Terpaksa menikah untuk menebus semua kesalahan dimasa lalu yang bahkan dia sendiri pun tidak tahu apa yang terjadi. Ia hanya sebagai korban dari semua ini, dinikahi dengan laki laki yang hidup nya sangat dingin, penuh dendam dan tidak percaya cinta...
Sesuai dengan apa yang sudah ia rencanakan dari semalam, bahwa ia akan pergi ke lapas untuk menjenguk kevin dan mencari tau informasi tentang kakak dan suaminya.
Salsa telah selesai bersiap dan juga sudah selesai dengan sarapannya, tapi saat ini ia malah sedang menunggu nabilla yang berada di kamar mandi karena mengeluhkan sakit perut sehabis sarapan tadi. Bukan nabilla namanya kalau tidak BAB dimanapun dan kapanpun.
Saat salsa tengah asik menonton tv sembari menunggu sahabatnya itu, suara notifikasi ponselnya berbunyi.
Ting.
Nando "Sal, sumpah gua udah gedek banget ya sama laki lo dari tadi"
Salsa "Loh? Maksudnya kak? Emang mas lian kenapa?"
Nando
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Noh liat, dari tadi kagak kelar-kelar tuh pake baju. Ngedumel kagak bisa kancing baju sendiri, dibantuin kagak mau alasannya 'cuma salsa yang boleh bantuin gue pake baju'.
Salsa "😭😭😭"
Nando "Lo bilangin dah noh laki lo"
Salsa "Ya ampun itu bulunya kemana-mana, tolong suruh mas lian kancing baju nya kak"
Nando "Ogah, gua malah dimaki-maki noh sama laki lo. Yang ada gaji gue di tar potong sama dia" "Lo bilangin deh lian buru, kita udah harus ke kantor nih"
Salsa "Iya kak, sebentar salsa telpon mas lian ya"
Nando "Ya udah, thanks sal"
Setelah selesai membalas pesan dari nando, salsa melempar ponselnya ke sofa. Ia sendiri tidak kuat dengan ketampanan suaminya, rambut gondrong nya kini sudah bisa di ikat. Belom lagi suaminya itu tidak memakai kancing baju nya dengan benar, membuat gairah di tubuh salsa juga rasanya tidak bisa terkontrol.
"Huaaa mas lian ganteng banget ya allah"
"Tahan sal, jangan sampai kamu kayak kucing birahi lagi pagi-pagi hanya karena cuma lihat bulu nya mas lian" ucap salsa pada dirinya sendiri.
Salsa menarik nafasnya dalam, mencoba mengontrol dirinya. Ia harus menahan rasa ini, tidak mungkin ia menyuruh lian pulang sekarang hanya untuk memenuhi hasratnya. Setelah dirasa nya mulai tenang tubuhnya, salsa kembali mengambil ponselnya yang ia lempar di sofa tadi. Ia harus menghubungi lian, bukan hnya sekedar mengingatkan masalah baju tadi, tapi salsa juga harus izin karena ia akan keluar rumah bersama nabilla.
