13

4.7K 278 49
                                    

***

Terhitung satu minggu sudah salsa menjadi istri lian, satu minggu juga salsa selalu menerima kemarahan, cacian, kekerasan juga bentakan dari lian. Tapi ia juga tak bisa melakukan apapun selain menerimanya dengan hati yang terluka.

Masih dengan rasa takutnya tapi ia mencoba untuk tetap menghilangkan rasa itu. Ia harus tetap menjalankan tugasnya sebagai istri yang baik.


"Mas lian, bangun mas" ucap salsa lembut sambil menepuk tangan lian pelan. Tak ada gerakan dari lian, salsa kembali mengulangi.

"Mas lian bangun, sudah pagi nanti ke kantornya telat" lian menggeliat dari tidurnya dan mengerjapkan matanya. Salsa yang melihat itu langsung menjauh dari lian. Ia tak mau jika lian akan marah lagi nantinya.

Lian bangkit dan meninggalkan salsa begitu saja. Salsa sepertinya sudah mulai terbiasa dengan sikap lian begini, tak pikir panjang ia segera membersihkan kamar dan menyiapkan pakaian kantor untuk suaminya.

Kemudian ia langsung turun ke bawah untuk membuat sarapan. Salsa selalu tetap memasak walaupun masakan nya tak pernah disentuh sama sekali oleh lian, ia akan tetap masak karena ia juga butuh makan. Terkadang agar makanannya tidak mubazir, salsa juga suka membagikan makanannya kepada setiap orang yang lewat depan rumahnya dengan bantuan mang ojak.

Salsa dengan telaten memasak, menatanya di meja makan dan terakhir ingin menuangkan air putih ke gelas. Tapi seketika pergerakannya terhenti ketika ada yang mengetuk pintu rumahnya.

Tok tok tok

Siapa kah yang bertamu sepagi ini. Ini bahkan masih terlalu pagi. Tak pikir lama salsa langsung membukakan pintu itu, ternyata yang datang adalah ibu mertua dan adik iparnya.

"Bundaaaa, adekkk" ucap salsa dengar mata berbinar.

Mereka langsung berpelukan dengan erat layaknya orang yang tak pernah bertemu bertahun tahun.

Pelukan terlepas,

"Maaf ya nak bunda kesini nya pagi-pagi banget, ini cala maksa kesini katanya mau sarapan bareng kalian" ucap yati tak enak.

"Iya kak, cala tiba-tiba pengen aja sarapan disini dan mau minta anterin abang juga ke psikiater, hari ini jadwalnya cala kontrol. Soalnya udah lama juga cala gak di antar abang, biasa bunda terus yang nemenin" ucap syarla.

"Iya gak papa bunda, adek. Caca malah seneng kok kalian kesini jadi rame sarapannya seru. Ayuk masuk, caca baru aja selesai masak" ucap salsa sambil mengajak mereka masuk.

Mereka langsung duduk di meja makan.

"Wah ini kak caca sendiri yang masak?" Tanya cala yang melihat meja makan tertata rapi dengan beberapa makanan untuk sarapan itu.

"Iya dek" jawab salma senyum.

"Seneng deh bunda punya mantu yang pintar masak, kalau gini pasti lian tambah ginuk-ginuk ini dimasakin terus sama istrinya" ucap yati

Salsa hanya tersenyum mendengar ucapan yati. Tapi tidak dengan hatinya yang kini menangis, ia kembali teringat kejadian lian yang tidak mau memakan masakannya bahkan ia lempar begitu saja.

"Ohh iya abang mana kak, lama amat turunnya. Cala udah laper ini gak sabar pengen mam" ucap syarla sambil memegang perutnya.

"Bentar kaka panggilin dulu, tadi mas lian masih mandi" ucap salsa beranjak pergi.

Baru saja salsa mau melangkah kan kakinya. Lian sudah turun dari anak tangga menuju dapur dengan membawa tas kantor dan jas di lengannya.

"Lohh bunda, adek. Kapan kesini nya?" Tanya lian yang kaget melihat ada ibu dan adiknya. Sebisa mungkin ia harus mengontrol dirinya agar tetap terlihat biasa saja.

Sorry For Your GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang