29

6.8K 493 189
                                    


Pukul 06:00 pagi.

Lian terbangun dari tidurnya, ia merasakan kepala nya pusing pagi ini.

Setelah sadar dengan seutuhnya lian kaget melihat tubuhnya yang naked dan ada salsa di sebelahnya.

Sedetik kemudian ia teringat, ia telah mengambil hak nya dari salsa. Ia ingat apa yang telah ia lakukan semalam.

Dilihatnya salsa yang tertidur dengan meringkuk ke arahnya seperti menahan dingin, dengan tangan yang masih memegang perut dari dalam selimut, sesekali merancau kecil, dahi nya yang juga berkerut menandakan wanita itu tidak pulas dengan tidurnya dan masih ada sisa air mata di sudut mata perempuan itu.

"Sakit ya saa?" gumam lian

"Maaf,,,"

Lian terus memandang wajah salsa, ia melihat salsa yang tidak mengenakan hijab saat ini. Ia suka melihat salsa versi tanpa hijab, rambut panjang ini berhasil membuat lian tak ingin untuk berhenti memandanginya. Ini kedua kalinya ia melihat salsa tanpa mengenakan hijab setelah kejadian semalam.

"Cantik banget kamu sa" ucapnya lagi.

Tangan nya bergerak ingin menyentuh pipi salsa tapi tertahan,

Lian selalu saja mengingat tentang ayahnya yang terbunuh, di tambah lagi teringat dengan pria asing kemarin dan terakhir salsa yang telah lalai menjaga syarla mengakibatkan adiknya hampir tertabrak mobil.

Seketika ia menarik tangannya kembali dan langsung beranjak pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan bersiap ke kantor.

****

Sudah selesai mandi dan mengenakan baju kantornya. Pagi ini sungguh berbeda, biasanya salsa yang akan menyiapkan semua keperluan nya, baik baju kantor maupun sarapan. Bahkan bunga segar yang biasa salsa pajang di atas nakas belum diganti dengan bunga yang baru.

Lian mengambil hp nya yang ada di nakas samping tempat tidur.

Ia membuka ada notifikasi dari bunda dan juga nando. Hati lian ter cubit melihat pesan dari yati, ibunya berkata untuk tidak 'memarahi' salsa tapi lian bahkan sudah berbuat lebih dari sekedar memarahi.

"Maafin abang bun" ucapnya dalam hati.

Kembali lagi lian membaca pesan yati, astaga bisa-bisa nya ia melupakan undangan pernikahan keluarganya sendiri, lian lupa kalau ia akan menjadi wali di pernikahan itu, yang mau tidak mau ia harus hadir di acara tersebut.

Tapi bagaimana dengan salsa? Apa perempuan itu akan bisa berjalan dan ikut dengan lian untuk menemaninya ke kondangan? Apalagi bundanya sudah memberi tahu untuk mengajak salsa.

Lian masih berdiam di dekat nakas sambil menatap salsa yang masih tertidur dengan wajah kelelahannya.

Jujur dari lubuk hatinya paling dalam ada rasa kasihan melihat salsa, ia juga merasa bersalah atas apa yang ia lakukan semalam. Lian mengingat teriakan dan rintihan salsa yang kesakitan akibat ulah nya semalam, tidak seharusnya ia mengambil haknya dengan kasar.

Tapi bukan lian kalau tidak jahat ke salsa. Ia tetap mengikuti ego nya dan meng 'iya' kan apa perkataan ibunya.

💌
Bunda
"Bang, bunda sama cala sudah dirumah. Cala juga sudah tidur, dia baik-baik aja bang. Dia udah balik ceria lagi tadi. Gak perlu marahi istri mu, disini adikmu juga yang salah tidak mau mendengarkan apa kata salsa. Tolong bersikaplah bijak nak, tidak perlu menyalahkan salsa"

"Oh iya bunda mau ngingetin, besok jangan lupa ya hadir di pernikahan Nisa. Abang udah janji sama tante Dewi untuk jadi wali di pernikahan anaknya. Abang gak lupa kan?. Bunda tunggu disana jangan lupa bawa istrimu"

Sorry For Your GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang