-Part 37-

401 84 43
                                    

Hanya suasana hening yang menyelimuti sosok Wendy dan Joy yang berjalan mengelilingi pasar malam.

"Lo mau beli apa?" tanya Wendy memecahkan rasa canggung yang tiba-tiba saja muncul.

"Ini sudah malam. Gue tidak bisa makan si," balas Joy.

Dahi Wendy mengernyit "Kenapa? Memangnya ada aturan kalau lo tidak bisa makan pas waktu malam?"

"Gue harus menjaga badan gue. Nanti gue gendut," jelas Joy.

Wendy malah menatapnya dengan tatapan tidak percaya "Lo gendut!? Yang benar saja lo! Badan lo sudah sempurna ya! Sudah cocok banget! Gue tidak peduli, pokoknya lo harus makan! Gue tidak ingin lo menyiksa diri lo hanya gara-gara diet!" cowok ini langsung saja menarik Joy menuju ke warung tteobokki yang ada tidak jauh dari posisi mereka.

"Ahjumma, aku pesan tteobokki 2 porsi sekalian sama gorengan ya," pesan.

Sang penjual bergegas menyiapkan pesanan Wendy.

"Lo saja yang makan. Gue temani lo," ujar Joy.

Wendy berdecak "Kalau hanya gue yang makan, untuk apa gue bawa lo ke pasar malam?"

"Gue hanya mau jalan-jalan si," balas Joy santai.

Sang cowok menghela nafasnya dengan kasar "Gara-gara ini gue sudah putusin banyak cewek. Semuanya sama saja. Pada peduli sama diet yang menyiksa diri sendiri," gerutunya.

"Hey, diet itu bagus lo!" protes Joy.

"Diet memang bagus tapi tidak boleh berlebihan juga dong. Badan lo bahkan sudah bagus. Sekarang saja lo kelihatan cantik walaupun lo hanya memakai hoodie,",

"Gue cantik?"

Wendy menelan ludahnya dengan kasar. Astaga, dia sudah keceplosan.

"Y-Ya begitu lah," balas Wendy mengalihkan pandangannya.

Joy malah terkekeh kecil "Baiklah. Gara-gara lo yang sudah jujur itu, gue akan makan bersama lo,"

Bersamaan dengan itu, Ahjumma menghampiri mereka dengan membawa makanan yang sudah mereka pesan.

"Makan yang banyak," ujar Wendy meletakkan gorengan kedalam tteobokki milik Joy.

Sang gadis tersenyum kecil sebelum menikmati makanannya itu.

Namun secara tiba-tiba, Wendy mengusap sudut bibir Joy membuat keduanya terdiam dengan saling bertatapan.

"A-Ada saus," jelas Wendy terbata-bata.

"Bisa-bisanya gue reflek. Tapi dia gemesin,"

"E-Eoh," balas Joy menunduk menahan senyumannya.

"Tenang Joy, jangan baper. Dia itu buaya,"

*
*

Hari libur, Limario langsung saja berangkat ke apartment Chaeyoung untuk menjemput calon gadisnya itu.

Dia datang ke sana dengan berdandan sebagai Lisa gara-gara keinginan Chaeyoung.

"Lah, kenapa lo masih menjadi Lisa?" bingung Jennie yang membukakan pintu apartment.

"Ini syarat dari Chaeng sebelum dia memberi jawaban atas lamaran gue," jelas Lisa.

Jennie mengangguk paham "Kalau dilihat, lo memang cocok menjadi Lisa,"

"Nuna ishhh!"

"Li, ayo," Chaeyoung keluar dari kamar dan menghampiri mereka "Eonnie, aku keluar dulu ya," pamitnya.

"Iya Chae," balas Jennie.

"Ayo Chaeng," tanpa mendengar sahutan, Lisa langsung menggandeng Chaeyoung untuk pergi dari sana.

Sacrifice of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang