chapter 14

819 77 1
                                    

Luxi POV

Sudah lama aku tak memperkenalkan diriku dengan nama Van Hellsing. Tak peduli seberapa keras aku berusaha menghilangkan nama itu, hal ini akan tetap melekat selamanya. Bagiku Van Hellsing adalah eternal curse atau kutukan abadi.

"I never heard it.. yang kutahu keluarga Van Hellsing hanya memiliki satu pangeran yaitu Bellzebuth Van Hellsing The Prince Of Bloom." Ucap Haley.

"aku pernah mendengar gossip kalau keluarga Van Hellsing memiliki seorang putri tapi hal itu dibantah mentah-mentah oleh Lazark pemimpin keluarga Van hellsing." Ucap Giselle.

"tentu saja dia membantah nya, karena dialah orang pertama yang menyembunyikan ku mati-matian. Menjauhkan ku dari segala hal, mengurungku seumur hidup ku. wow! what a great father" Ucap ku secara sarkas.

"kenapa dia melakukan itu?" ucap Giselle.

"because I'm a broken thing... mereka tak membunuhku karena aku terlahir sebagai Van Hellsing dan hal itu sangat tabu untuk dilakukan." ucap ku.

"tapi bukannya seluruh darah Van Hellsing telah di bantai di rumah nya sendiri? how did you survive then?" ucap Haley.

"itu karena aku lah si pembantai itu dan satu-satunya yang selamat." ucap ku.

"why?" Giselle dia melihat ku dengan tatapan kecewa.

Setelah itu Frankenstein datang dan menyuruh kami berkumpul di ruang makan untuk makan malam. Jeanne lah satu-satunya orang yang memasak di dapur, tak ada satupun dari mereka yang bisa masak. Jadi mau tak mau Jeanne lah yang mengurus hal dapur...

"apa menu kali ini?" ucap John yang menunjukan ekspresi jijik.

"ouh ini vita jelly dengan daging rusa jantan, kutambahkan sedikit springkles agar terasa manis. tiba-tiba saja aku kepikiran sebuah ide cerdas, well it's like a shortcut...kalian bisa makan-makanan berat dan ringan di satu waktu " Ucap Jeanne dengan wajah berseri-seri.

"kau mencampur jelly dengan daging?" ucap John yang tak percaya dengan sikap adiknya.

"isn't it cool?!" ucap nya

(Woof...woof...woof)

Entah dari mana ke empat serigala ini muncul dan menumpahkan seluruh makanan. Ada seorang cewek berambut merah pendek dengan tato di sekitar lengan dan tubuh yang sedikit kekar datang dengan perlengkapan senjata lengkap.

"ouh great Violet... look what you just did!" ucap Jeanne dengan wajah kesal.

"oh shit..!" ucap nya sambil menghirup rokok nya.

Ke empat serigala tadi adalah peliharaanya yang berjenis grey wolf, kukira mereka seukuran anjing malamute ternyata jauh lebih besar.

"tak apa aku akan memasak untuk kalian, apa bahan-bahannya masih ada." Ucap Giselle.

Jeanne menunjukan seisi dapur dan Giselle langsung memasaknya tapa basa-basi. Tiba-tiba Lascrea menarik tangan ku menjauh ke sebuah balkon kayu.

"kau tak apa?" ucap nya sambil memegang pipiku.

"hah? mm tak apa.." ucap ku.

"kau tampak beda semenjak terakhir kita ketemu, you look gorgeous and sedikit lebih kekar. Aku merindukan mu, im hopeless karna kupikir kita ga akan ketemu lagi" ucap nya.

"your insane!" ucap ku.

"kau tau dari awal aku menginginkanmu not your brother...!"

"sebelum kau sadar dari awal kau sudah jadi miliknya not mine, I'm not really part of van hellsing, kau seharusnya membenci ku, aku membantai seluruh keluargaku termasuk tunangan mu." Ucap ku.

