chapter 15

794 82 6
                                    

Luxiel POV

Flashback..

"Tidakk..!! jangan bunuh baki!!..." ucap ku berteriak,

Tapi mereka tak mendengarkan, mereka memotong-motong tubuh Baki dan mengulitinya. Kenapa mereka sekejam itu? Baki bahkan tak menyentuhnya sedikitpun, ibuku Lilith Van Hellsing hanya menatap ku dengan wajah jijik.

"kenapa mereka tak mendengarku..." batinku.

Sepanjang jalan aku hanya melihat darah yang keluar dari tumit ku karena ayahku menyeretku di atas lantai batu yang kasar. Tapi anehnya aku tak merasa sakit, ini tak lebih sakit dari kehilangan Baki. Air mataku menetes tanpa mengeluarkan suara...

"diam lah disini, kau mengotori tamu ku..!anjing kotor mu sudah tenang di neraka sana" ucap nya.

Aku hanya meneteskan air mata dalam diam, sambil memeluk kedua lutut ku. Tubuhku terasa lemas karena aku menangis dalam waktu lama. Aku menjadi sangat lapar, aku butuh makanan, tapi kemarin mereka sudah memberiku makan jadi aku hanya bisa menunggu hingga esok.

(knock...knock...knock)

"kau pasti lapar, ini aku membawakan sesuatu untuk mu! Tuan Lazark sedang berbaik hati, dia menyuruhku memberikan ini padamu." Ucap Margaret sambil menumpahkan makanan ini di depan ku sambil meludah ke makananku.

Cuih...!

Aku tak peduli dia melakukan itu aku benar-benar lapar, tumben-tumben saja mereka memberiku makan selama 2 hari berturut-turut, bisanya mereka hanya memberiku makan 2 hari sekali. Aku memakannya dengan lahap, ini benar-benar enak. Aku tak pernah memakan yang seperti ini sebelumnya dan ini masih hangat.

"kau masih lapar?" ucap Margaret.

"i-ini sudah cukup.." ucap ku dengan suara pelan.

"hey it's okay... kau boleh nambah kok, aku akan mengambilkannya lagi untukmu, jadi diamlah disini seperti anjing manis, kau mengerti" ucap nya sambil mengelus-elus kepalaku.

Setelah 15 menit ia kembali membawa lebih banyak makanan, jadi ini rasanya daging. Ini benar-benar enak. Aku menghabiskan semuanya hingga tak tersisa, kemudian ia kembali lagi membawa makanan hingga 3 kali. Sebelum aku menghabiskan makanan yang ketiga kalinya, ia mengeluarkan sesuatu dari saku nya.

"oh ya kau pasti merindukan anjing kotor itu kan? Sayang sekali tuan Lazark harus membunuhnya! Syukurlah.. mulai sekarang kau akan terus bersamanya. Ini aku juga punya sesuatu untuk kau ingat." Ucap nya menjatuhkan sebuah kalung.

"apa maksudnya? Ini kalung Baki.." ucap ku dengan bingung.

"yaps! sekarang Baki sudah menjadi bagian darimu! Apa rasanya? enak? Syukurlah kau menyukainya." Ucap nya sambil tertawa.

"ini d-daging B-Baki? there's no way this... n-no! apa yang kulakukan! Perutku terasa mual." Ucap ku kemudian aku memuntahkannya sambil meneteskan air mata.

"kau tak menghargai makanan yang tuan Lazark berikan padamu, You're being disrespectful, untuk 4 hari kedepan kau tidak akan diberi makan." Ucap nya kemudian ia pergi meninggalkanku.

Aku memeluk kalung Baki dengan erat, rasa bersalah menusuk paru-paruku. rasanya sakit sekali, aku benar-benar kesepian tanpanya and this feeling is killing me slowly. Berada diruangan yang dingin dan gelap. Di musim dingin aku hanya bisa bertanya-tanya apakah aku akan mati sekarang?

Semenjak hari itu aku mengalami *night terror yang mengerikan, setiap kali aku memejamkan mataku, aku selalu bermimpi Baki mencabik-cabik tubuhku karena aku memakannya dan itu membuatku takut untuk tidur.

*night terror : gangguan tidur yang membuat seseorang berteriak, takut dan bahkan menangis dalam tidurnya.

Flashback off

Sial, ingatan itu kembali lagi kenapa aku tak bisa melupakannya arghh.. aku sudah membunuhnya seharusnya semua itu berakhir, fuck! napas ku jadi tak beraturan. Walaupun aku berusaha melupakannya. Memori-memori itu mengalir seperti sebuah air, membuatku sedikit sesak.

"kau tak apa?" ucap nya sambil menepuk bahuku.

"jangan sentuh!!" ucap ku mengibas tangannya.

"Luxi what's wrong?" ucap Giselle dari belakang.

Aku berlari kearah nya dan memeluknya erat-erat, dia juga membalasnya. Pelukan darinya dapat membuat ku tenang. Bersamanya aku dapat melupakan semua itu...

"hey! You don't have to be afraid, aku disini untuk mu!" ucap Giselle sambil mengelus-elus kepalaku.

"kita makan dulu ya... kau pasti sudah lapar!" ucap Giselle membawaku ke dalam.

"oh my god!! This is food." Batin semua orang termasuk aku.

Semua orang tampak terkejut dengan skill memasak Giselle.

"it's a venison grilled steak... aku menggunakan bumbu seadanya, tapi syukurlah aku bisa membuatnya." Ucap Giselle sambil tersenyum.

"baunya sangat lezat... gimana cara mu membuat hal seperti ini." ucap Jeanne yang tak percaya dengan masakannya.

"aku hanya menambahkan beberapa garam, merica dan bawang putih habis tuh di panggang!" ucap nya.

"Jeanne kau harus belajar darinya... hey newbie I've fully accepted you here. Oh come on Give me a hug." Ucap Violet sambil merangkul tangannya di leher Giselle.

Sedangkan Jeanne hanya cemberut dan pasrah, tapi dia mengakui kalau masakan Giselle seribu kali lebih baik darinya. Menciumnya saja membuat perutku beteriak kelaparan.

"sudah lama tak makan yang seperti ini." ucap Guill.

"baby!... masakan mu tak pernah mengecewakan!" ucap Haley

"aku baru pertama kali memakannya." Ucap John.

"hmmm..." ucap Frankenstein yang sudah menikmati setiap gigitan nya.

"kau serius tak pernah makan steak sebelumnya?" ucap Guill.

"enggak, ini literally pertama kalinya makan, soalnya aku dan adikku kami tak mampu membeli makanan seperti ini." ucap John sambil mengunyah.

"yaps!! We're homeless!" ucap Jeanne dengan riang.

"uhuk.. kata-kata mu tadi terdengar seperti semangat, apa kau tak malu bicara seperti itu." ucap Guill sambil bercanda.

"sudahlah..sudahlah jangan dipikirkan lagi, malam ini ayo makan sepuasnya... urusan besok, aku serah kan pada diriku yang besok hehe..." ucap Vi mengeluarkan sekardus bir yang ia sembunyikan dari tadi.

"woahhh!! That's cool, itu yang kutunggu-tunggu" ucap semuanya.

"let's have a party tonight..!!" ucap Haley dirinya sangat bersemangat.

"ada yang masih mau nambah? Ini masih banyak kok" ucap Giselle.

"nambahh!!" ucap semuanya.

Ntah kenapa melihat hal seperti ini sangat menyenangkan, semua pikiran buruk ku terhempas begitu saja.

"I don't understand this feeling." Ucapku sambil tersenyum.


Dear readers : jangan lupa di vote ya!

ditunggu chapter selanjutnya okayy!!

Love : author wkwkw

Seeking Life In A World Of The UndeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang