mula berdebatan mereka ketika sampai di sini. Chika jadi tidak enak dan merasa sedikit bersalah jika mengingat hal itu. Dia tau perkataannya lalu menyinggung Ara.

Akhirnya mereka berdua keluar dengan menenteng kresek masing-masing. "Nanti gue ganti". Ucapan Chika tiba-tiba terdengar.

"Gak perlu Chika". Ara menjawab tanpa melihat Chika. Kini dia asik memakan jajanannya sambil bediri di luar mini market.

MY HOPE IS YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang