Cahaya matahari berhasil mengusik salsa dari tidur nyenyak nya, pelan-pelan salsa membuka matanya. Mengerjapkan mata, menetralkan cahaya matahari dan cahaya lampu kamar yang masih menyala masuk ke dalam retinanya.
Salsa menoleh ke arah balkon, dilihatnya hari sudah pagi. Dan cahaya dari jendela balkon itulah yang berhasil membuatnya terbangun dari tidurnya pagi ini.
Tidak butuh waktu lama untuk mengingat, salsa tidak melupakan kejadian semalam. Dia yang ketakutan karena menonton film dan tiba-tiba listrik di rumahnya padam bersamaan dengan lebatnya air hujan yang turun.
Untungnya ada sang suami yang setia menemaninya, selalu berada di dekatnya dan tidak meninggalkannya seorang diri dalam keadaan gelap gulita.
Salsa menatap wajah lian yang masih terlelap tidur di hadapannya, salsa baru tersadar dengan posisi tidurnya sekarang. Seingatnya, semalam ia tidur berada di atas lian dengan berbantalkan dada lian untuk menaruh kepalanya. Tapi pagi ini, posisi tidurnya telah berubah. Mereka tidur menyamping saling berhadapan dan saling memeluk erat satu sama lain.
Pasti lian yang sengaja merubah posisi tidur mereka, lian pasti tidak mau anaknya yang di dalam perut salsa akan tertindih karena posisi tidur salsa yang seperti tengkurap di atas badannya.
Dengan senyuman di bibirnya, tangan salsa bergerak menyisir surai milik lian. Salsa menyisir rambut yang sudah terlihat panjang itu agar tidak menutupi wajah tampan suaminya.
"Ganteng banget" gumam salsa pelan.
Salsa terus memandangi wajah lian yang masih terlelap, dari dulu ia selalu suka memandangi wajah lian yang tertidur. Karena dulu, hanya saat lian tidur lah tatapan tajam itu tidak pernah ia lihat. Dan hanya saat tidur lah lian tidak akan melukai fisik dan hatinya lagi.
Dan sekarang, mau lian tidur atau tidak, lelaki itu sudah tidak pernah menatapnya tajam lagi. Hanya tatapan kelembutan dan kasih sayang yang terlihat dari mata suaminya ini.
Pria ini sudah berusaha untuk merubah dirinya menjadi lebih baik, menjadi suami yang baik untuknya, dan salsa bisa melihat semua usaha dan perubahan itu.
Tangan salsa kembali bergerak, mengelus lembut pipi lian sambil terus ia pandangi wajah tampan ini sampai ia puas.
"Mukanya kaya bayi" gumam salsa lagi sambil tersenyum.
Merasa ada yang terus bergerak di pipinya, pelan-pelan lian membuka matanya menetralkan cahaya yang masuk ke dalam matanya.
Melihat lian yang mulai tersadar dari tidurnya, salsa langsung menarik tangannya dari pipi lian dan langsung memutus tatapannya dari wajah lian agar tidak disadari oleh sang suami bahwa istrinya terus memandanginya sedari tadi.
"Morning sayang" ucap lian dengan suara seraknya.
Tidak ada balasan dari salsa, ia hanya diam sambil mencoba buang muka dari hadapan lian.
"Sudah bangun dari tadi?" tanya lian.
"Hm"
"Kenapa gak bangunin mas?" tanya lian lagi.
Belum sempat salsa menjawab terdengar suara ketukan pintu dari kamar mereka.
Tok tok tok
Lian melepaskan lingkaran tangannya pada perut salsa, bangkit dan langsung membuka pintu kamarnya.
Ceklek.
Saat lian membuka pintu kamarnya, ternyata yang mengetuk adalah nando sahabatnya. Baru pagi ini nando menampakkan wujudnya lagi setelah menghilangkan diri tadi malam dari padamnya listrik di rumah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry For Your Grudge
General FictionTerpaksa menikah untuk menebus semua kesalahan dimasa lalu yang bahkan dia sendiri pun tidak tahu apa yang terjadi. Ia hanya sebagai korban dari semua ini, dinikahi dengan laki laki yang hidup nya sangat dingin, penuh dendam dan tidak percaya cinta...