59

4.7K 802 266
                                    

Sepanjang jalan menuju villa, tidak ada sama sekali suara yang dikeluarkan dari keduanya. Lian yang fokus menyetir dan salsa yang menangis dalam diam. Ia sangat tidak berani berucap apapun dalam kondisi yang panas ini.

Salsa hanya bisa pasrah menerima semua omelan dan mungkin bentakan atau cacian dari mulut lian nanti ketika mereka sudah sampai di villa.

Sesampainya di villa, lian kembali menggendong salsa masuk ke dalam. Masih belum ada sebuah kata yang keluar dari mulut pria itu, ia hanya diam sambil terus melangkah dengan membawa salsa dalam gendongannya.

Lian mendudukkan salsa di pinggiran kasur. Setelahnya pria itu langsung melepaskan jasnya sendiri, melemparkannya ke sembarang arah lalu menggulung lengan kemejanya hingga batas siku.

Lian melangkah ke arah dapur. Mengambil sebuah tempat besar, lalu menampung air dalam baskom tersebut. Lian juga menaruh air panas pada baskom yang sudah berisi air biasa.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Lian langsung berjalan mengarah ke pintu tersebut untuk membukanya.

Ceklek.

Ternyata yang datang adalah nando, pria itu datang masih lengkap dengan baju yang ia pakai saat ke kondangan tadi.

"Nih li" ucap Nando sembari memberikan bungkusan kecil pada lian.

"Thanks do"

"Yoi, gua langsung cabut" pamit nando.

Lian hanya mengangguk dan langsung menutup pintu villa itu rapat-rapat. Kemudian ia kembali ke dapur. Membawa baskom yang sudah berisikan air hangat tadi dengan satu gelas air putih di tangannya.

Salsa masih pada posisinya, menangis tanpa suara isak yang terdengar.

Lian berjongkok di hadapan kaki salsa. Melepaskan heels sialan itu dari kaki istrinya. Bengkak, lecet dan ada sedikit lebam biru di kaki mulus salsa. Emosi lian rasanya bertambah naik level saat mengingat bandelnya salsa tidak menuruti ucapannya.

Setelah melepaskan heels itu, dan melemparkannya ke sembarang arah. Lian langsung membawa kaki salsa masuk ke dalam baskom yang sudah berisikan air hangat itu. Berharap semoga rendaman air hangat ini bisa meredakan bengkak dan rasa nyeri pada kaki istrinya.

Salsa yang melihat perlakuan itu merasa tidak enak sekaligus merasa tidak sopan kepada lian. Bagaimana tidak, suaminya seperti berlutut di hadapannya melepaskan heelsnya, merendam kakinya sambil memijat nya di dalam air yang terasa hangat.

Salsa sungguh merasa tidak enak kepada lian, ia berusaha untuk menaikkan kedua kakinya yang ada dihadapan lian itu.

"M-mas, s-sal-"

"Jangan ngebantahh?!!!" Potong lian dengan suara yang cukup keras. Dan Lian sigap menahan kaki salsa agar terap berada di dalam air hangat itu.

Lagi-lagi salsa tersentak mendengar ucapan keras dari mulut lian. Air matanya terus mengalir, rasa takut juga rasa bersalah menyelimuti hatinya. Bagaimana ia harus memulai minta maaf sama lian?.

Lian telah selesai merendam kaki salsa. Sekarang pria itu memberikan sebuah obat yang sudah ia suruh nando membelikannya di apotek terdekat. Sesuai dengan yang telah dokter maya resepkan dan aman untuk ibu hamil.

Tanpa berbicara, salsa sudah paham maksud lian. Dengan sigap salsa menyambut obat juga air putih itu di tangan lian, lalu meminumnya.

Uhuk uhuk uhuk.

Salsa sampai tersedak saat meminum air putih untuk melarutkan obat yang ia minum. Terbatuk-batuk salsa meminum obat itu dengan tangis yang sekarang mulai terdengar isaknya. Tangisnya kini sudah tidak dapat lagi ia tahan untuk tidak ia suarakan.

Sorry For Your GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang