Di siang hari yang terik ini, ada sepasang suami istri sedang berjalan melewati lorong rumah sakit. Keduanya telah selesai melakukan check up kehamilan, siapa lagi kalau bukan kehamilan salsa.
Sekarang salsa sudah mulai masuk ke dalam mobil, disusul oleh sang suami yang telah membukakan pintu mobil tersebut. Setelahnya, barulah mereka pergi meninggalkan tempat rumah sakit bersalin ini.
"Salsa bilang juga apa mas, mas gak perlu khawatir. Mas bayi beneran baik-baik aja kan di perut salsa, dokter maya udah bilang sendiri tadi" ucap salsa yang masih berusaha menyakinkan suaminya bahwa ia dalam keadaan baik.
"Mas cuma khawatir sama kalian sa, kamu keram perut nya lumayan lama loh kemarin. Dari siang sampai malam mas pulang, mas takut kamu bohong bilang gak sakit padahal ngerasa sakit. Mas gak mau kamu gak berani bilang hanya karena merasa gak mau di repot kan atau ngerasa gak enak atau apalah itu. Jangan seperti itu ya sayang? Bilang sejujurnya kalau emang merasa sakit atau lagi gak baik-baik aja badannya ya?" Jelas lian panjang lebar.
Salsa tersenyum haru mendengar penjelasan lian, salsa sangat dapat merasakan bahwa suaminya ini memang teramat sayang sekali dengan calon anak mereka ini, dan salsa paham dengan kekhawatiran itu. Dan apa yang pria itu katakan memang ada yang benar. Kemarin salsa sengaja menutupi rasa keram nya dihadapan nabilla hanya karena merasa tidak ingin merepotkan dan tidak ingin membuat siapa pun menjadi khawatir dengan keadaanya.
"Mas sayang banget ya sama mas bayi?" tanya salsa menatap lian.
"Mas sayang kalian berdua sa, tidak hanya sama mas bayi tapi sama kamu sebagai istri mas dan ibu dari anak nya mas. Kalau mas bayi kenapa-napa, sudah dipastikan kamu tidak akan baik-baik aja, karena kamu yang mengandung dan memiliki rahim tempat dia berkembang. Dan kalau kamu yang kenapa-kenapa, sudah pasti mas bayi juga ikut kenapa-napa, karena kamu rumah nya. Jadi mas sayang sama kalian, semua nya sama rata dan kalian memiliki porsi nya masing-masing di hati mas" ucap lian. Sengaja lian mengatakan ini, karena ia tidak mau salsa salah paham mengartikan ucapannya bahwa lian hanya menyayangi anak ini. Tapi lian sangat menyayangi keduanya apalagi salsa adalah istrinya.
Sambil tersenyum salsa mengambil tangan kiri lian untuk ia taruh di atas perutnya dan ia tumpu dengan tangan kirinya juga.
"Salsa paham sama kekhawatiran mas lian, maafin salsa karena sempat gak jujur kalau ngerasa sakit ya mas. Tapi sekarang kan mas bayi beneran baik-baik aja di dalam sini. Mas bayi sehat dan kita sudah kumpul sama-sama sekarang. Ada ayah, ada ibun dan ada mas bayi disini" ucap salsa lembut sambil menyisir rambut lian dengan jarinya.
"Ayah jangan khawatir sama mas bayi ya, mas bayi kuat di perut ibun. Mas bayi akan baik-baik aja sampai lahir nanti. Jadi ayah gak perlu khawatir ya, kan mas bayi jagoan sama kaya ayah" lanjut salsa yang menirukan suara anak kecil dan terus menatap lian sambil mengelus kan tangan lian yang ada di perutnya.
Lian tersenyum mendengar suara itu, ia menepikan mobilnya di pinggir jalan agar ia bisa fokus menatap mata istrinya dan berbicara dengan salsa.
Lian menangkup kedua pipi salsa dan mencium kening istrinya itu sekilas.
"Maaf kalau mas berlebihan ya, mas hanya takut ngerasain kehilangan lagi. Kamu dan mas bayi orang tersayang dalam hidup mas sa, sekarang dan selamanya. Jadi sudah dipastikan mas akan hancur kalau kalian akan pergi dari hidup mas" ucap lian dengan tatapan sendu nya.
"It's oke mas, salsa ngerti. Dan sekarang salsa janji akan merawat juga menerima mas bayi di hidup salsa. Mas tidak perlu khawatir, kita akan baik-baik aja selama mas selalu ada bersama kita" balas salsa yang kembali membawa tangan lian untuk berada di perutnya.
Lian tersenyum menatap salsa, tangannya ia gerakkan untuk mengelus lembut perut salsa.
"Maaf ya tadi pagi mas kelepasan main sama kamu di dapur, harusnya mas gak boleh minta itu sebelum periksa dulu tadi ke dokter" ucap lian yang masih saja merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry For Your Grudge
General FictionTerpaksa menikah untuk menebus semua kesalahan dimasa lalu yang bahkan dia sendiri pun tidak tahu apa yang terjadi. Ia hanya sebagai korban dari semua ini, dinikahi dengan laki laki yang hidup nya sangat dingin, penuh dendam dan tidak percaya cinta...