chapter 22

671 69 5
                                    

Haley POV

Aku tak tahu ini keputusan yang tepat atau enggak, tapi yang kutahu ini cara terbaik untuk mengakhiri semuanya. Sekuat apapun Luxi tak akan sanggup melawan miliaran undead, sebelumnya aku mengurungkan niat ku tapi sekarang aku akan benar-benar melakukannya. Im so sorry...

"kenapa perasaan ku tenang padahal kematian sudah di depan ku." ucap ku melihat ke bawah.

Sebuah tangan menarik ku dan aku terjatuh ke belakang, sangat sulit mengumpulkan niat seperti ini. perasaan tenang yang tadi kurasakan hilang tergantikan oleh ketakutan yang menggerogoti jantungku.

"apa-apaan kau Haley? Itu berbahaya kalau kau jatuh dari ketinggian ini kau bakal mati." Ucap Giselle memegang pundak ku.

"aku tahu.. tapi rasa sakit itu hanya sesaat kemudian aku tak akan merasakan apapun." Ucap ku dengan tatapan kosong.

"kau berusaha mengakhiri hidup mu? why? Bagaimana dengan Luxi? bagaimana dengan ku?" ucap nya.

"bukannya pikiran ku sekarang adalah hal yang paling logis untuk saat ini?" ucap ku.

"aku percaya Haley dunia ini akan membaik dan kau pasti akan dapat kebahagiaan mu sendiri. aku ingin di saat dunia itu membaik kau hadir melihatnya, with you and Luxi as a family. Jadi kumohon jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidup mu lagi. aku kuat karena ada kau dan Luxi yang menemaniku.." ucap Giselle.

"im not strong enough.. let me go please!" ucap ku meneteskan air mata.

"okay sure.. kalau kau lompat aku juga akan lompat!" ucap nya dengan wajah serius.

"kau sudah gila!" ucap ku

"aku gila? kau yang gila? dengar ya kita emang ga bisa kembali ke masa lalu dan mengubahnya tapi kau bisa memulainya lagi dan lagi Someday you will get what you pray for just trust in time.." ucap nya meyakinkan ku.

Sial, kalau dia bilang seperti itu hatiku akan luluh, kata-kata darinya cukup untuk membuatku hidup dang it!! what am I doing right now??

"I'm so sorry Giselle.." ucap ku memeluknya.

"maaf aku tak peka selama ini.." ucap nya.

"how about dinner!!" ucap Jeanne berteriak..

"ayo makan dulu kau pasti juga sudah lapar." Ucap Giselle.

"hmm.." ucap ku sambil tersenyum.

Setelah makan malam aku dan Giselle kembali ke kamar, kami berdua berbaring di tempat tidur sambil menatap dinding-dinding langit. Malam ini terasa lebih sunyi dan dingin..

"Giselle kalau saja dunia ini kembali normal tanpa satupun undead, apa yang akan kau lakukan pertama kali?" Ucap ku.

"ntah lah aku Cuma ingin hidup tenang tanpa sehari pun memikirkan kematian ku" ucap nya.

"well.. kurasa itu yang dipikiran semua orang." Ucap ku.

"ahahaha.. aku menyukai keluarga ku ayah ku sangat pengertian dan ibuku selalu tiada henti meberikan ku perhatian serta kasih sayang, sometime itu ngebuat ku ngerasa beruntung terlahir dari mereka. Kukira menjadi model adalah impian terakhir ku tapi sekarang aku punya impian baru." Ucap nya sambil tersenyum.

"impian baru?" ucap ku.

"aku ingin membuat keluarga seperti ayah dan ibuku. Bagaimana dengan mu Haley" Ucap nya.

"aku ingin kehidupan yang lebih baik bersama mu dan Luxi sampai akhir nanti. Cukup sederhana tapi berkali-kali pikiran ini menghancurkan harapan ku, apalagi dunia ini sudah berada di ambang kematian dan berkali-kali juga aku berpikir apa lebih baik mati dan mengakhiri segalanya. Mungkin saja nenek ku menunggu ku di seberang sana.." ucap ku.

