chapter 44

406 43 0
                                    

Luxi POV

Saat itu suasana kamar begitu tenang, hanya suara napas lembut Mavis yang baru saja tertidur lelap setelah Giselle menenangkannya. Aku berdiri di dekat tempat tidur, merasakan kehangatan dalam hati melihat Giselle begitu penuh kasih sayang kepada Mavis. Saat dia berjalan mendekat, ada kelegaan yang terpancar dari wajahnya, tetapi juga sesuatu yang lain.

Tiba-tiba, aku merasakan sentuhan lembut di bahuku, dan ketika aku berbalik, Haley sudah berada di dekatku. Wajahnya dekat dengan telingaku, dan aku bisa merasakan kehangatan napasnya di kulitku.

"Sayang, aku ingin melakukannya." Bisik Haley, suaranya rendah dan menggoda. Tangannya, yang sebelumnya berada di bahuku, kini perlahan turun, menyentuh bagian bawah tubuhku dengan lembut. Sentuhan itu membuatku terperanjat, dan aku merasakan diriku menegang seketika. Sebelum aku bisa merespons, Giselle juga mendekat, mata Hazelnya menatapku dengan intensitas yang sulit aku tolak.

"Aku juga sudah lama tak melakukan itu, Luxi..." ucap Giselle dengan lembut, tetapi penuh dengan keinginan yang tersembunyi. Tatapannya menyiratkan kerinduan yang sudah lama dipendam, dan aku bisa merasakan detak jantungku semakin cepat.

Di hadapan kedua wanita yang begitu berarti bagiku, aku hanya bisa menelan ludah, merasakan kerongkonganku yang tiba-tiba terasa kering. Kehangatan di antara kami semakin terasa intens, dan aku tahu apa yang mereka inginkan. Sensasi aneh mulai mengalir di seluruh tubuhku, dan aku merasakan bagian bawahku mulai merespons dengan cepat, mengeras tanpa bisa aku kontrol.

"fuck me Luxi.." ucap Haley tersenyum, wajahnya mendekat lagi ke telingaku, dan aku bisa merasakan bisikan lembutnya yang penuh hasrat.

Dengan kedua wanita yang aku cintai berada begitu dekat, masing-masing dengan tatapan penuh cinta dan kerinduan, aku merasa dunia di sekitarku mulai memudar. Semua pikiran tentang latihan, pertempuran, dan kekuatan yang harus ku kuasai tampak jauh, digantikan oleh perasaan yang jauh lebih mendesak dan nyata.

Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri meskipun aku tahu apa yang akan terjadi. Ini adalah momen yang penuh dengan keintiman dan kerinduan yang lama tertahan, dan aku tahu bahwa aku tidak bisa mengabaikan apa yang mereka rasakan.

Malam itu, di dalam keheningan yang hanya dipecahkan oleh napas kami yang semakin berat, aku menyerahkan diri pada keinginan yang sudah lama terpendam, dengan Haley dan Giselle di sisiku.

"Sayang, sejak kapan punya mu berurat gini, hmm?" ucap Giselle dengan senyum nakal yang menari di bibirnya, melirikku dengan tatapan penuh makna. Dia mengangkat tangan dan dengan lembut mengusap bagian bawah tubuhku, menambah rasa geli yang terasa mendalam.

Haley, yang juga tidak bisa menahan godaan, tersenyum sinis sambil melihatku.

"Jadi, yang dimaksud latihan untuk memperkuat bagian bawah sini juga?" ucap Haley menggoda, suara suaranya lembut namun penuh dengan ejekan manis.

"kurasa tanpa sadar bagian bawah ku juga terbentuk" ucap ku merasa wajahku memanas, dan aku hanya bisa tersenyum canggung.

"kalau latihan mu bisa memberikan hasil seperti ini, mungkin aku harus lebih sering memeriksa bagian bawahmu." Ucap Giselle tertawa lembut, matanya berbinar dengan semangat dan kegembiraan.

Sementara itu, Haley tidak kalah menggoda, tangannya masih perlahan menyentuh bagian bawahku dengan lembut.

"Mungkin aku juga perlu mengikuti latihan ini, agar bisa lebih memahami apa yang kau latih selama ini." ucap Haley Suaranya penuh dengan kerinduan, dan dia mendekat lebih dekat lagi, menjadikan suasana semakin intim dan penuh gairah. Aku menarik napas dalam-dalam, merasakan setiap sentuhan yang mengalir melalui tubuhku.

Seeking Life In A World Of The UndeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang