Salsa menggeliat dari tidurnya. Tangannya meraba ke arah sisi kirinya, mencari sebuah dada yang biasa ia mainin bulu nya setiap pagi. Tapi tangannya tidak menemukan apapun, ia hanya terasa meraba sebuah bantal dan selimut yang sudah tersibak di arah sisi lain.
Mata salsa mengerjap untuk menetralkan cahaya yang masuk ke retina nya. Perlahan mata nya terbuka, dan ternyata sudah tidak ada lian disamping nya.
"Mas..." Panggilnya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Mas lian...."
Tidak ada terdengar suara yang menyahut. Salsa memutuskan untuk bangkit, dengan kepalanya yang sedikit terasa pusing karena terlalu lama menangis semalam.
Salsa menyibakkan selimut nya, perlahan ia turun dari kasur, lalu berjalan dengan kakinya yang masih sedikit bengkak. Tapi sudah jauh lebih baik dan tidak separah semalam.
"Mas..."
"Mas lian..."
Salsa mencari keberadaan lian disetiap tempat, di kolam, kamar mandi, dan di dapur juga tidak ia temukan suaminya. Hanya ada beberapa menu sarapan yang sudah tersaji di mini bar dapur kecil ini. Lalu, dimanakah lian sekarang? kemanakah lelaki itu pergi? Apakah ia ke kantor? Tapi, salsa rasa tidak. Karena pekerjaannya telah selesai di kota ini. Lantas, Mengapa laki-laki itu pergi tidak izin dengannya? Apakah ia masih marah dengan salsa?.
Salsa menatap sarapan itu tanpa nafsu, hatinya terasa sedih karena tidak tau kemana suaminya pergi. Ia sedih, karena lian pergi tanpa berpamitan dulu dengannya. Lalu ia juga kesal dengan dirinya sendiri karena terlambat bangun. Andaikan ia tidak kebo, pasti dia tau kemana suaminya pergi.
Salsa memutuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dulu, supaya badannya terasa lebih segar dan nyaman memakai baju yang telah berganti baju yang lebih bersih.
Setelah selesai dengan segala aktifitas bebersih nya, salsa kembali membawa dirinya ke kasur. Lalu menyandarkan tubuhnya ke head board. Ia sungguh tidak nafsu untuk sarapan, ia masih memikirkan dimana suaminya sekarang?.
Salsa mengambil ponselnya, memutuskan untuk menelpon lian. Beberapa kali ia memanggil lian. Tapi sayangnya panggilan nya tidak di jawab oleh lian. Salsa semakin di buat gelisah, perasaan nya jadi tidak menentu. Ia ingin menangis, tapi rasanya ia juga sudah lelah karena menangis terus dari semalam.
Akhirnya, salsa memutuskan untuk mengirim pesan saja ke lian. Siapa tau pesan nya ini nanti di balas.
💌💌
Salsa
"Mas"
"Mas kemana?☹️"Salsa masih menunggu balasan pesan dari lian. Tapi tidak juga kunjung dibalas. Salsa membuang nafasnya kasar, ia merebahkan dirinya di kasur. Mengelus perut nya sendiri yang merasakan ada pergerakan dari anaknya.
"Good morning anak ibun. Mas bayi udah bangun ya?"
"Ibun minta maaf ya nak, kemarin ibun sudah bandel karena makan makanan yang pedes-pedes. Mas bayi terasa panas ya di dalam? Mas bayi, gak marah kan sama ibun? Maafin ibun ya sayang, mas bayi jangan ikut marah juga kayak ayah yaa. Ibun sudah sedih banget ini karena ayah pergi tapi ibun gak tau ayah pergi nya kemana" ucapnya, mengajak ngobrol anak yang ada di perutnya.
Ting💌💌
Suara notifikasi pesan masuk terdengar, cepat-cepat salsa kembali bangkit dan meraih ponselnya yang memang berada di samping nya. Tapi raut kecewa terlihat jelas di wajah salsa. Ia pikir itu suara notifikasi pesan dari lian, tapi ternyata itu dari sahabatnya, Nabilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry For Your Grudge
General FictionTerpaksa menikah untuk menebus semua kesalahan dimasa lalu yang bahkan dia sendiri pun tidak tahu apa yang terjadi. Ia hanya sebagai korban dari semua ini, dinikahi dengan laki laki yang hidup nya sangat dingin, penuh dendam dan tidak percaya cinta...