15

6.1K 337 29
                                    


Satu bulan berlalu,

Tak terasa satu bulan lamanya sudah salsa menjadi istri dari seorang lian. Tak ada perubahan sama sekali dari sikap lian. Ia masih saja mendapatkan perlakuan dingin dan kasar.

Tapi ia tetap tidak menyerah, mencoba menerima dan berupaya agar lian mau menerimanya. Walaupun upaya nya selalu tidak dihargai oleh lian. Ia tidak papa akan hal itu karna jujur salsa sudah jatuh cinta dengan lian sejak akad itu terucap dari mulut suaminya.

Sama seperti pagi biasanya. Salsa akan bangun lebih awal untuk masak membuat sarapan, membangunkan lian, dan menyiapkan keperluan lian yang lain. Tanpa lian sadari kini ia sangat bergantung kepada salsa. Salsa justru senang dengan ini, pikirnya dengan lian yang bergantung padanya lambat laun lian akan menumbuhkan cinta itu untuknya.

Sekian lamanya salsa di dapur, menyiapkan sarapan dan vitamin untuk lian. Kaki nya melangkah ke kamar untuk mandi. Sehabis subuhan tadi ia memang langsung memasak terlebih dulu baru ia akan mandi.

Setelah selesai dengan mandinya. Salsa mulai membangunkan lian yang sedari ia tinggal mandi tadi tak ada sama sekali pergerakan dari tidurnya, posisinya masih sama.

"Mas lian,,, bangun mas" ucapnya lembut sambil menepuk lengan suaminya.

"Mas,,,, bangun yuk waktunya ke kantor" ucap salsa lagi.

Entah lah ketika salsa menyebutkan kata kantor setiap membangunkan lian, lian langsung bergerak dari tidurnya. Benar-benar gila dengan kerja pria satu ini.

Lian menggeliat dan mengucek matanya, ia mulai mendudukkan dirinya mengumpulkan nyawa.

"Salsa udah siapin handuk dan air hangat nya, gih mandi" ucap salsa melihat lian yang masih saja duduk dengan matanya yang hendak terpejam lagi. Ini adalah hal yang salsa suka, salsa suka ketika melihat lian yang seperti anak kecil yang susah dibangunkan. Ia lebih suka repot-repot untuk membangunkan lian daripada harus melihat lian yang membentak nya dengan kasar.

Mendengar ucapan salsa, lian langsung menyibakkan selimutnya dan masuk ke kamar mandi.

Salsa tersenyum kala melihat suaminya yang berjalan dengan gontai seperti masih mengumpulkan nyawanya.

"Kayak bayik" ucap salsa pelan.

Dengan gerakan cepat salsa langsung membersihkan kasur bekas lian tiduri. Menata bantal guling dan melipat selimut yang telah berserakan.

Lalu ia menuju lemari dan mengambilkan pakaian kantor lian.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka. Tak seperti biasanya lian mandi dengan secepat ini, salsa bahkan masih di depan lemari untuk mencari kemeja yang cocok untuk suaminya pakai hari ini.

Salsa mengambil kemeja yang menurut nya cocok dengan celana yang akan lian pakai. Tubuhnya menoleh melihat lian yang masih bertelanjang dada dengan handuk di pinggangnya, lian duduk di kasur sedang menunggu salsa memilih kemeja.

"I ini mas kemeja nya" ucap salsa menaruh kemeja nya di kasur degan celana dan jas lian yang sudah ia siapkan.

Lian melirik ke arah salsa, sudah satu bulan pernikahan tapi salsa masih saja gugup ketika melihat lian yang hanya memakai handuk di pinggang seperti ini. Padahal setiap hari salsa selalu melihatnya.

Salsa hendak pergi dari kamar membiarkan lian bersiap memakai baju. Satu langkah kaki salsa terhenti.

"Carikan vest dan dasi navi saya, saya ada meeting penting hari ini" perintah lian yang mulai memakai bajunya di hadapan salsa tanpa rasa malu.

Dengan cepat salsa kembali ke lemari mencari vest dan dasi yang lian inginkan. Salsa mengambilnya dan menyerahkannya pada lian.

Semuanya telah terpasang di tubuh lian, tersisa jas dan dasinya yang masih mengalung di lehernya.

Sorry For Your GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang