30

9.9K 700 224
                                    

Lian memarkirkan mobil nya di depan teras rumah, kaki nya melangkah masuk ke dalam rumah.

Setelah ia membuka pintu, rumah nya terlihat sangat sepi, tapi sudah rapi, dan wangi walaupun dengan tataan bunga yang masih layu, terlihat jika bunga-bunga yang biasa salsa pajang belum diganti olehnya.

Tapi lian juga tidak peduli dengan itu, ia langsung kembali melangkah dan memasuki kamarnya.

Ceklek

Pintu terbuka lebar memperlihatkan kamarnya yang juga sudah rapi, bersih dan tentunya juga pasti wangi. Berbeda jauh pada saat ia tinggalkan tadi yang masih sangat berantakan.

Mata nya salah fokus terhadap seorang wanita yang membelakanginya, wanita itu berada di samping Kasur sedang menata bantal dan juga guling dengan gerakan yang lambat, kepala nya yang terus menunduk dan tidak ingin menoleh ke arahnya.

Salsa menyadari bahwa yang masuk itu pasti suaminya, tercium dari aroma maskulin yang keluar dari tubuh lian, aroma ini lah yang ia hirup sepanjang malam kemarin.

Melihat salsa yang terus nunduk tidak berani menatap lian, lian sadar sepertinya salsa masih takut melihat dirinya saat ini. Langsung saja lian bersih-bersih masuk ke kamar mandi.

Telah selesai dengan bersih-bersihnya, lian keluar dari kamar mandi dan tidak ada lagi salsa di kamar nya. Hanya ada baju batik dan celana panjang di atas kasur yang sudah berganti seprai.

***

Lian menuruni anak tangga dengan memakai pakaian yang sudah disiapkan oleh istrinya.

Matanya menjuru ke seluruh arah, tapi tidak mendapati keberadaan salsa di dalam rumah ini.

Lian mencari salsa di taman belakang yang ada di dekat kolam tapi tidak menemukan nya disana, kemudian ia beralih ke belakang rumah tempat untuk menjemur pakaian tapi juga tidak ada salsa disana. Hanya ada seprei yang masih basah tergantung di jemuran itu, itu adalah seprei kasurnya yang ada di kamar nya yang habis terkena noda darah dan cairan pelepasannya semalam.

"Dia bersih-bersih sama cuci seprai sendiri? Kuat banget dia" batin lian.

Tapi satu detik kemudian lian berfikir, pasti noda darah itu yang membuat salsa tidak mungkin menyuruh orang lain untuk membersihkannya. Karena itu najis dan tidak etis untuk orang lain melihatnya. Lagipula salsa mau menyuruh siapa lagi jika dirumah ini hanya ada dia dan dirinya.

Lian kembali melangkah pergi dan masuk lagi ke dalam rumah, kemudian ia keluar rumah mencari salsa di depan rumahnya. Ternyata benar, ada salsa sedang duduk di teras rumah dengan lamunannya. Sampai-sampai ia tak sadar jika sudah ada lian di belakang nya.

"Ehem"

Salsa kaget tiba-tiba ada suara dari belakangnya. Ia menoleh ternyata lian yang berdiri di belakangnya.

"Cepat masuk mobil!" titah lian.

Tanpa menjawab atau mengangguk salsa langsung berlalu pergi, dengan langkah kecil dan pelan salsa melangkahkan kaki nya menuju mobil lian.

Lian melihat salsa yang kesulitan berjalan, tapi sedikit pun tak ada tergerak hatinya untuk membantu salsa, sekedar menggandeng atau merangkul pundaknya. Ia tetap biarkan salsa berjalan sendirian tanpa bantuan.

"Mang ojak" panggil lian.

"Iya tuan?" Mang ojak menghampiri lian.

"Tolong jaga rumah selama saya pergi ya, kemungkinan saya pulang malam. Jaga rumah dan jangan biarkan siapapun masuk ke dalam rumah. Paham mang" perintah lian.

"Paham tuan"

"Good" ucap lian melangkah menuju mobil.

***

Sorry For Your GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang