chapter 56

203 27 0
                                    

To be continued...

Sementara itu, Giselle dan Haley bersatu dalam usaha mereka untuk menciptakan perlindungan. Mereka tahu bahwa mereka harus menyatukan kekuatan mereka untuk menciptakan perisai yang cukup kuat untuk melawan kekuatan Noir yang sangat besar. Giselle, dengan cahaya yang bersinar dari sayapnya, menggabungkan kekuatan cahayanya dengan kekuatan kegelapan yang dikuasai Haley.

"cahaya dan kegelapan harus seimbang atau kita yang akan hancur." Ucap Giselle dengan tegas sementara Haley hanya mengangguk.

Keduanya memfokuskan energi mereka, menggabungkan kekuatan mereka menjadi perisai besar yang menyala dengan aura cahaya dan kegelapan yang seimbang.

Noir melancarkan serangan yang sangat kuat ke arah perisai yang telah dibangun oleh Giselle dan Haley. Setiap pukulan menggetarkan dinding pelindung dengan kekuatan yang hampir menghancurkan segalanya. Giselle merasakan getaran hebat dari setiap benturan, dan semakin lama, kekuatan untuk menjaga perisai mulai memudar. Wajahnya memucat, dan kelelahan mulai mengaburkan pandangannya.

Sementara Giselle berjuang untuk mempertahankan perisai, Celestiel, malaikat agung dengan pedang suci yang bersinar cemerlang, memasuki medan pertempuran. Pedang suci Celestiel memancarkan cahaya yang sangat terang, dan dengan satu gerakan, ia mulai menyalurkan kekuatan sucinya untuk melemahkan Haley. Cahaya suci itu membuat Haley merasakan sakit yang luar biasa, kekuatan iblis di tubuhnya terganggu oleh energi cahaya yang kuat.

Melihat keadaan Haley, Giselle merasa semakin terdesak. Perisai mereka mulai menunjukkan retakan, dan cahaya suci yang disalurkan oleh Celestiel menyebabkan ketidakseimbangan pada perisai yang mereka buat. Saat Celestiel menyerang Haley, dia berhasil menusuk tubuh Haley dengan pedang sucinya, menyebabkan darah segar memancar dari mulut Haley. Pukulan tersebut membuat perisai retak lebih parah dan akhirnya, dengan satu serangan terakhir dari Noir, perisai itu hancur berkeping-keping.

Giselle yang sudah sangat kelelahan mencoba untuk melindungi dirinya, tetapi keadaannya semakin kritis. Ketika ia mengedipkan matanya sejenak untuk mengatur napas, Noir sudah berada sangat dekat dengannya. Tinju Noir yang besar dan kuat tampak akan menghantamnya dalam sekejap. Dalam kekacauan yang terjadi, Giselle merasakan keputusasaan yang mendalam. Dia tahu bahwa dia dan Haley tidak bisa bertahan lebih lama.

"berlutut." ucap seseorang dengan suara yang sangat tenang.

Seketika mendengar kata itu tubuh Noir tidak bisa bergerak sedikitpun kecuali berlutut di hadapannya, kemudian ia menambahkan kekuatannya, yang membuat tubuhnya menjadi tiga kali lebih besar dari sebelumnya.

"berlutut." Ucap seseorang itu dengan suara yang lebih tenang.

Lagi-lagi Noir hanya bisa berlutut saat orang itu menyuruh nya berlutut, walaupun ia berusaha keras untuk bangkit tubuhnya tetap tak mendengarkannya.

Ketika Giselle dan Haley menoleh ke arah suara yang terdengar di tengah kekacauan, mereka melihat Luxi dengan sayap nya yang terbuat dari darah. Luxi, yang sebelumnya terkurung dalam segel Bell, kini bebas dan tampaknya sudah mengatasi batas-batas kemampuannya. Kegelapan yang menyelimuti tubuhnya tampak menyatu dengan darah yang membentuk sayapnya.

Giselle dan Haley tidak bisa menahan air mata saat mereka melihat Luxi. Rasa lega yang mendalam mengalir dalam diri mereka; melihat Luxi kembali berdiri di hadapan mereka memberi mereka harapan baru dan kekuatan.

Malaikat-malaikat yang tadi nya bersantai merasa panik dan ketakutan di wajah mereka melihat Luxi bangkit dengan kekuatan yang sama seperti dulu. Raphiel menggertakan gigi-giginya menatap Luxi dengan kebencian yang mendalam.

Seeking Life In A World Of The UndeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang