⏰⏰⏰
Kringggg kringgggg.
Lian ter usik dari tidur nya akibat terganggu mendengar suara jam weker yang terus berbunyi.
Masih dengan memejamkan matanya lian meraba nakas yang ada di samping kasurnya, mencari dimana keberadaan jam weker itu berada. Setelahnya ia dapat, lian mematikan jam pembangun itu dengan matanya yang belum terbuka sempurna.
Lian kembali menaruh jam itu di nakas, saat ia menaruh nya, ia melihat sudah ada lagi bunga segar yang biasa salsa pajang. Seketika lian langsung bangkit dari tidurnya, ia teringat jika semalam ia tidur satu ranjang dengan salsa. Tapi disebelahnya sudah tidak ada salsa. Lantas dimana salsa berada? Mengapa istrinya itu tidak membangunkannya langsung? Biasanya salsa yang selalu membangunkannya di pagi hari, hari ini mengapa malah jam weker yang membangunkan lian? Dan sejak kapan jam weker ini ada dirumahnya?.
Lian berfikir pasti salsa masih marah dengannya, sehingga salsa tidak mau membangunkan nya langsung seperti yang biasanya salsa lakukan untuknya. Lian juga melihat sudah ada pakaian kantor yang salsa siapkan di sofa yang biasa salsa tiduri.
Lian langsung beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi untuk segera mandi dan bersiap ke kantor.
***
Lian menuruni anak tangga menuju meja makan, dilihatnya sudah ada salsa disana, sedang menuangkan air putih di gelas dan menyiapkan beberapa vitamin yang biasa lian minum.
Lian duduk di kursi meja makannya, tidak ada sapaan dari salsa yang biasa salsa lontarkan untuk lian. Dan akhirnya pagi ini lian yang mulai menyapa salsa duluan karena ia memang berniat untuk mengubah sikapnya dengan salsa.
"Pagi sa" sapa lian
Tidak ada jawaban dari salsa, salsa hanya diam sambil menyerahkan sepiring nasi goreng di hadapan lian. Tidak lupa dengan air putih juga beberapa buah-buah nya.
Setelah merasa selesai dengan tugas nya sebagai istri, salsa hendak pergi meninggalkan lian seorang diri di meja sarapan. Tapi tangan nya lebih dulu di tahan oleh lian,
"Sa, gak sarapan?" tanya lian.
"Udah" jawab salsa singkat.
"Jangan lupa minum obatnya ya"
Salsa melepas tangan lian di lengan nya, ia ingin kembali melangkah menuju dapur untuk mencuci piring bekasnya tadi memasak.
"Mau kemana? Istirahat dulu aja sa, jangan banyak gerak kalau masih sakit" ucap lian khawatir.
Salsa tidak perduli apa yang di katakan lian, salsa tetap melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Ternyata gini rasanya di cuekin" batin lian.
Lian pun akhirnya membiarkan apa yang salsa inginkan, ia tak mau jika nanti salsa akan semakin marah lagi padanya. Lian melahap sarapannya sampai habis, lalu ia membawa piring kotornya ke wastafel yang ada salsa sedang membilas teflon bekasnya memasak.
Lian langsung mengambil spons cuci piring yang ada di samping salsa, ia mencuci piring nya sendiri bekas ia makan tadi. Salsa pun terkejut apa yang barusan lian lakukan, ini bukan lian yang biasanya. Pria itu biasanya akan langsung pergi sehabis sarapan, tidak perduli dengan bekas piring kotor yang habis ia pakai.
"Sini biar salsa aja yang cuci!"
"Gak papa biar saya yang cuci, ini kan bekas makan saya. Tenang aja saya cuci nya bersih kok". Jawab lian dengan senyum.
Setelah selesai dengan beberapa teflon dan sutil nya, salsa langsung beranjak pergi meninggalkan lian yang masih di wastafel dengan kegiatannya.
Niat hati lian ingin berdekatan dengan salsa, malah ia ditinggalkan begitu saja. Lian pun langsung buru-buru menyelesaikan cuci piringnya dan menyusul salsa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry For Your Grudge
Художественная прозаBuat kalian yang baca cerita ini, mohon untuk memperhatikan part nya ya. Karena no part di cerita ini tidak berurutan. Jadi di mohon untuk teliti di setiap next part, trims 💙. ### Terpaksa menikah untuk menebus semua kesalahan dimasa lalu yang bahk...