Luxi POV
" mereka bukan senjata.." ucap ku.
" kita ga punya pilihan lain Lucifer.." ucap Gabriel.
" im not Lucifer.." ucap ku.
" cepat atau lambat malaikat-malaikat itu dan guardian nya will come to you and her. Atau yang lebih parahnya mereka akan membunuh mereka semua, agar kau tak dapat menanam benih mu di dalam mereka My lord.." Ucap Gabriel.
" aku ingin istirahat dulu, Giselle Haley kalian juga harus istirahat." Ucap ku menarik mereka berdua ke kamar.
Keadaan menjadi sangat kompleks, aku tak menyangka kalau Giselle bakalan hamil dan lagi Nephalem itu terdengar tak masuk akal. Tapi kedatangan undead ke dunia ini sudah tak masuk akal, apa yang harus ku utamakan lebih dulu. Arghhh ini membuat ku gila..
"hey.. jangan terlalu memikirkan itu, istirahatlah!" ucap Giselle.
"kau juga harus istirahat, kau lagi hamil Giselle.." ucap ku.
"hmmm.. aku baik-baik saja" ucap nya mengangguk.
"I never thought the situation would be like this, tapi semisal itu beneran terjadi perkataan si rambut putih itu ada benarnya Luxi.." ucap Haley.
"menjadikan anak ku senjata, it's sick! Tapi aku juga takut kehilangan kalian!" ucap ku.
Haley dan Giselle memeluk ku berusaha menenangkan ku, aku takut kehilangan mereka berdua lebih dari diriku sendiri. aku membenamkan diriku di pelukan mereka berdua, aku terlalu lelah memikirkan hal ini. tanpa sadar aku tertidur dalam pelukan mereka.
"do what necessary to do!" ucap seseorang.
Aku mendengar suara seseorang sepenjang malam, tapi aku hanya bisa mengingat bagian akhirnya. Gimana cara ku mengingat ingatan yang tak pernah ku miliki, it's really impossible. Hoahmm...
" apa aku bangun kesiangan ya?" ucap ku kemudian aku berjalan ke dapur.
"Luxi ini sarapan dulu, semalam kau juga ga makan malam kan?! Kau pasti sudah lapar." Ucap Giselle.
"mau kusuapin hmm?" ucap Haley tersenyum.
"arghh tubuh ku masih sakit, tidur tadi malam masih belum menghilangkan capek ku." ucap ku berpura-pura.
"Luxi kau tak pandai acting, sini duduk lah." Ucap Haley.
Aku berharap bisa menghentikan waktu saat ini, aku ingin terus menikmati waktu seperti ini dengan mereka berdua. ntah bahaya apa yang sudah menungguku nanti, untuk saat ini aku ingin menikmati waktu ku.
" apa kau baik-baik saja? Giselle apa ada yang sakit?" ucap ku
"hmm.. aku baik-baik aja kok!" ucap Giselle.
"kau tak boleh kelelahan ingat!" ucap Haley
"iya tapi belakangan ini nafsu makan ku jadi bertambah, seharusnya kalau lagi hamil nafsu makan ku hilang.." ucap Giselle merasa bingung.
"mungkin setiap orang beda gejala, kalau kau merasa ga enak bada bilang saja. Aku tak menyangka kau akan jadi ibu but how about you Luxi? kau bakal jadi mommy or daddy?" Ucap Haley tersenyum nakal kepadaku.
"apa aja boleh kan..!" ucap ku dengan wajah memerah.
"Luxi peluk..." ucap Giselle.
Giselle menjadi sedikit manja saat hamil dan aku menurutinya agar ia senang. Aku tak sabar bertemu dengan anak ku nanti hehe, apa aku bisa menjadi orang tua yang baik. Ahh.. aku jadi memikirkannya pasti sangat menyenangkan.
Di sisi lain..
Author POV
"hey las.. kau sedang apa disini?" ucap Bell.
"hah.. aku Cuma cari angin, berusaha menghilangkan pikiran ku dari masalah-masalah tadi malam." Ucap Lascrea.
"kau beneran tak apa?" ucap Bell mengkhawatirkan nya.
" aku gak apa-apa you don't have to worry" ucap Lascrea.
"aku merindukan mu Las.." ucap Bell.
"Bell aku ingin bilang sesuatu.." ucap Lascrea.
"hmm?" ucap Bell.
"I never truly like you, semua hal yang dulu ku lakukan hanya semata-mata karena orang tua ku yang menyuruh ku, sekarang mereka tak ada begitu juga dengan perjodohan kita. Aku tak harus berpura-pura lagi so cut it off.." ucap Lascrea.
"mungkin kau bisa pura-pura menyukai ku, tapi aku tak bisa berpura-pura untuk tidak menyukai mu when I truly like you." Ucap Bell.
"im sorry.." ucap Lascrea kemudian ia pergi meninggalkannya sendiri.
Bell hanya menghela napas ketika Lascrea mengatakan itu, walaupun ingatannya sebagai iblis kembali tapi perasaan dan jiwanya masih manusia seutuhnya.
"aku tak bisa menyalahkan nya.." batin Bell.
Plakk!!
"Arghh!! Gabe I know it's you.." ucap Bell kesakitan.
"hehehe.. sudah lama aku tak mendengar mu menyebut nama ku seperti itu" ucap Gabriel.
"kau sering melakukan hal ini dulu.." ucap Bell.
"hah masa-masa itu sudah berakhir rupanya, gimana keadaan mereka yang masih di inferno?" ucap Gabriel.
"oh iya keluargamu masih disana ya? sudah berapa lama kau tak bertemu dengannya?" ucap Bell.
"sejak Lucifer membuat barrier 2000 tahun yang lalu, tapi setidaknya aku tahu mereka masih hidup!" ucap Gabriel.
"kenapa malaikat dan iblis tidak bisa hidup berdampingan?" ucap Bell.
"mereka terlalu egois iblis di mata mereka hanyalah parasit kotor, hal ini menimbulkan kebencian yang tak beralasan." Ucap Gabriel.
"just another stupid reason.." ucap Bell.
"ya.. apa kau menyukai yang gadis tadi?" Ucap Gabriel.
"begitulah.." ucap Bell.
"just trust in time dude! Aku ingin membunuh undead yang berkeliaran di sekitar sini kau ikut?" ucap Gabriel.
"hmm.. yang bunuh paling banyak yang menang!" ucap Bell ia langsung pergi begitu saja.
"c-curang! Cihh.." ucap Gabriel mengejarnya.
Frank baru saja siuman setelah semalaman tak sadarkan diri, John yang melihatnya pun langsung memanggil semua orang.
"hey Frank kau tak apa? jangan banyak bergerak luka mu bisa kebuka lagi." ucap Jeanne.
Jeanne sangat shock saat melihat luka-lukanya menghilang hanya dalam semalam.
Jangan lupa di vote ya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Seeking Life In A World Of The Undead
Fantasywarning 21+!!!! adult content * * * girl x girl