49

11.4K 885 254
                                    

Lian mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang sangat amat tinggi di jalanan ibu kota jakarta ini, di kepalanya saat ini adalah hanya ada salsa dan mas bayi. Selepas selesai meeting nya siang tadi nando memang langsung memberitahukan semuanya ke lian.

Di detik dan di menit itu juga lian langsung meminta untuk terbang ke jakarta. Tanpa alasan apapun lagi, ia tidak perduli dengan semua printilan yang tertinggal di kota itu. Yang penting ia harus ada di jakarta secepat mungkin.

Tapi untungnya pekerjaan dan semua urusan mereka telah selesai di kota itu. Semua sesuai dengan perkiraan lian, mereka bisa pulang lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Tapi bukan berarti pulang dengan kabar yang buruk seperti ini yang lian inginkan.

Dan apa yang lian takutkan selama ini terjadi, salsa kembali merasakan sakit karena tau ayah dan kakak nya adalah orang yang jahat. Belum kagi saat salsa mengetahui fakta apa alasan kevin menukar jasad teman nya sendiri demi kepentingan pribadinya.

Hati lian juga bisa merasakan apa yang salsa rasakan, perempuannya itu pasti menangis pilu karena sudah berada di tengah keluarga yang banyak sekali berbuat salah pada keluarganya. Lian yakin itu.

Lian menghentikan laju mobilnya tepat di teras depan rumah, ia sudah tidak perduli lagi dengan mang ujang dan Nando yang mungkin sudah mabok karena lian yang membawa mobilnya seperti orang kesetanan sejak di bandara tadi.

Lian memasuki rumahnya mendapati Nabilla yang menunggu mereka semua di ruang tamu, lian hanya menatap nabilla sekilas. Lalu ia kembali melangkah ke kamarnya menemui salsa.

Ceklek.

Pintu kamarnya terbuka dengan lebar, menampakkan salsa yang berbaring menyamping di atas kasur sambil menatap lurus ke arah balkon. Terdengar suara isak tangis dari istrinya dan terlihat perempuan itu memakai bajunya.

"Sayang"

Salsa berbalik, menoleh ke arah pintu yang ternyata sudah ada suaminya melangkah mendekat ke arahnya.

"Mas lian"

Dengan tenaga yang lemah ini, perutnya yang masih berasa sakit, salsa mencoba bangkit dan menghampiri lian.

Salsa langsung berlutut dan bersimpuh di bawah kaki lian dengan isak tangis yang sudah terdengar. Ia memeluk kaki lian dengan kedua tangannya.

"Maafin salsa mas hiks"

"Hey sayang, jangan begini. Ayo bangun dulu sa, jangan begini sayang" ucap Lian mencoba mengangkat tubuh salsa.

Tapi salsa menolak itu, ia masih memeluk kaki lian dan terus mengucapkan kata maaf sambil menangis memohon ampun.

Lian memegang pergelangan tangan salsa, pelan-pelan ia melepaskan tangan istrinya di kakinya. Lian ikut duduk di hadapan salsa saat ia sudah berhasil melepaskan tangan salsa yang melingkar di kakinya.

"Ampuni salsa mas hiks, maaf" ucap salsa yang terus menunduk di hadapan lian. Jujur salsa sungguh malu sekali menampakkan wajahnya di hadapan lian. Ia sadar telah salah dalam bersikap akhir-akhir ini kepada suaminya.

"Hey sayang, gak perlu minta maaf" ucap lian lembut.

Lian menarik salsa kedalam pelukannya, mencoba memberikan ketenangan untuk istrinya ini. Lian mengelus belakang salsa, dari punggung hingga belakang kepala istrinya dengan sayang.

Salsa pun membalas pelukan lian, pelukan hangat ini yang selalu ia rindukan.

"M-maafin s-salsa mas hiks, s-salsa udah d-durhaka sama mas l-lian. Salsa selalu bentak-bentak hiks, s-salsa ngomong nya s-suka kasar"

"S-salsa udah t-tau semuanya hiks hiks, kak k-kevin jahat. Salsa m-minta maaf hiks"

"Maafin k-keluarga salsa m-mas, s-salsa gak tau k-kalau mereka b-bisa sejahat itu hiks" ucap salsa dengan tangis sesenggukan.

Sorry For Your GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang