Reylan dan para keponakannya bermalam di rumah lamanya saat tinggal di Indonesia, rumahnya itu tidak terlalu besar tapi cukup untuk mereka berlima tinggal di dalam. Halaman dan bagian dalam rumah sangat rapi dan bersih, itu karena Reylan menugaskan beberapa pekerjaan untuk selalu merawat dan membersihkan rumahnya ini.
Karena hari sudah mulai malam saat mereka tiba di rumahnya, Reylan memutuskan untuk mulai menjemput Aruna esok pagi hari. Keputusannya ini sempat di tentang oleh keempat keponakannya itu, tapi Reylan menegaskan bahwa keputusannya tidak bisa di ganggu gugat.
Reylan tidak mungkin mulai menjemput Aruna sekarang, melihat keadaan anak-anak kembar itu yang kelelahan dan kurang tidur, hati nuraninya mana mungkin tega melihat anak-anak unyu Aruna tersiksa seperti ini.
Dengan enggan keempat anak kembar itu masuk ke kamarnya masing-masing, dan pergi tidur tidak lama kemudian setelah membersihkan diri.
Malam semakin larut, Reylan memandangi langit gelap tanpa bintang di atasnya melalui jendela kamarnya. Wajah tuanya yang masih memiliki sisa ketampanan dan guratan tegas itu terlihat rumit memikirkan sesuatu.
"Dia memang pria gila." Monolognya pada kehampaan malam di sekitarnya, Reylan menghela nafas panjang saat mengingat pertemuan pertamanya dengan Vir.
Bertahun-tahun lamanya, saat perusahaanya bekerja sama dengan perusahaan Z.E Croup. Reylan dan Vir bertemu dalam pertemuan untuk membahas mengenai kerja sama itu, keduanya bertemu di sebuah restoran di negara Brazil. Vir datang ke perusahaan Reylan yang berada di Brazil.
Tapi pria itu tidak membahas mengenai kerja sama, malah membahas mengenai Aruna, yang di mana saat itu Reylan sendiri sudah mengetahui tentang keluarganya dan Sang adik. Vir berkata jika dirinya akan menandatangani kontrak kerja sama ini asalkan Reylan datang ke Indonesia untuk mejadi wali nya Aruna.
Reylan tidak menyangka jika Aruna menjalin hubungan dengan Pria ini, tentu saja dirinya tidak setuju jika Aruna menikah dengan Vir. Reylan merasa jika Vir bukan pria baik-baik. Reylan akan pergi dan tidak jadi melakukan kerja sama, Tapi bukan orang gila namanya jika tidak melakukan hal gila. Vir menunjukkan sebuah panggilan video padanya yang di mana itu membuat Reylan di landa rasa takut dan dalam dilema.
Di dalam panggilan video itu terdapat istrinya, Veronica yang tengah hamil muda di sekap dalam sebuah ruangan dengan diikat ke sebuah kursi. Mulutnya di tutupi oleh lakban hitam dan kedua mata indah itu basah oleh air mata. Reylan menjadi marah dan akan memukul pria di depannya tapi di hentikan oleh Gilang.
"Datang atau istri dan anakmu mati." Itu adalah ancaman yang berhasil membuat Reylan menyerah.
Vir tersenyum dan menandatangani kontrak kerjasama lalu berlari pergi karena mendapatkan bisikan pelan dari Gilang di telinganya. Reylan yang tengah marah pun sedikit heran karena melihat wajah putus asa Vir. Kemana perginya wajah tanpa perasaan itu?
Benar-benar pria tidak waras.
Veronica baru di bebaskan setelah pernikahan Vir dan Aruna di langsungkan, itulah sebabnya kenapa Veronica tidak bisa datang ke pernikahan adik iparnya sendiri.
Sangat miris.
Itu bukanlah pertemuan pertama yang menyenangkan untuk diingat. Reylan menghela nafas dan menutup tirai jendela, pergi tidur dengan tidak nyenyak karena terus memikirkan Sang adik yang tengah berada di dalam sarang predator.
• • • •
Keesokan paginya mereka berlima pergi saat langit masih sedikit gelap, satu mobil SUV hitam dan dua motor sport merah gelap dan biru gelap membelah jalanan kota yang masih kosong melompong. Angin jalan menerpa tubuh mereka berempat yang naik motor, mereka hanya mengenakan sweater berlapis jaket karena cuaca di sini tidak seekstrim di Swedia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Montok Milik Presdir - END [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[SUDAH TERBIT E-BOOK, TERSEDIA DI GOOGLE PLAY STORE DAN PLAYBOOK] Namanya Aruna Cielo, yang kerap di panggil 'Gemoi' oleh ibunya karena tubuhnya yang montok dan juga kenyal jika di cubit. Aruna niatnya sih mau kerja dengan tekun di tempatnya bekerj...