"kau berbicara seperti aku tak tahu yang mereka lakukan padamu, they are worst! keluargaku maupun keluargamu mereka semua sama. Ada hari dimana aku berpikir lebih baik dunia ini menjadi seperti sekarang. To be honest, I really enjoyed it. what do you think?" ucap Lascrea sambil tersenyum.

"I do understand..aku lebih memilih kebebasan yang berbahaya daripada perbudakan yang damai." Ucap ku.

Flashback..

Lascrea POV

Hari ini keluarga ku pergi ke kediaman Van Hellsing untuk membahas sebuah bisnis, yang aku sendiri juga tak tahu soal apa. Ayah ku Fredrick Leander IV seorang bangsawan dan pemimpin keluarga Leander, sedangkan ibuku Helena Leander yang dulunya bukanlah seorang bangsawan, tetapi kekuasaan dan kekayaan nya mengalahkan bangsawang murni. Itu sebabnya ayahku menikahinya.

Ayahku juga bilang dia akan mempertemukan ku dengan seseorang dari Van Hellsing. Dari caranya berbicara, aku sudah tahu ini akan mengarah kemana.

"perjodohan sialan.." batin ku.

Saat mobil kami sudah berada di depan gerbang kediaman Van Hellsing, bulu kuduk ku berdiri saat turun dari mobil, aura dingin dan mengerikan menggerogoti kulitku. Kami semua disambut oleh dua sosok berambut hitam pekat dengan kulit pucat dan mata biru yang bersinar di kegelapan. Ciri khas keluarga Van Hellsing..

Setelah basa-basi yang tak terlalu panjang, ayahku menyuruh ku untuk menunggunya selagi mereka membahas sesuatu. Karena bosan aku berkeliling mansion mereka. Jujur ini terlihat kuno, apalagi tempat ini dihinggapi kabut tebal yang membuat penglihatan ku sedikit minim. Aku terus berjalan hingga ke sebuah ruangan kecil..

"rantai?" ucap ku.

Aku melihat seekor anjing berukuran besar berada di depanku yang tengah di rantai sontak itu membuatku benar-benar ketakutan. Perlahan aku berjalan mundur, aku tak melihat ada rantai di belakangku dan aku terjatuh kebelakang. Telapak tangan ku mengenai benda tajam dan mengeluarkan darah.

"Baki!!! Stop!" ucap seseorang.

Seorang anak berada di depan ku, tubuhnya kurus dan tampak kumuh seperti tak terurus. Siapa anak ini? apa yang dia lakukan disini? Tapi rambut itu, mata itu.. tak salah lagi Van Hellsing, tapi kenapa ia tampak kumuh? Bahkan untuk berdiri saja ia kesusahan.

"who are you?" ucap ku.

Tetapi dia tidak merespon sama sekali, aku memberi nya sebuah permen karamel yang selalu kubawa kemana-mana. saat memakannya ia seperti kebingungan dengan rasa nya tapi dari ekspresi nya ia seperti menyukainya.

Brakk!!!

Suara pintu terbuka dengan keras dan ternyata orang tuaku mencari ku kemana-mana. ibuku panik melihat tangan ku yang mengeluarkan darah, begitu juga ayahku. Tetapi ketika tuan Lazark melihatnya ia menjadi begitu murka, ia menarik anak itu dengan kasar dan menyeretnya pergi.

"potong anjing itu, kalau aku masih mendengarnya menggonggong kalian lah yang akan ku potong." ucap nya berbicara kepada pelayan-pelayan disana.

"tidakk!! Jangan sentuh dia, baki tak menyerang siapapun... aku bersumpah! Baki tak menyentuh nya!" ucap anak itu sambil menangis memohon.

Tetapi tuan Lazark tidak memperdulikan omongannya sedikitpun dan pelayan-pelayan itu membunuh anjing itu. inilah pertemuan pertamaku dengan Luxiel.


jangan lupa di vote ya! biar authornya tambah semangat...

Love : author

Seeking Life In A World Of The UndeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang