Lian dan salsa telah selesai sarapan, setelahnya kaki mereka melangkah ke luar rumah. Sudah ada mang ujang yang siap mengantarkan lian menuju bandara. Ekspresi lian tidak bisa dibohongi, bahwa ia masih sangat berat sekali meninggalkan sang istri di rumah dengan keadaan mengandung seperti ini.
Sama hal nya dengan salsa, wanita itu sebenarnya juga sedih sekali karena suaminya pergi meninggalkannya selama beberapa hari ke depan. Tapi ia mencoba untuk menutupi kesedihannya di depan lian. Selain ia gengsi, salsa juga tidak mau hal ini akan membuat lian jadi tambah kepikiran dengannya dan anak yang ada di perutnya ini. Salsa tidak mau lian menjadi tidak fokus dengan pekerjaannya yang nanti malah menghambat segala urusan nya yang lain.
"Dasi nya sudah salsa sesuaikan sama kemeja yang mau mas pakai, jadi nanti gak perlu dibongkar-bongkar lagi cari warna yang sesuai. Dasi nya juga sudah salsa bentuk, kalau mau pakai tinggal di kalungin aja di kepalanya lewat lingkarannya ya mas. Gak perlu di bongkar lagi, kalau udah melingkar di leher tinggal di tarik bawahnya biar lebih rapi dan kenceng" jelas salsa sambil memperagakan dengan tangannya.
"Makasih banyak ya sayang, kamu sudah mau bantu urusin semua kebutuhan mas. Seharusnya gak dibantuin juga gakpapa, mas bisa packing sendiri"
"Sudah kewajiban salsa jadi istri" jawab salsa.
Lian mengambil satu kecupan singkat di pipi istrinya, dengan sayang lian mengelus pipi itu sambil menatap mata cantik istrinya.
"Ada yang ketinggalan lagi gak mas?" tanya salsa mengingatkan.
"Ada sayang"
"Apa? Biar salsa bantu ambilin ke dalam" tanya salsa serius.
"Cintanya mas yang ketinggalan, kamu sama mas bayi harusnya ikut mas sayang" jawab lian manja.
"Mulai deh"
"Mas khawatir sama kalian sa"
"Gak ada yang perlu dikhawatirkan mas. Orang salsa baik-baik aja, ada bi ratih sama mang ojak disini yang jagain salsa. Dan ada nabilla juga nanti yang nginap disini buat nemenin salsa, terus apalagi?"
Bukannya membalas ucapan salsa, lian malah langsung memeluk erat tubuh istrinya. Lian menenggelamkan wajahnya di ceruk leher salsa yang tertutup oleh hijab itu, ia menghirup aroma khas dari tubuh salsa sebagai stock obat kerinduannya nanti.
"Baik-baik dirumah ya, janji sama mas kalau kalian baik-baik aja selama mas tinggal. Mas usahaiin cepat selesaikan urusan disana biar gak sampai 3 hari kita udah bisa kumpul lagi sama-sama"
Mendengar itu, tangan salsa terangkat membalas pelukan lian yang tak kalah sama eratnya. Salsa juga mulai mencari kenyamanannya dalam pelukan ini, menyerap semua aroma khas dari tubuh suaminya yang pasti akan ia rindukan ketika hendak tidur nanti.
"Jangan lupa untuk selalu makan makanan yang sehat ya sa, istirahat yang cukup, vitamin sama susu hamilnya jangan lupa diminum. Kamu gak boleh kecapean, kalau naik turun tangga hati-hati, dan kalau mau ke kamar mandi juga hati-hati licin ya sayang. Do'a in mas biar cepat selesai urusan disana ya, biar kita cepat juga ketemu nya"
"Tanpa mas minta salsa akan selalu do'a in mas lian" batin salsa.
"Mas disana juga harus jaga kesehatan ya, jangan terlalu diforsir. Harus tetap istirahat kalau sudah waktunya jam istirahat, nanti mas malah sakit kalau kerja terus tanpa istirahat. Harus banyak minum air putih ya mas, jangan minum kopi terus" ucap salsa.
Lian melepaskan pelukannya, beralih menangkup kedua pipi salsa dan menatap mata cantik itu penuh dengan kelembutan dan kasih sayang.
"Makasih ya sudah mengingatkan, mas janji akan jaga kesehatan sesuai perintah ibun. Kamu gak perlu khawatir ya, mas pasti akan baik-baik aja disana. Tunggu mas pulang ya sayang" ucap lian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry For Your Grudge
General FictionTerpaksa menikah untuk menebus semua kesalahan dimasa lalu yang bahkan dia sendiri pun tidak tahu apa yang terjadi. Ia hanya sebagai korban dari semua ini, dinikahi dengan laki laki yang hidup nya sangat dingin, penuh dendam dan tidak percaya cinta...