"hey! Kenapa kau berbicara seperti itu? pikiran seperti itu yang mendorong mereka menuju kematian, jadi kau tak boleh berpikir seperti itu. aku menyayangi mu Haley dan karena itulah aku tak keberatan jika aku harus berbagi dengan orang yang kucintai dengan mu, because I believe in you with my life." Ucap nya memegang tangan ku.

"sorry! kalau aku berpikiran seperti ini aku juga menyangimu Giselle," ucap ku.

"ini bukan salah siapa-siapa!" ucap Giselle memeluk ku.

"ahh sial, pikiran ku jadi ga karuan tampak nya malam ini aku jadi sedikit emosional." Ucap Haley.

"aku tahu cara membuat mu lebih baik.." ucap Giselle kemudian ia mencium bibirku untuk membuat ku sedikit tenang.

"that's why! you must stay strong.. kalau kau kenapa-napa Luxi akan meratakan semua nya. kau tahu sendiri dia seperti apa, kita harus menunggunya pulang!" ucap Giselle.

"kemarilah.. let me kiss you more ahahaha..." ucap ku sambil menariknya kedalam dekapan ku dan menciumnya.

Luxi POV

"aku mencintai mu Luxiel dan aku menginginkan mu" ucap Lascrea.

" im sorry..my heart's belong to someone else.." ucap ku.

"jadi gitu.. kau tahu seberapa cemburunya aku saat mendegar mereka mendesah nama mu? dan kau tahu apa yang kulakukan saat itu." ucap nya.

"aku melakukan hal seperti ini untuk meredamkan api itu." ucap nya.

Dia melebarkan kedua kaki nya dan aku bisa melihat cairan vaginanya basah hingga ke celanaku. Kemudian satu jarinya memutar-mutar klitoris miliknya dan satu tangannya meremas-remas dada nya. Aku tak tahu kalau dia bisa bersikap seperti ini, dia mendesah sambil menyebut namaku.

"ahhh...Luxiel ini sangat nikmat...mmhh.." ucap nya sambil menggigit bibir bawahnya.

Sial, aku dapat melihat tubuhnya dengan jelas, pemandangan seperti ini membuat tubuh ku panas.

"mmh.. Luxiel.. punya mu juga mengeras, im so happy!" ucap nya.

Ia membuka liang vagina nya menggunakan tangan kirinya, aku dapat melihat vagina nya yang sempit. kemudian ia menusuknya menggunakan dua jari, suara decakan nya terdengar sangat erotis di telingaku apalagi dalam keadaan sepi, terdengar jelas. To be honest ini membangkitkan nafsu ku, siapa yang akan tahan dengan godaan seperti ini?

"ahh Luxi...penis mu enak sekali baby.." desah nya sambil membayang kan penis ku berada di dalamnya.

Tiba-tiba satu tangannya meremas penis ku dan itu membuat ku sedikit terkejut, ia melangkah mundur hingga kepalanya berada di depan area sensitifku. Dia membuka seleting celana ku dan mengeluarkan penis ku yang sudah mengeras.

"Las we need to sto.." ucap ku tapi ia tak mendengarkan ku sama sekali.

Slurp...Slurp...Slurp..

"ahhh!!! Las! Oh fuck! Ahhh.." ucap ku sambil memegang rambut belakangnya.

Dia menghisapnya dengan sangat nikmat seperti menghisap sebuah permen dan lidah nya mengulum kepala penis ku.

"akhh!! Its good.. but las.. I.. nnh" ucap ku dan ia masih saja melanjutkannya.

Slurp.. Slurp.. Slurp..

"punya mu keras sekali Luxiel.." ucap nya

"aku ingin kau mengeluarkannya di mulut ku.." ucap nya menggesek penisku ke ujung lidahnya. 



aduh kok udaranya jadi panas banget ya?! wkwkwk

yang request up terus... ini author kasih bonus puas g tuh sekali up langsung banyak. mumpung author udh free habis presentasi sama dosen killer wkwkwk

Enjoy....


Seeking Life In A World Of The UndeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang