chapter 3

1.4K 99 2
                                    

Giselle pov 

Benar-benar mengerikan...

Seorang gadis berdiri dihadapanku dengan darah segar yang memenuhi sekujur tubuhnya. Seperti seorang iblis yang haus akan darah. Tidak ada sedikitpun keraguan di matanya...

"kau bisa berdiri..?" ucap nya sembari melepas borgol yang berada ditangan ku.

Walaupun tubuhnya dilumuri darah tetapi aku dapat melihat her blue eyes yang sangat tajam. aku masih sedikit merinding melihatnya membunuh tanpa ampun, tapi aku yakin dia punya alasan tersendiri apalagi dengan situasi seperti tadi, siapapun bisa saja membunuh.

"Namaku Gisella Vermillion dan kau?"

"panggil saja Luxi.." ucap nya

"kita harus pergi dari sini sekarang, para undead akan berdatangan because all this blood." ucap ku.

Kemudian kami berdua keluar menggunakan pintu darurat sepanjang perjalanan Luxi dengan santai nya menebas para undead seperti mengayunkan tongkat baseball. Setelah berjalan cukup lama kami bertemu sekelompok orang yang membawa senjata lengkap.

"another survivor? We have a place to stay...diluar sini berbahaya, ikutlah dengan kami, kita juga punya banyak makanan dan listrik juga masih beroperasi!!" ucap pria itu.

"dilihat dari manapun kalian semua agak mencurigakan" ucap Luxi

"Luxi..."

(attitude nya memang harus direvisi)

Karena hari semakin gelap dan para undead sedikit aggressive di malam hari, akhirnya aku menyetujuinya. Awalnya Luxi sedikit enggan tetapi dia tetap mengikuti dari belakang. Kami sampai di sebuah bangunan tua yang di samping nya di lapisi pagar besi berkawat. Tampaknya mereka menjadikan tempat ini sebagai shelter sebagai tempat tinggal.

Kebanyakan dari mereka yang tinggal disini wanita dan pria muda, hanya ada satu elder disini. Apa ini perasaanku saja atau rasanya seperti pergi ke klub malam? Ya sudah lah... setidaknya malam ini aku bisa tidur tanpa ancaman.

"ada satu kamar kosong di ujung, kalian bisa tidur disitu. Btw namaku Colton Farlow kalian?" ucap nya.

"aku Gisella Vermillion dan ini Luxi aku juga baru bertemu dengannya hari ini, thank you for welcoming us here.

Ketika hendak pergi seorang wanita memberi kami beberapa pakaian ganti dan menyuruh kami membersihkan diri terlebih dulu. Ga mungkin juga kami tidur berlumuran darah begini, ini benar-benar ga nyaman.

"aku biasa tidur kaya gini kok..." ucap Luxi dengan santai.

"seriusan..?" dengan wajah heran

Kamar nya ga begitu luas tetapi layak untuk ditiduri, hanya ada satu kasur berarti kami bakal tidur berdua. Aku mandi terlebih dahulu setelah itu aku membaringkan tubuhku di kasur, rasanya benar-benar nyaman. Sudah sekitar 40 menit Luxi di kamar mandi katanya darah yg melekat ditubuhnya susah dihilangin. Aku sudah menawarkan bantuan tapi dia menolaknya.

"finally selesai juga, mandi itu makan tenaga tau...." ucap nya. sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

Aku sedikit terkejut dengan penampilannya, I think it's my first time to see her like this. ia keluar kamar mandi dengan menggunakan tanktop warna hitam dan celana jersey biru setelah dilihat-lihat tubuhnya bagus juga. kulit nya bewarna putih pucat like a vampire skin, rambut nya bewarna hitam dan mata birunya bercahaya di dalam kegelapan seperti seekor kucing, tubuhnya juga tinggi dan sedikit maskulin. Bibir nya bewarna merah, she look's like a model. Masih ga nyangka kalau sosok yang pertama kali kulihat tadi adalah dirinya.

"why do you look at me like that..? hmmm..?" ucap nya sambil tersenyum mendekat ke arah ku.

"ehh..! aku Cuma sedikit ngelamun kok..." sedikit mundur

Sial, tanpa sadar dari tadi aku menatapnya terus, tunggu kenapa tiba-tiba aku yang jadi salah tingkah gini, I mean she's a girl...

"tidurlah...you need to rest"

"I can't sleep..." ucap nya

Apa dia tidak lelah sama sekali setelah membunuh banyak undead yang berkeliaran di sepanjang jalan. Aku yang hanya melihatnya aja ngerasa lelah. Ahh.. Malam ini aku bisa tidur dengan nyaman, rasanya seperti istirahat setelah seharian kerja. Aku melihat Luxi yang hanya duduk di tepi kasur sambil menatap jendela kamar. Tiba-tiba terlintas satu pikiran di kepalaku

"seperti apa dia dulu?...tapi yang kutahu sekarang I can trust her completely?" 

Seeking Life In A World Of The UndeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang