22

6.6K 501 105
                                    

Sudah dua hari kepulangan mereka dari puncak. Lian dan salsa masih enggan untuk saling berbicara. Salsa yang biasanya akan lebih aktif untuk menanyakan dan menawarkan apapun yang lian butuhkan kini jadi lebih banyak diam dan hanya mengerjakan apa yang seharusnya seorang istri lakukan.

Sedangkan lian, semenjak kejadian di kamar puncak itu. Lian juga belum ada sama sekali berniat untuk mengajak salsa untuk berbicara. Bahkan mereka sama-sama seperti saling menghindar.

Salsa yang merasa berdosa akibat menolak lian untuk menyentuhnya. Dan lian merutuki kebodohannya sendiri karna tidak bisa menahan nafsunya pada tubuh salsa.

"Lu nape sikk?" tanya nando melihat lian sedari tadi uring-uringan.

"gak papa"

"Pulang dari villa tuh harusnya lebih happy, lebih ceria dan harusnya mukanya lebih fresh gitu loh. Bukan kayak lo gini, kusut amat tu muka" ucap nando.

"Brisik"

"Nihh coba lu lihat muka gue yang ganteng banget ini. Kayak gini loh muka habis liburan tuh, harusnya lebih seger biar tambah semangat lagi masuk kerjanya" ucap nando sambil menunjukkan wajahnya di hadapan lian.

"Ck najis" decak lian kesal dan nando tertawa melihat sahabatnya ini.

"Jangan-jangan lu gak dapat jatah ya dari salsa?" tanya nando sambil menaik turunkan sebelah alisnya.

"Apaan sih!. Emang gue yang gak sudi nyentuh badannya dia" ucap lian yang sudah bisa dipastikan bohong. Tak ingatkah ia kemarin yang sudah ingin sekali menerkam salsa tapi tidak jadi.

"Alahhh bilang aja lu demen kan ama tu bocah?" ucap nando

"Jujur aja" lanjut nando.

"Kagak!!"

"Kok marah sih santai aja dong harusnya" ucap nando meledek.

"Bacot"

Lagi-lagi nando hanya tertawa melihat lian, nando yakin jika hati lian mulai tergoyah dengan adanya salsa dalam hidupnya. Cepat atau lambat pasti lian bisa menerima semua masalah yang terjadi dulu dan mau membahagiakan salsa layaknya istri pada umumnya. Nando tau jika sahabatnya ini memang orang yang baik, tapi nando tak tau saja jika sahabatnya itu hampir membunuh istrinya sendiri di kolam berenang kemarin.

"Gue tuh pusing karna proyek, bukan karena salsa" ucap lian mengelak.

"Biasanya juga banyak masalah kantor, tapi lo gak se lebay ini deh perasaan" ucap nando santai.

"Tapi yang ini beda do, proyek ini beneran hampir gagal karena ada yang mau menyabotase pas gue di villa kemarin. Untungnya anak-anak di lapangan sempat sadar duluan, akhirnya gak kejadian dan kembali aman-aman aja. Walaupun ada beberapa bahan bangunan yang rusak karena sabotase yang gagal itu." jelas lian dengan mode serius.

"HAH!. Lo serius li??" tanya nando kaget. Ia pun baru mengetahui hal ini, selama ia di bali lian benar-benar membiarkannya untuk tetap santai berlibur dan tidak memikirkan pekerjaan dulu. Sungguh bos yang baik hati.

"Iyaa, gue juga masih bingung siapa orang yang mau hancurin proyek yang gue kerjain ini. Mana ini bangunan besar lagi" ucap lian sambil memijat kepalanya.

Ternyata lian memang benar-benar pusing, bukan hanya masalah perasaannya dengan salsa tapi karna di kantornya juga sedang lagi ada masalah tentang proyek yang ia kerjakan.

"Lo gak punya musuh kan li?" tanya nando tiba-tiba, ini bukan masalah yang biasanya mereka alami. Tapi ini masalah yang lumayan cukup besar jika sampai terjadi, karena pasti akan sangat mengalami kerugian yang sangat banyak dan menghambat pekerjaan mereka berikutnya.

Sorry For Your GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang